13.12.2016 Views

Bisnis Surabaya edisi 290

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

10 Gerbang Jatim<br />

EDISI <strong>290</strong>/TAHUN 06, 12 - 18 DESEMBER 2016<br />

Jelang Natal dan Tahun Baru<br />

Disnak Kab Blitar Sidak Daging<br />

Menjelang perayaan<br />

natal dan malam<br />

tahun baru 2017,<br />

jauh-jauh hari Dinas Peternakan<br />

Kabupaten Blitar, menggelar<br />

sidak daging ayam maupun sapi.<br />

Dengan sasaran pasar tradisional<br />

dan pedagang rumahan, Senin<br />

(5/12). Dalam sidak tersebut, ada<br />

dua agenda penting yang menjadi<br />

tujuan. Yang pertama, memastikan<br />

stok aman kebutuhan daging yang<br />

dibutuhkan konsumen. Yang ke<br />

dua, kelayakan daging yang benarbenar<br />

aman jika dikomsumsi oleh<br />

manusia.<br />

Artinya, kondisi daging sehat.<br />

Tidak berpenyakitan atau daging<br />

gelonggongan yang banyak mengandung<br />

kadar air. Salah satunya<br />

yang disidak adalah Pasar Gambar,<br />

Kecamatan Sidodadi. Pasar tradisional<br />

terbesar di wilayah Blitar,<br />

bagian barat. Yang menjadi sasaran<br />

pertama adalah penjual daging<br />

ayam bagian dalam pasar.<br />

Hampir semua pedagang<br />

ayam di pasar ini, diminta mengisi<br />

blangko yang disediakan petugas.<br />

Yang intinya, berapa banyak daging<br />

ayam yang dijual rata-rata per<br />

hari. Selain itu, ada keluhan atau<br />

tidak dengan distribusi yang dilakukan<br />

oleh peternak ayam. Setelah<br />

semuanya beres, petugas memerik-<br />

sa satu persatu kondisi daging ayam<br />

potong tersebut.<br />

Dengan menggunakan moisture<br />

meter, alat pengukur kadar air daging,<br />

petugas memeriksa tumpukan<br />

daging yang ada di lapak-lapak.<br />

“Kondisi daging ayam yang dijual<br />

pedagang,secara umum bagus.<br />

Dan, stoknya pun aman,” tutur dr.<br />

Nanang Miftahudin Kasi Produk<br />

Pangan Asal Hewan Dinas Peternakan<br />

Kabupatena Blitar.<br />

Tidak hanya itu, petugas kesehatan<br />

Dinas Peternakan ini juga<br />

meneliti dengan teliti jeroan ayam.<br />

Mulai dari ampela, hati, dan usus.<br />

Sebab, dikawatirkan jeroan ayam<br />

tersebut kurang sehat. Misalnya,<br />

saja terdapat cacing hati dan busuk.<br />

“Ternyata semuanya bagus, kok.<br />

Bahkan, kondisinya masih segar<br />

dan layak dikonsumsi,” lanjut dokter<br />

berkulit sawo matang ini.<br />

Sejurus kemudian, petugas<br />

menuju ke arah penjual daging<br />

sapi yang berjajar sebelah barat<br />

pasar. Dengan menggunakan alat<br />

yang sama, petugas memeriksa<br />

daging yang digantung di atas<br />

lapak. Hasilnya semua daging sapi<br />

dinyatakan bagus. Tidak ada yang<br />

berpenyakitan maupun kelebihan<br />

kadar air. “Kondisnya bagus. Karena<br />

pondus Hidrogenii (pH) –nya<br />

antara 6-7 (pH netral),” kata dr.<br />

Nanang memastikan.<br />

Hasil sidak ini, petugas berani<br />

menjamin bahwa stok daging ayam<br />

