You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
EDISI <strong>290</strong>/TAHUN 06, 12 - 18 DESEMBER 2016<br />
PERGERAKAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA SEPEKAN<br />
Bank<br />
5<br />
TANGGAL<br />
AUD EUR HKD JPY SGD USD<br />
Sumber : BI(ton)<br />
Bank Indonesia Jawa Timur memprediksi pertumbuhan<br />
ekonomi di Jawa Timur akan mencapai 5,7<br />
persen di akhir tahun 2016. Hal ini dikarenakan<br />
inflasi mampu terjaga dengan baik. “BI Jatim yang masuk bagian<br />
TPID terus berupaya menekan disparitas harga. Termasuk<br />
mencegah terkereknya harga komoditi terlalu tinggi yang jelas<br />
memicu inflasi. Kami juga berhasil memotong rantai distribusi<br />
untuk menekan harga,” terang Kepala Bank Indonesia Jawa<br />
Timur Benny Siswanto dalam pertemuan tahunan BI Jatim di<br />
<strong>Surabaya</strong>, Selasa (6/12).<br />
Dikatakan Benny, BI Jawa Timur juga berperan secara aktif<br />
dalam TPID untuk mengendalikan inflasi dengan berkoordinasi<br />
dengan 38 TPID kab/kota dan TPID Provinsi Jatim. “Inovasi<br />
terus dilakukan oleh TPID Jatim, hal ini terbukti dengan dikukuhkannya<br />
TPID Jatim sebagai TPID terinovatif dengan program<br />
kerja unggulan berupa implementasi kerja sama antardaerah,<br />
berbagai kegiatan operasi pasar bahan makanan pokok dan<br />
bantuan ongkos angkut. Selain itu, TPID Jatim juga menjadi<br />
rujukan sejumlah provinsi lain,” jelasnya.<br />
Pertumbuhan industri kreatif, usaha mikro, kecil, dan<br />
menengah daerah ini mampu mengendalikan inflasi selama<br />
2016 karena hingga triwulan III berada stagnan di level 3 persen.<br />
“Terkendalinya inflasi disokong dengan pesatnya pengembangan<br />
klaster komoditas. Seperti UMKM hingga industri kreatif<br />
yang mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Jatim<br />
ditengah lesunya perekonomian global,” tambah Benny ini<br />
dalam pertemuan tahunan BI Jatim di Ballroom Hotel Shangri<br />
La jalan Mayjend Sungkono No 120 <strong>Surabaya</strong>.<br />
“Saya optimistis kondisi ekonomi Jatim pada 2017 akan<br />
berjalan sangat bagus, dan diperkirakan tumbuh 5,6-5,7 persen,<br />
dan konsumsi masyarakat tetap stabil, karena faktor eksternal<br />
berupa kondisi aman dan nyaman yang turut mempengaruhi<br />
pertumbuhan ekonomi Jatim,” sambung Soekarwo saat memberikan<br />
paparan “Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016<br />
dan Outlook Perekonomian 2017”<br />
Pakde Karwo panggilan akrapnya ini, mengaku rasa optimistis<br />
tersebut juga dikarenakan masyarakat Jatim yang mempunyai<br />
sifat pekerja keras, terbuka, serta rasionalitasnya baik,<br />
ditambah komunikasi yang baik antara masyarakat dengan<br />
pemerintah yang turut menjaga stabilitas politik, sehingga menjadi<br />
faktor pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2017.<br />
“Saya menjamin Jawa Timur iklimnya aman dan nyaman<br />
untuk investasi, jadi kepada para investor anda tepat berada di<br />
Jatim,” tandasnya.<br />
Pada 2017, lanjut ia, Jatim masih menghadapi tantangan,<br />
yakni di sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan.<br />
Pada sektor pertanian mutasi lahan sekitar 1.100 hektare<br />
per tahun masih akan terjadi, dan sektor industri impor bahan<br />
baku masih tinggi yakni sebesar 79,83 persen, serta tantangan<br />
di sektor perdagangan berupa biaya logistik yang masih tinggi.<br />
“Oleh karena itu, pasar dalam negeri kita harus diperkuat,<br />
sebab 75 persen barang di Pelabuhan Tanjung Perak dibawa<br />
ke Ambon baliknya hanya 10 persen. Masalah Logistik dan<br />
konektifitas ini harus menjadi fokus dalam perdagangan dalam<br />
negeri,” ujarnya.<br />
Sehingga pihaknya meminta kebijakan yang dikeluarkan<br />
pemerintah pusat, khususnya untuk logistik dan konektivitas<br />
harus benar-benar dirasakan masyarakat. Untuk ongkos pengiriman<br />
barang antarprovinsi tidak mahal dan harga jual barang<br />
di tempat atau daerah penerima barang bisa ditekan dan murah.<br />
“Ekonomi kita masih didominasi konsumsi sebanyak 60<br />
