11.07.2015 Views

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sehabis makan, kira-kira pukul 8 malam, datang seorang tamu hendakbertemu dengan R.M. Wardoyo, yaitu teman sekolahnya yang menjadianggota Sarekat Islam.“Zoo, apa kabar?” tanya Wardoyo kepada tamu itu, sewaktu dia keluar darirumah dan berjumpa dengan Prayogo, yang berdiri di depan rumah R.Potronoyo.“Baik!” kata Prayogo setelah berjabat tangan. “Saya mau bicara denganmu!”“Goed, bicara apa? Mari masuk ke rumah!” kata Wardoyo.“Nee, nee, nee!” kata Prayogo. “Saya tidak ada waktu lagi.”“Mau ke mana?” kata Wardoyo“Mau vergadering!” jawab yang ditanya. “Kedatangan saya kemari akanmengajakmu ikut mendengarkan vergadering Sarekat Islam di Kabangan.”“Itu saya senang sekali, tetapi saya belum menjadi Lid S.I.,” jawab Wardoyo.“Ah, itu perkara yang gampang. Saya yang akan menanggungnya,” kataPrayogo dengan gagah.“Mari masuk ke rumah sebentar,” kata Wardoyo mengajak tamunya untukmasuk ke rumah.“Nee, tidak usah!” kata Prayogo. “Saya tunggu saja di jalan, saya bawa auto.”“Baik, tunggu sebentar,” kata Wardoyo terus langsung ke rumah belakang, dimana para kerabat tuan rumah masih duduk-duduk menghadap meja makan.“Siapa Mas?” tanya Wungu kepada saudaranya yang baru datang dari depanrumah.“Sahabat saya!” jawab Wardoyo.Wardoyo hendak memohon izin kepada ayahnya dan R. Potronoyo, tetapibelum ada waktu yang tepat, karena mereka masih ngobrol.“Gok! gok! gok!” Prayogo membunyikan tuter auto-nya untuk memberi tandaagar Wardoyo lekas pulang.Suara tuter auto itu membikin kaget semua orang yang ada di situ. Danmereka melihat ke arah Wardoyo.“Siapa itu?” tanya ayah Wardoyo kepada anaknya.“Teman saya!” jawab Wardoyo.STUDENT HIJO 71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!