29.06.2015 Views

Auditoria 28

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Auditoase<br />

cukai yang tetap menganggap tradisi senioritas<br />

layak dipertahankan. Tapi tentu tak ada salahnya<br />

menghormati dan menghargai para pegawai yang<br />

lebih tua. Kalau kita tak bisa menghormati beliau<br />

sebagai auditor yang lebih tua, atau pegawai yang<br />

masuk kerja lebih dulu, hormatilah para beliau<br />

itu sebagai kakak, sebagai orang tua. Tak ada<br />

salahnya bersikap hormat. Menghormati orang<br />

yang lebih tua tidak akan mengurangi kehormatan<br />

kita satu derajatpun. Menghargai para pegawai<br />

senior takkan membuat kita jadi rendah.<br />

Menganggukkan kepala lebih dulu kepada auditor<br />

senior, tak membuat auditor junior kehilangan<br />

harga diri. Menyapa dan memberi salam kepada<br />

para sesepuh kantor tak bakal membuat kita<br />

hina. Memberikan senyuman terbaik di pagi hari<br />

kepada semua penumpang lift adalah bagian dari<br />

kehormatan kita. Pendek kata, bersikap sopan dan<br />

menghargai orang yang lebih tua, tidak akan ada<br />

dampak negatifnya, hanya nilai positif dan positif.<br />

Nilai-nilai positif itu akan berdampak bukan saja<br />

kepada orang yang kita hargai, tapi tentu lebih ke<br />

diri kita sendiri.<br />

Tentu saja hal ini berlaku pula buat<br />

para senior. Jangan merasa diri senior, lantas<br />

mengharamkan diri menyapa lebih dulu. Merasa<br />

diri pejabat, menunggu orang lain tersenyum lebih<br />

dulu. Merasa diri atasan, menyalahkan bawahan<br />

yang tak berucap selamat pagi. Merasa masa<br />

kerja jauh lebih banyak terus bertolak pinggang<br />

menyalahkan pegawai baru dengan dalih etika.<br />

Kalau kita pegawai senior, jadilah senior<br />

yang baik, yang pantas disapa lebih dulu. Jadilah<br />

senior yang menjunjung tinggi kehormatan korps,<br />

agar para junior bersedia menaruh hormat.<br />

Jadilah senior yang pantas diteladani, agar para<br />

junior dengan sepenuh hati berikan penghargaan.<br />

Jadilah senior yang mampu membina junior,<br />

jadilah senior yang tak main kuasa, jadilah senior<br />

yang dengan senang hati membimbing para<br />

junior. Karena dalam kata senior, pasti terkandung<br />

banyak kelebihan, di samping tentu akan selalu<br />

ada kekurangan.<br />

Teringat saya, cerita seorang kawan,<br />

pegawai 2000 ke sini –meminjam istilah beliau-.<br />

Kawan saya ini –sebut saja ilham- bilang, ada<br />

sepuluh ciri orang mulai menua. Bolehlah saya<br />

kutipkan 5 di antaranya, karena yang 5 lainya tidak<br />

lolos sensor.<br />

Satu, dulu sering pake minyak wangi, sekarang<br />

pake minyak angin<br />

Dua, dulu sering makan enak, sekarang sering<br />

makan obat<br />

Tiga, dulu korbankan kesehatan demi kekayaan,<br />

sekarang korbankan kekayaan demi kesehatan<br />

Empat, dulu sering mengkritik generasi tua,<br />

sekarang sering mengkritik generasi muda<br />

Lima, dulu bermimpi mengubah dunia, sekarang<br />

insomnia karena dunia berubaaaaah terus<br />

Sebuah pesan yang sangat “Jlebb” buat<br />

kita, para senior.<br />

Kalau kita masih junior, jadilah junior<br />

yang baik, yang menghormati para senior. Jadilah<br />

junior yang meneladani apa yang perlu diteladani.<br />

Jadilah junior bersedia menerima bimbingan para<br />

senior. Jadilah junior yang mempersempit gap<br />

dengan para senior. Merendah dengan menyapa<br />

terlebih dulu tentu baik sekali, karena toh beliaubeliau<br />

itu layang jadi orang tua kita.<br />

Maka mulailah kita saling menyapa, dalam<br />

satu Itjen. Tidak terkotak-kotak dengan kaku oleh<br />

struktur dan fungsi. Senior atau junior sama saja,<br />

mereka yang menyapa lebih dulu, itu yang lebih<br />

baik. Mereka yang tersenyum lebih dulu, mereka<br />

yang santun, mereka yang menghargai, mereka<br />

yang selalu siap membantu, itu yang lebih mulia.<br />

Bukan begitu kawan?<br />

Mari saling menyapa, saling tersenyum,<br />

karena kita satu keluarga, keluarga besar Itjen......<br />

(cwl, 22 Maret 2012)<br />

30<br />

VOL V No. <strong>28</strong> | Edisi Januari - Februari 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!