11.07.2015 Views

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tidak mengerti apa yang terlukis di dalam hati Raden Ajeng Wungu. JugaBiru tidak memberi tahu bahwa Hidjo itu bakal suaminya.“Marilah kita nanti melihat panorama?” kata Raden Ajeng Wungu kepadaRaden Ajeng Biru senang.“Baik, saya memang ingin melihat-lihat keindahan bukit-bukit yang bagusitu,” jawab Raden Ajeng Biru setuju.Pukul lima sore kedua gadis yang sama moleknya, sama pintarnya dan samasamamencintai ....Pakaian Raden Ajeng Wungu yang serba sutera, melekat di badannya yangkuning itu, sudah menunjukkan bahwa hatinya senang dan badannya sudahsehat. Kalung zamrud dan cincin berlian yang dipakainya semakin membikinelok paras wajahnya. Sepatu bagus yang dipakai Raden Ajeng Wungumembikin bagus jalannya dan bisa menambah banyak bicara daripadabiasanya. Waktu ia berdiri di depan cermin yang ada di pendopo hotel, diasendiri merasa heran melihat wajahnya sendiri, karena semakin bertambahmanis. “Sayang Hidjo tidak melihat wajah saya sekarang!” kata Raden Ajengseorang diri.Raden Ajeng Biru memakai baju sutera yang tidak lebih jelek dari baju yangdipakai Raden Ajeng Wungu. Pun subang Biru yang seharga f.2000,- bersinarsangat terang seperti subang yang dipakai Wungu. Kain Solo seharga f.40-juga tidak kalah baiknya dengan sarung yang dipakai Raden Ajeng Wunguyang seperti sutera. Waktu itu Raden Ajeng Biru berpakaian seperti hendakmelancong dengan Hidjo.Sesudah kedua gadis yang sama cantiknya dan berpakaian sama bagusnya itumeminta pamit kepada orang-tuanya untuk melancong, dia lalu bersama-samakeluar dari hotel hendak melihat-lihat panorama. Karena dari tempat itu kirakiraada dua pal jauhnya, terpaksa Raden Ayu Regent menyediakan keretayang mengikuti jalannya dua gadis cantik itu.“Kusir, jangan terlalu dekat sama kita,” kata Raden Ajeng Wungu kepadakusir yang mengikutinya.” Kamu jalan pelan-pelan saja, nanti kalau kitasudah merasa capek, nanti saya panggil.”“Baik Tuan!” jawab kusir dan dia memerintahkan kepada looper (kenek)supaya kuda yang menarik kereta itu dijaganya.“Siapa yang punya kereta itu?” tanya Raden Ajeng Biru kepada Raden AjengWungu.“Ayah saya sendiri yang punya!” jawab Raden Ajeng Wungu. “Kita ke siniperlu membawa kereta sendiri, karena di hotel tidak ada kereta yang bagus.STUDENT HIJO 31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!