11.07.2015 Views

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

6YFD2ctlz

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perkataan Raden Nganten itu sangat membikin senang hati suaminya. Tetapiapakah semua kehendak istrinya itu akan bisa dilaksanakan. Sebab dia hanyaseorang saudagar, tentu tidak gampang besanan dengan seorang Regent.“Adinda, saya setuju sekali dangan maksudmu yang sangat bagus itu, tetapiapakah niatmu yang sebaik itu bisa terkabul?” tanya R. Potronoyo kepadaistrinya.“Kanda tidak usah pusing-pusing memikirkan. Asalkan Kanda sudah sepakat,nanti saya sendiri yang akan berusaha. Tetapi Kanda jangan takut kehilanganuang. Sebab kalau maksud saya itu bisa tercapai, tentu tidak mahal bila kitabeli dengan uang sepuluh ribu rupiah,” begitu Raden Nganten berkata.“Memang!” jawab R. Potronoyo setuju. “Kita tentu tidak rugi buang-buangf.10.000,- asalkan maksud kita kesampaian.”Pukul 5, R. Potronoyo dan para tamunya duduk-duduk di muka rumah sambilminum teh dan ngobrol tentang Sarekat Islam yang habis mengadakankongres. R.A. Wungu, Biru dan Wardoyo yang juga ikut duduk di situ, sudahberdandan bagus.“Apakah kamu mau plesir?” tanya Regent kepada anaknya dan melihatkepada tiga anak muda yang ikut duduk di situ.Karena pertanyaan itu, Wungu lalu melihat saudaranya yang seperempattertawa, seolah dia menyuruh Wardoyo, supaya pertanyaan itu cepat dijawab.“Ya!”Akan hal itu, Wardoyo pun paham apa yang dimaksudkan oleh saudaraperempuannya itu. Maka dari itu, Wardoyo menjawab, “Ya!” kepadaayahnya.Raden Nganten Potronoyo yang mendengar perkataan itu bertanya kepadaBiru. “Apakah kamu sudah menyuruh kusir untuk menyiapkan kereta?”“Belum!” jawab Biru. Lalu dia cepat pergi dari tempat duduknya untukmenyuruh kusir menyiapkan keretanya.Kereta sudah siap. Ketiga anak muda itu lantas naik kereta untuk plesirmelihat suasana kota Solo.Raden Mas Tumenggung, Raden Ayu, R. Potronoyo dan Raden Ngantenmerasa senang melihat kerukunan tiga anak muda itu.“O, Raden Ayu!” kata Raden Nganten ketika kereta yang untuk plesir itusudah pergi jauh. “Kalau saya melihat keadaan Raden Ajeng, Raden Mas Jodan Biru, sungguh hidup saya merasa sangat senang!”“Saya demikian juga Raden Nganten!” jawab ibu Wardoyo.STUDENT HIJO 76

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!