maupun sapi di pasaran aman untuk<br />

kebutuhan perayaan natal dan<br />

tahun baru. Selain itu, konsumen<br />

tidak ragu mengkonsumsi daging<br />

yang dijual para pedagang.<br />

Karena sejauh ini,tidak ditemukan<br />

sedikitpun daging yang tak layak<br />

konsumsi. Kendati demikian, Dinas<br />

Peternakan Kabupaten Blitar tetap<br />

memantau sehingga daging dipasaran<br />

benar-benar aman. (rul)<br />

Dinkes Kabupaten Blitar<br />

Minta Masyarakat Waspadai<br />

7 Penyakit di Musim Hujan<br />

Curah hujan yang meningkat akibat anomali cuaca, menyebabkan<br />

beberapa lokasi di Kabupaten Blitar rawan terjadi banjir. Sampah<br />

yang menumpuk, serta suhu udara yang cepat berubah memudahkan<br />

ketahanan tubuh menurun drastis. Berbagai penyakit pun siap<br />

mengintai. Langkah paling mendasar adalah menjaga kebersihan.<br />

Hal ini seperti yang di sampaikan<br />

dr. Kuspardani, Kepala Dinas<br />

Kesehatan Kabupaten Blitar, Kamis<br />

(8/12). Di musim hujan seperti<br />

ini, biasanya selalu diikuti<br />

dengan munculnya berbagai macam<br />

penyakit. Mulai dari penyakit<br />

ringan hingga penyakit berat<br />

yang membutuhkan penanganan<br />

serius. Untuk itu, menjaga lebih<br />

penting daripada mengobati.”<br />

Menjaga kebersihan lingkungan<br />

dan menjaga pola makanan itu<br />

pada prinsipnya,” kata dr. Kuspardani<br />

dihadapan sejumlah awak media.<br />

Menurutnya, paling tidak ada tujuh jenis penyakit yang harus diwaspadai<br />

pada saat musim hujan seperti sekarang ini. Yang pertama<br />

diare. Penyakit ini, sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu<br />

(personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah hujan yang<br />

tinggi maka potensi banjir meningkat dan menyebkan air disekitar<br />

tercemar. Disamping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian<br />

yang fasilitas dan sarana serba terbatas. Termasuk ketersediaan<br />

air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan penyakit<br />

diare disertai penularan yang cepat.<br />

Kedua,Leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang<br />

disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis,<br />

karena ditularkan melalui hewan/binatang, terutama tikus. Karena<br />

pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus<br />

yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar. “ Kotoran dan air<br />

kencing tikus itu yang menjadi penyakit, karena bercampur dengan<br />

air banjir,” papar perempuan murah senyum ini.<br />

Ketiga, (ISPA), Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Dapat berupa<br />

bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat<br />

berupa batuk dan demam, kalau berat dapat/ mungkin disertai sesak<br />

napas, nyeri dada dan lain-lain. Keempat, Penyakit Kulit. Penyakit ini<br />

dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Kelima, saluran cerna.<br />

