12.07.2015 Views

Buletin Asasi Elsam Edisi Maret-April 2013

Buletin Asasi Elsam Edisi Maret-April 2013

Buletin Asasi Elsam Edisi Maret-April 2013

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ANALISIS DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIAASASIANALISIS DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIAKomisi Nasional Hak <strong>Asasi</strong> Manusia (Komnas HAM) sedangmemberikan penjelasan pers tentang kasus penyerangan LembagaPemasyarakatan(LP) cebongan Sleman, D.I Yogyakarta (foto: Al-Khilafah.org)permintaan maaf Natalius Pigai kepada Panglima TNIdi Mabes TNI. Alhasil, posisi Komnas HAM tampakmensubordinasi diri di hadapan TNI.Dalam kasus Cebongan, Ketua KomnasHAM Siti Noor Laila melontarkan pernyataanpernyataanyang tidak taktis dan jauh dari pemikiranyang strategis. Kini, Komnas HAM menjadi sasarankritik, baik dari kalangan TNI maupun kalangan LSMyang menilai Komnas HAM tidak serius menangani9kasus Cebongan. Lagi-lagi, sinisme terhadapkomnas HAM meluas di ruang publik, terutama dijejaring media sosial.Begitulah, pada usia dini, Komnas HAMperiode 2012-2017 menunjukkan secara terangbenderangkepada publik bahwa mereka memilikimasalah besar pada sisi integritas, kredibilitas,kapasitas, kompetensi, dan imparsialitas. Reputasidan wibawa hukum lembaga yang disegani pada eraOrde Baru itu kini betul-betul berada di titik nadir:hampir sulit untuk diselamatkan.perubahan Tata Tertib (Tatib) terkait pergantianpimpinan Komnas HAM yang dilakukan setiap tahun.Perubahan Tatib itu digerakkan oleh isu fasilitasseperti mobil dinas, apartemen, asuransi, tiketpesawat. Di sisi lain, sebagian kalangan menilaiperubahan tatib itu bertujuan untuk melemahkanKomnas HAM demi memuluskan calon presiden yangterganjal isu HAM.Prinsip kolektif kolegial dan reformasibirokrasi yang menjadi argumen sembilan komisionerpendukung perubahan Tatib sangat rapuh, penuhparadoks, dan mencederai akal sehat. Tak kurangpara mantan anggota Komnas HAM, para korbanpelanggaran HAM, koalisi LSM, staf Komnas HAM,media massa, DPR RI, Dewan PertimbanganPresiden (Wantimpres), serta masyarakat luas telahmendesak agar Komnas HAM menganulir perubahanTatib. Bagi mereka, rotasi pimpinan pertahun akanmengganggu pengelolaan keuangan, penanganankasus, dan hubungan antarlembaga.Sembilan komisioner Komnas HAMbergeming. Mereka adalah mayoritas. SidangParipurna pada 6 <strong>Maret</strong> <strong>2013</strong> memutuskan pimpinanbaru Komnas HAM <strong>2013</strong>-2014 yang ditandai aksiwalk out empat orang komisioner yang tidakmenyetujui perubahan Tatib. Gaduh internal KomnasHAM di usia dini telah mempengaruhi kepercayaanpublik. Berbagai cibiran menyebar luas di jejaringmedia sosial. Komnas HAM mengalami delegitimasi.Reputasi jatuh hampir di titik nol.Tak berhenti sampai di sini. Beberapaanggota Komnas HAM melontarkan berbagaipernyataan kontraproduktif. Dalam kasuspenembakan TNI di Papua, salah seorang anggotaKomnas HAM, Natalius Pigai, menyatakan anggotaTNI pantas ditembak karena kerjanya hanya tidur dan8nongkrong. Komentar sembrono itu berakhir denganKeterangan1. Didik Supriyanto, “Data dan Fakta Kerja” dalam DidikSupriyanto, Lima Tahun Komnas HAM: Catatan Wartawan(Jakarta: Forum Akal Sehat, 1999) hal 67-68.2. Cornelis Lay dan Pratikno, Komnas HAM 1998-2001:Pergulatan dalam Transisi Politik (Yogyakarta: Fisipol UGM,2002), hal 5.3. Keterbatasan itu meliputi mandat yang terbatas, suplaikeuangan yang minim, tata organisasi yang belum mapan.Selain itu, Komnas HAM juga dihadapkan pada persoalaneksternal yang berat, seperti pesimisme dari kalangan ornopyang meluas dan karakter negara yang represif.4. Pratikno dan Cornelis Lay, Komnas HAM 1993-1997:Pergulatan dalam Otoritarianisme (Yogyakarta: Fisipol UGM,2002), hal 168.5. Ibid, hal 136-141.6. Cornelis Lay dan Pratikno, op.cit., hal 195-196. Fragmentasiitu diawali oleh perbedaan sikap anggota Komnas HAMterhadap langkah dan kerja KPP HAM yang dibentuk KomnasHAM untuk kasus-kasus pelanggaran HAM yang berskalabesar dan memiliki efek politis yang sangat tinggi.7. Enny Soeprapto, “Menjadikan Komnas HAM Ujung TombakPerlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia”, 2007,makalah tidak diterbitkan.8. http://nasional.kompas.com/read/<strong>2013</strong>/02/22/16582931/Komnas.HAM.Penembakan.di.Papua.akibat.TNI.Tak.Siaga9. http://www.tempo.co/read/news/<strong>2013</strong>/04/11/063472786/Komnas-HAM-Dituding-Tak-Serius-Usut-CebonganEDISI MARET-APRIL <strong>2013</strong>13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!