You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
The Way of the Shepherd<br />
Tidak akan lama.”<br />
Selama lima belas menit saya memperhatikan Dr. Neumann<br />
memeriksa kolam memastikan airnya aman untuk diminum<br />
oleh domba dan memeriksa keadaan pagar. Beberapa kali dia<br />
berhenti dan menggunakan tumit sepatunya untuk menutup<br />
lubang yang dibuat oleh domba di bawah pagar. Beliau juga<br />
memeriksa padang rumput, memastikan tidak ada tanaman<br />
beracun yang tumbuh. Akhirnya dia berkata, “Ayo ke rumah,<br />
saya masakkan sarapan buat kita.”<br />
Lima puluh lima menit kemudian, setelah sarapan yang<br />
penuh dengan kehangatan dan dua cangkir kopi pahit, kami<br />
membereskan meja. Sambil membersihkan wajan yang masih<br />
mengepul, Neumann memandang saya dan bertanya, “Kamu<br />
siap?”<br />
“Ya,” jawab saya. “Ayo kita mulai.”<br />
“Bagus! Ayo saya antar kamu kembali ke kampus.”<br />
Saya kaget. “Apa!” saya protes. “Apa maksud Anda kembali<br />
ke kampus.” Saya pikir saya telah mengorbankan hari Sabtu<br />
saya untuk mempelajari bagaimana caranya memimpin orang.<br />
Tapi yang kami lakukan hanya memeriksa domba bau. “Kapan<br />
pelajaran pertamanya akan dimulai?”<br />
Neumann mengelap wajan dengan tenang. “Sudah tadi. Dan<br />
mereka bukan domba bau.”<br />
“Apa maksud Anda, kita sudah memulai pelajaran? Apa saya<br />
ketinggalan sesuatu?”<br />
Neumann menaruh wajan, berjalan ke ujung meja dan duduk.<br />
“Kamu sudah belajar pelajaran pertama dalam memanajemen<br />
orang.” katanya tenang. “Dan ya, kamu ketinggalan. Tapi saya<br />
tidak heran. Banyak manajer yang seperti itu.”<br />
Rasa frustasi saya memuncak seiring dengan pikiran saya<br />
telah kehilangan pelajaran dan mengorbankan hari Sabtu saya.<br />
“Kapan pelajarannya dimulai?” tanya saya dengan suara pelan.<br />
“Di padang rumput?”<br />
24