Penyakit saluran cerna ini misalnya demam tifoid, maag, tukak lambung,<br />

dan lain sebagainya<br />

Enam lainnya adalah penyakit kronik. Penyakit ini terjadi karena<br />

penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan,<br />

dan apalagi bila banjir berhari-hari. Dan yang terakhir adalah penyakit<br />

demam berdarah. Penyakit ini akibat gigitan nyamuk aedes<br />

aegypti. Penyakit ini tergolong bahaya dan mematikan jika terlambat<br />

dalam penanganannya. “Intinya itu, jaga kebersihan lingkungan.<br />

Jangan sampai menjadi sarang nyamuk, itu pasti aman,” pungkasnya.<br />

(rul/adv)<br />

Limbah Kayu Diolah jadi Miniatur Kapal<br />

Inspiratif, Bernilai Tinggi<br />

A.987<br />

Tempatnya sederhana.<br />

Tidak terlalu luas dan<br />

bangunannya pun minimalis.<br />

Itulah gambaran kecil tempat<br />

usaha pembuatan miniatur kapal<br />

yang dikelola Prianto. Tepatnya di<br />

Desa Tlogo, Kecamatan Kanigoro,<br />

Kabupaten Blitar, Jawa Timur.<br />

Meski lokasi keberadaannya<br />

dalam perkampungan kecil yang<br />

jauh dari pusat keramain kota Blitar,<br />

namun usahanya ini dikenal<br />

dimana-mana.<br />

Tidak hanya di wilayah Blitar,<br />

tetapi lain daerah seperti Tulungagung,<br />

Kediri, Jombang, Malang,<br />

Banyuwangi, juga mengenalnya.<br />

Bahkan, di kota-kota besar seperti<br />

Jogyakarta, Bali, Jakarta, <strong>Surabaya</strong>,<br />

Medan, tak asing dengan usaha<br />

yang dikola bapak satu anak ini.<br />

“Kalau pasar lokal, hampir daerah<br />

ada. Sekarang ini mulai ada satu,<br />

dua pesanan dari negara tetangga,”<br />

ungkap Prianto pada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong><br />

pekan lalu.<br />

Usaha pembuatan kapal dari<br />

limbah potongan kayu jati ini,<br />

dimulai Prianto sejak satu tahun<br />

lalu. Ketika ia memutuskan berhenti<br />

sebagai salesman onderdil<br />

motor. Waktu itu, ia melihat banyak<br />

limbah potongan kayu di salah satu<br />

pembuatan mebel. Oleh Prianto,<br />

potongan kayu jati tersebut kemudian<br />

dibeli dengan harga murah.<br />

Setiba di rumah, limbah potongan<br />

kayu jati tersebut dijemur hingga<br />

kering. Karena belum ada ide,<br />

potongan kayu tersebut ditumpuk<br />

di samping rumahnya. Seminggu<br />

kemudian, terbersit dalam benaknya<br />

ingin membuat miniatur<br />

kapal. Dengan menggunakan<br />

perkakas pasah, gergaji, bor, jadilah<br />

miniatur kapal yang diinginkan.<br />

“Pertama kali saya buat jenis kapal<br />

feri,” cerita Prianto.<br />

Minitur kapal penyeberangan<br />

tersebut, selanjutnya oleh Prianto<br />

dipajang di ruang tamu sebagai<br />

koleksi pribadi. Tanpa disangka,<br />

miniatur kapal buatannya ini banyak<br />

yang menyukai. Kemudian<br />

minta dibuatkan Prianto. Seiring<br />

dengan waktu, lelaki tamatan STM<br />

ini ingin mengembangkan usahanya<br />

dengan cara membuat jenis<br />

kapal lainnya. Mulai dari Dewa<br />

Ruci, Amerigo Pesi, dan lain sebagainya.<br />

Dengan semakin banyaknya jenis<br />

miniatur kapal ini, tempat usaha<br />

Prianto ini semakin dikenal banyak<br />

orang. Termasuk jumlah permintaannya<br />

pun terus bertambah. Tidak<br />

hanya wilayah Blitar saja yang harus<br />

dilayani, tetapi luar daerah juga<br />

banyak yang pada ngatre. Tidak<br />

ingin kehilangan rejeki, Prianto pun<br />

akhirnya merekrut beberapa orang<br />

karyawan. “Ada 5 orang karyawan<br />

yang membantu saya. Dan, Alhamdulillah<br />

sumua pesanan dapat<br />

terlayani,” paparnya.<br />

Prianto dan miniatur hasil karyanya<br />

Masing-masing miniatur kapal<br />

buatan Prianto ini, memiliki harga<br />

variatif. Tidak sama. Tergantung<br />

ukuran ,tingkat kesulitan, dan lamanya<br />

pengerjaan. Yakni antara Rp<br />

150.000,- hingga Rp 750.000,- per<br />

biji. Dan, dalam satu bulan Prianto<br />

mampu menembus omset hingga<br />

puluhan juta rupiah.(rul)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!