05.05.2015 Views

PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA - Elsam

PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA - Elsam

PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005<br />

Bahan bacaan<br />

Materi : Pengadilan HAM<br />

3. Hukum Acara<br />

Pasal 44 UU No. 26 Tahun 2000<br />

menyatakan bahwa pemeriksaan di<br />

pengadilan HAM ad hoc dan upaya<br />

hukumnya dilakukan sesuai dengan<br />

ketentuan dalam undang-undang ini. Hal<br />

ini berarti bahwa hukum acara yang<br />

digunakan dalam pengadilan HAM ad hoc<br />

sama dengan ketentuan yang digunakan<br />

dalam pengadilan HAM yaitu<br />

menggunakan ketentuan dalam UU No. 26<br />

Tahun 2000. Seperti halnya dengan<br />

Pengadilan HAM, ketentuan mengenai<br />

hukum acara yang digunakan juga mengacu<br />

pada Pasal 10 UU No. 26 Tahun 2000 yang<br />

mensyaratkan digunakannya ketentuan<br />

dalam KUHAP kecuali yang ditentukan<br />

secara khusus dalam UU No. 26 Tahun 2000.<br />

Hukum acara yang digunakan dalam<br />

pengadilan HAM ad hoc dalam prakteknya<br />

ternyata juga mengalami beberapa<br />

hambatan. Pengalaman pengadilan HAM ad<br />

hoc untuk kasus pelanggaran HAM berat di<br />

Timor-timur bisa menjadi referensi yang<br />

dapat digunakan untuk menganalisa<br />

efektivitas berlakunya. Beberapa contoh<br />

penerapan hukum acara dalam proses<br />

peradilan HAM ad hoc kasus pelanggaran<br />

HAM berat di Timor–timur mengenai halhal<br />

sebagai berikut :<br />

a. Jangka waktu penyidikan dan<br />

penuntutan pemeriksaan di sidang<br />

pengadilan<br />

Adanya limitasi jangka waktu untuk proses<br />

penyelidikan dan penuntutan menjadi<br />

batasan bagi pihak penyidik dan penuntut<br />

umum untuk melakukan proses penyidikan<br />

dan penuntutan. Dalam berbagai kasus<br />

yang disidangkan untuk pelanggaran HAM<br />

yang berat di Timor-timur ini nota<br />

keberatan/eksepsi dari terdakwa terhadap<br />

proses pemeriksaan dan penuntutan yang<br />

dianggap tidak sesuai atau sudah<br />

melampaui ketentuan undang-undang. 68<br />

Ketentuan tentang jangka waktu ini<br />

terdapat ketidakjelasan mengenai jangka<br />

waktu antara penyidikan dinyatakan selesai<br />

dan kapan hasil penyidikan itu harus<br />

diserahkan untuk dilakukan penuntutan.<br />

Dalam UU No. 26 Tahun 2000 hanya<br />

dinyatakan bahwa penuntutan harus<br />

diselesaikan dalam jangka waktu 70 hari<br />

terhitung sejak tanggal hasil penyelidikan<br />

diterima. Jadi UU No. 26 Tahun 2000 hanya<br />

mengatur tentang lama penyidikan dan<br />

lama penuntutan tetapi tidak diatur<br />

mengenai kewajiban atau batasan waktu<br />

diserahkannya hasil penyelidikan ke<br />

penuntutan.<br />

68 Lihat misalnya eksepsi dari tim<br />

penasehat hukum terdakwa Leonito Martins<br />

(mantan Bupati Liquica) yang menyatakan<br />

dakwaan harus batal demi hukum karena jangka<br />

waktu penyidikan dan penuntutan melanggar<br />

undang-undang. Argumentasi yang dibangun<br />

adalah bahwa Pasal 22 menyatakan lama<br />

penyidikan adalah 240 hari (selama 90 hari,<br />

dapat diperpanjang 90 hari dan dapat<br />

diperpanjang lagi selama 90 hari). Penyidikan<br />

terhadap terdakwa sudah dilakukan sejak<br />

tanggal 18 April 2000 (vide surat perintah Jaksa<br />

Agung RI No. Print-43/E/04/2000 tertanggal 18<br />

April 2000 untuk memulai/melaksanakan<br />

penyidikan atas pelanggaran HAM yang berat di<br />

Timor-timur baik pra maupun pasca jajak<br />

pendapat), dan dari keterangan ini penyidikan<br />

harus sudah diselesaikan tanggal 18 Desember<br />

2000 (240 hari). Surat dakwaan untuk penuntutan<br />

disusun tertanggal 19 Juni 2002, artinya ada<br />

jangka waktu yang melampai ketetuan Pasal 24<br />

UU No. 26 Tahun 2000 tentang jangka waktu<br />

penuntutan yang lamanya 70 hari. Penasehat<br />

hukum menyatakan bahwa surat dakwaan harus<br />

dinyatakan batal demi hukum karena melebihi<br />

jangka waktu sesuai yang ditentukan oleh<br />

undang-undang dan seharusnya penyidikan<br />

harus dihentikan sesuai dengan Pasal 24 ayat 4<br />

UU No. 26 Tahun 2000 .<br />

Lembaga Studi dan Advokasi masyarakat, (ELSAM) 39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!