11.07.2015 Views

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Famili Hidjo dan Regent Jarak yang waktu itu ada di Stasiun Balapan,terpaksa harus menunggu sampai beratus-ratus anggota S.I itu meninggalkanstasiun.Pakaian dan wajah R.A. Wungu dan Biru yang elok bisa membikin miringsemua mata beratus-ratus orang yang ada di stasiun itu. Juga para kaum mudayang mengenyam pendidikan ala Eropa, dia akan merasa merugimeninggalkan Stasiun Balapan jika R.A. Wungu dan Biru belum pergi daritempat itu.Semakin lama, orang-orang dan kereta-kereta sudah meninggalkan stasiun,lalu R.A. Biru memanggil dua kereta yang sudah disediakan untukmenjemput tamunya. Dua kereta dengan ban karet yang ditarik dua pasangkuda-kuda besar tersebut bisa menambah kegembiraan tamunya. Meskipundua kereta ini berangkat belakangan dari kereta-kereta yang berbendera S.I.,tetapi bisa berjalan lebih cepat. Dua orang kusir yang menjalankan keretayang dinaiki famili Hidjo dan Regent Jarak, selalu membunyikan cambuknya,untuk memberi tanda akan berjalan lebih dahulu. Sudah barang tentu semuaorang yang duduk di dalam kereta berbendera S.I. sama melihat kebagusankereta dan orang-orang yang menaikinya. “Sungguh ramai di sini!” kataWungu dan melihat beberapa kereta itu.“Besok pagi Sriwedari lebih ramai lagi!” kata Biru yang duduk berdampingandengan Wungu sambil melihat Wardoyo dengan tatapan mata yang manis.“Mas Jo, sudah berapa kali kamu datang ke Solo sini?” kata Birumemberanikan diri dengan perasaan hati yang senang.“Sudah sering!” jawab Wardoyo yang duduk di depan dua orang gadis itu dankaki kanannya ditumpangkan di atas kaki kirinya.“Mas Jo tentu lebih senang di sini daripada di Jarak?” tanya Wungu bergurau.Perkataan itu dibalasnya, “Nee!” tetapi mata Wardoyo yang melihat Birudengan wajah yang terang, jelas menunjukkan bahwa perkataan Wungu ituklop dengan hati Wardoyo.Tidak begitu lama, kereta yang dinaiki Regent Jarak, Raden Ayu dan RadenNganten Potronoyo sudah sampai di depan rumahnya. Pun pula kereta yangdinaiki ketiga muda-mudi itu juga cepat menyusul. Sungguh tidak sedikit rasasenang tuan rumah sekalian beserta tamunya itu. Raden Potronoyo yang barusaat itu juga berkenalan dengan tamu orang-orang besar selalu menunjukkanrasa senang dan kerendahannya.STUDENT HIJO 70

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!