persen. Pada situasi sekarang sebaiknya ditumbuhkan lebih<br />
tinggi dari 60 persen, dan problem Jatim yang serius adalah<br />
36,49 persen sektor pertanian hanya memperoleh share sebesar<br />
14,18 persen. Ini harus dinaikkan jadi 17 persen di industri<br />
primer,” urai pakde ini.<br />
Oleh karena itu, dirinya meminta agar bupati dan wali kota<br />
melakukan upaya pada bidang pertanian, dan kalau ingin membantu<br />
Jatim daya beli harus dinaikkan sehingga konsumsi naik,<br />
industri jalan dengan kebijakan yang bagus dan solutif.<br />
Dengan harapan agar bupati dan wali kota di Jatim mendorong<br />
pengemasan produk beberapa UMKM daerah, agar tidak<br />
kalah dengan produk dari beberapa negara. “Kalau ini tidak dilakukan,<br />
kita dalam posisi yang tidak bagus. Saat ini impor mesin<br />
kita dari Singapore ngedrop 37 persen. Impor bahan baku<br />
dan penolong kita 79,83 persen. Maka kesempatan baik untuk<br />
memperbaiki mesin pengemasan pada industri pengolahan,”<br />
katanya.<br />
Berdasarkan data Pemprov Jatim pertumbuhan ekonomi di<br />
wilayah setempat pada Triwulan IV tahun 2016 diperkirakan<br />
tumbuh antara 5,5 persen, dan pertumbuhan ekonomi Jatim<br />
sepanjang tahun 2016 diperkirakan sebesar 5,6 persen.<br />
“Pertumbuhan pada tahun 2016 dipengaruhi beberapa faktor<br />
seperti konsumsi, investasi, ekspor impor dan kebijakan<br />
pemerintah, ditambah indeks tendensi konsumen yang tercatat<br />
mencapai 107,35, yang berarti share konsumsi masih dominan,”<br />
katanya.<br />
Seperti diketahui Badan Pusat Statistik mencatat inflasi<br />
terendah berada di Kabupaten Banyuwangi yang mencapai<br />
0,25 persen pada pada November 2016. inflasi yang terjadi di<br />
Banyuwangi lebih rendah dari rata-rata inflasi di Jawa Timur<br />
yang mencapai 0,33 persen dan inflasi nasional sebesar 0,47<br />
persen pada bulan yang sama.<br />
Di Jatim, inflasi tertinggi terjadi di Sumenep dan Kediri<br />
sebesar 0,53 persen. Disusul kota Madiun 0,51 persen,<br />
Probolinggo 0,47 persen, Malang 0,45 persen, Jember 0,31<br />
persen, <strong>Surabaya</strong> 0,26 persen. Banyuwangi terendah sebesar<br />
0,25 persen.(ton)<br />
Pendalaman Pasar Keuangan perlu Pengaturan dan<br />
Tata Kelola yang Baik<br />
Usaha pendalaman pasar<br />
keuangan di Indonesia perlu didukung<br />
oleh pengaturan dan tata kelola<br />
yang baik. Untuk itulah, Bank<br />
Indonesia senantiasa berkoordinasi<br />
dan bekerja sama dengan berbagai<br />
lembaga terkait dalam memastikan<br />
bahwa pelaku pasar memiliki<br />
perilaku yang mendukung<br />
pengembangan dan pendalaman<br />
pasar keuangan.<br />
Dalam menyusun peraturan<br />
terkait pasar keuangan, Bank<br />
Indonesia pun selalu berpegang<br />
kepada prinsip kehati-hatian. Agar<br />
pelaku pasar dan industri senantiasa<br />
memahami dan mengingat<br />
pengaturan dan pengelolaan terkait<br />
pasar keuangan, kembali dilakukan<br />
sosialisasi mengenai pedoman<br />
perilaku pasar keuangan serta<br />
sosialisasi mengenai pengaturan<br />
transaksi valuta asing terhadap<br />
Rupiah antara bank dengan<br />
pihak domestik dan asing. Kedua<br />
kegiatan sosialisasi dilaksanakan<br />
kamis, (8/12) di Jakarta.<br />
Pedoman perilaku atau code<br />
of conduct yang disosialisasikan<br />
kamis, (8/12) diterbitkan oleh<br />
Indonesia Foreign Exchange<br />
Market Committee (IFEMC),<br />
yaitu komite yang terdiri dari<br />
perwakilan perbankan dan asosiasi<br />
terkait. Sementara peraturan transaksi<br />
valuta asing terhadap Rupiah<br />
yang disosialisasikan tercakup<br />
dalam Peraturan Bank Indonesia<br />
(PBI) No.18/18/PBI/2015 dan<br />
PBI No.18/19/PBI/2015 masingmasing<br />
bertanggal 5 September<br />
2016. Acara sosialisasi dihadiri<br />
oleh perwakilan perbankan dan<br />
pialang pasar uang. Kegiatan ini<br />
diharapkan dapat meningkatkan<br />
pemahaman para pelaku pasar<br />
keuangan mengenai peraturan<br />
dan pengelolaan di pasar<br />
keuangan, dan mendukung<br />
tercapainya pasar keuangan<br />
Indonesia yang dalam dan<br />
berdaya tahan.