12.07.2015 Views

ES indo design.indd - La'o Hamutuk

ES indo design.indd - La'o Hamutuk

ES indo design.indd - La'o Hamutuk

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

erumur pendek antara UDT dan Fretilin. Ketika persekutuan ini terancam pecah,ada anggota-anggota dari kedua partai itu yang berusaha keras untuk membuatnyabertahan. Komisi mendapatkan keterangan bahwa bahkan dalam bulan Agustus-September 1975 ketika harapan-harapan akan perujukan dengan terburu-burudihancurkan oleh gerakan bersenjata UDT dan “perang sipil” yang tanpa didugadugadikobarkannya, ada orang-orang yang mengupayakan membuka dialog antarapartai-partai yang bertikai. Dalam bulan-bulan awal setelah invasi, ketika maknanyayang sejati menjadi nyata bagi banyak orang Timor-Leste yang mendukungnya, Komisijuga mendapatkan keterangan mengenai adanya upaya diam-diam untuk rujuk antarapihak-pihak yang bermusuhan dalam perang sipil. Upaya-upaya awal ini gagal, tetapimereka adalah pelopor dari pertumbuhan yang perlahan dan terus berlangsung suatukesadaran nasional sejati yang ditempa dalam perjuangan panjang penentuan nasibsendiri.Pada tahun-tahun pendudukan, Perlawanan menjadi gerakan yang inklusif yangmencari cara-cara melibatkan orang Timor-Leste dari semua latar belakang politik danorang-orang yang tanpa kesetiaan partai, termasuk anggota-anggota Gereja Katolik.Ketika Perlawanan bergeser dari ideologi garis keras pada dasawarsa 1980-an danmengambil strategi “persatuan nasional,” gerakan ini merangkul semua pihak yangmendukung penentuan nasib sendiri rakyat Timor-Leste. Sejak awal dasawarsa 1980-an, anggota-anggota UDT dan Fretilin di pengasingan mulai bekerja bersama untukmempengaruhi masyarakat internasional. Jalan ke perujukan tidaklah lancar – tetapitekad bersama pada kebebasan dan penentuan nasib sendiri memelihara upaya-upayaini. Secara kelembagaan, Perlawanan bergeser dari kepemimpinan partai tunggalFretilin ke Conselho Revolucionário de Resistência Nacional (Dewan RevolusionerPerlawanan Nasional, CRRN), kemudian Conselho Nacional de Resistência Maubere(Dewan Nasional Perlawanan Maubere, CNRM), dan akhirnya Conselho Nacional deResistência Timorense (Dewan Nasional Perlawanan Bangsa Timor, CNRT) – yangsetiap pergeseran menandai perluasan yang semakin besar gerakan untuk merangkulsemua orang Timor-Leste yang bertekad sama. Generasi baru dasawarsa 1980-andan 1990-an semakin mengadopsi perspektif yang nasionalis non-partisan mengenaiperjuangan.Lebih jauh, Perlawanan belajar tentang kekuatan dialog damai sebagai satu saranamenciptakan pemahaman bersama dan membangun kepercayaan. Pada 1983 gerakanPerlawanan memperkenalkan rencana damainya yang pertama dan pada awal tahun1990-an CNRM menyebarluaskan satu rencana perdamaian yang mengusulkan dialogtanpa syarat untuk mencari penyelesaian konflik. Pada pertengahan dasawarsa 1990-an, di bawah naungan PBB, orang Timor-Leste dari latar belakang pro-kemerdekaandan pro-integrasi berkumpul untuk melakukan serangkaian pertemuan yang disebutAll-Inclusive Intra-East Timorese Dialogue (Dialog Antar Orang Timor-LesteMencakup Semua). Ketika perubahan benar-benar terlihat mungkin di Timor-Lestepada tahun 1998, tetapi terancam oleh kekerasan, para Uskup Katolik di Timor-Leste mempertemukan para pemimpin pro-kemerdekaan dan pro-integrasi dalamsuatu pertemuan yang dikenal sebagai Dare I. Pertemuan kedua, disebut Dare II,diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1999, ketika kekerasan menghadapkanKonsultasi Rakyat pada risiko.Bisa dikatakan bahwa kekerasan September-Oktober 1999 membuat gagalnya inisiatifinisiatiftersebut. Tetapi, ini tidak memahami maknanya yang sejati, yaitu bahwaselama 25 tahun ada orang-orang Timor-Leste yang berjuang untuk menemukanpenyelesaian damai untuk mengatasi perpecahan, dan bahwa pada akhirnya,16

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!