11.07.2015 Views

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Ne, tidak! Saya lebih senang makanan Eropa!” kata Hidjo yang membuatsenang mereka itu.“Tetapi saya suka sekali makanan Jawa. Sebab saat-saat tertentu, kalau sayamakan bakmi ada di Indische Restourant (Warung Jawa). Saya rasa, makananitu lebih enak daripada kentang biefstuk yang kita makan ini,” kata Betjedengan panjang lebar.“Ah, kamu Indische (orang perempuan Hindia) Bet!” kata mamanya.“Biarin, saya lebih suka jadi perempuan Hindia daripada jadi perempuanBelanda!” jawab anaknya dengan kenes.Perkataan Betje itu, kecuali ditertawakan semua orang yang ada di situ, jugaHidjo menjawab dalam hati, “Kamu berbahaya!” Hidjo mengerti bahwapertanyaan itu untuk menyenangkan hatinya. Tetapi ia harus ingat juga bahwakedatangannya ke Negeri Belanda itu tidak disuruh untuk main-main. Lebihlebihkalau Hidjo teringat pesan ibunya. Perasaannya menjadi sedih sebab diasudah mempunyai tunangan yang juga familinya sendiri.“Tuan Hidjo!” tanya Betje. “Senang mana Tuan jadi orang Hindia atau orangBelanda?”“Ben je gek, Bet!” [“Kamu gila, Bet!”] kata mamanya marah mendengarkankata-kata anaknya.“Nee, Mevrouw! [Tidak, Nyonya!] kalau kulit saya bisa menjadi putih sepertiorang-orang Belanda, memang saya senang menjadi orang Belanda,” kataHidjo dengan berani kepada nyonya rumah. “Tetapi karena kulit saya inibruin (merah tua), baiklah, saya jadi orang Hindia saja.”“Det geeft niks!” [“Itu bukan soal!”] kata Betje untuk membalas perkataanHidjo. “Kulit merah, menurut pandangan saya kulit merah itu bagus.”Perkataan Betje itu membuat kaget kedua orangtuanya karena kata-kata itutelah menunjukkan bahwa Betje menaruh hati kepada Hidjo.“Kulit merah itu kotor!” kata Hidjo sebagai tanda sopan dan humor.“Ne, ne, tidak!” jawab Betje dengan cepat sambil melihat papanya, mamanyadan Hidjo. “Kulit merah itu faaaaiin [Bagus]!”Pembantu perempuan yang waktu itu hendak melayani makan yang kebetulandekat di situ, dia terpaksa setengah tertawa sambil melihat Betje dan Hidjodan di dalam hati dia berkata; “Nah, sekarang Betje tergila-gila samatamunya!”Sehabis makan, lalu Betje bertanya kepada pembantu perempuannya:“Apakah kamar saya sudah kamu beresin?”STUDENT HIJO 41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!