You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
wisata<br />
ombak laut yang cukup menantang.<br />
Selain kegiatan air, di antaranya diving<br />
dan snorkeling, wisata alam Papua<br />
ini juga sangat menarik bagi para pecinta<br />
flora dan fauna darat. Pasalnya, l<strong>ok</strong>asi<br />
ini memiliki hutan yang lebat, gugusan<br />
batu kapur yang berwarna-warni, aneka<br />
spesies tumbuhan langka, serta sarang<br />
penyu di tepi pantai.<br />
Jika Anda ingin melihat burung Cendrawasih<br />
yang menjadi satwa khas Papua,<br />
misalnya, dapat langsung mengunjungi<br />
Kepulauan Gam. Di sana, terdapat 4 jenis<br />
burung cendrawasih yang hidup di Kepulauan<br />
Gam tersebut, yaitu cendrawasih<br />
merah, cendrawasih besar, cendrawasih<br />
kecil, dan cendrawasih belah rotan.<br />
Jika merasa tertantang untuk mendaki<br />
karang, pilihannya dapat pergi<br />
menuju Pulau Karang. Di pulau ini pendakian<br />
karang dapat dilakukan bahkan<br />
dengan kemiringan mencapai 90<br />
derajat. Dan jika berhasil sampai di atas,<br />
Anda akan terpukau dengan keindahan<br />
panorama laut Raja Ampat. Di puncak<br />
karang tersebut, Anda bahkan dapat<br />
melihat keselurahan pulau hijau yang dikelilingi<br />
birunya air laut.<br />
Beberapa pulau di Raja Ampat yang<br />
paling sering dikunjungi adalah Pulau<br />
Wayag, Pulau Waiwo, Pulau Karang, Kepulauan<br />
Gam, dan Pulau Arborek.<br />
DIINCAR, TAPI…<br />
Sebagian orang menyebutkan wisata<br />
Raja Ampat di Papua sebagai surga<br />
wisata tersembunyi yang dimiliki oleh<br />
Indonesia. Selain wisata yang terdapat<br />
di ujung barat Indonesia, khususnya di<br />
Pulau Weh Sabang, Aceh.<br />
Kekayaan alam yang memukau tak<br />
pelak telah memancing ketertarikan<br />
wisatawan mancanegara untuk datang.<br />
Terbukti, jumlah kunjungan wisatawan<br />
mancanegara ke Raja Ampat terus menunjukkan<br />
tren peningkatan dari waktu<br />
ke waktu.<br />
Namun, tingginya minat wisman ke<br />
Raja Ampat nyatanya tidak berbanding<br />
lurus dengan kedatangan wisatawan domestik.<br />
Boleh jadi, salah satu sebabnya<br />
adalah tingginya biaya untuk bisa mencapai<br />
kawasan kepulauan tersebut.<br />
Selain itu, kondisi infrastruktur di Papua<br />
juga belum memadai dan besarnya<br />
biaya transportasi ke/dari Papua membuat<br />
sebuah tempat menarik di Papua<br />
ini belum ramai dikunjungi wisatawan<br />
Indonesia. Belum lagi tentang biaya<br />
akomodasi dan logistik yang harus dikeluarkan<br />
selama menikmati wisata di Raja<br />
Ampat tersebut. •<br />
LEGENDA EMPAT RAJA<br />
Ada sejumlah kisah tentang asal muasal nama Raja<br />
Ampat. Beberapa di antaranya disiarkan secara turuntemurun<br />
di kalangan masyarakat adat yang mendiami<br />
kepulauan Raja Ampat, Sorong, Papua.<br />
Pada abad ke-15, Kepulauan Raja<br />
Ampat merupakan bagian dari<br />
kekuasaan Kesultanan Tidore, yang<br />
berpusat di Kepulauan Maluku. Diketahui,<br />
untuk menjalankan pemerintahannya<br />
di kawasan tersebut, Kesultanan<br />
Tidore menunjuk 4 orang raja<br />
l<strong>ok</strong>al untuk berkuasa di pulau Waigeo,<br />
Batanta, Salawati, dan Misool.<br />
Oleh sebagian kalangan, penunjukan<br />
keempat raja untuk berkuasa<br />
di empat pulau terbesar dalam jajaran<br />
kepulauan Raja Ampat itulah<br />
yang membuat kawasan tersebut<br />
kini dikenal dengan nama Kepulauan<br />
Raja Ampat.<br />
Namun masyarakat sekitar nyatanya<br />
memiliki beberapa keyakinan<br />
lain tentang asal-muasal penamaan<br />
kepulauan yang terletak di sebelah<br />
barat paruh burung Pulau Papua tersebut.<br />
Salah satunya merujuk pada kisah<br />
tentang sepasang suami istri yang tinggal<br />
di Teluk Kabui, Kampung Wawiyai.<br />
Syahdan, sehari-harinya pasangan<br />
suami istri itu itu mencari makan di dalam<br />
hutan sebagai perambah hutan.<br />
Sampai pada suatu hari, keduanya melakukan<br />
perjalanan ke dalam hutan dan<br />
tibalah di tepi Sungai Waikeo (wai artinya<br />
air, kew artinya teluk).<br />
Di sana, dikisahkan pasangan tersebut<br />
menemukan enam butir telur<br />
naga. Oleh keduanya, telur-telur itu<br />
dimasukkan ke dalam n<strong>ok</strong>en (kantong)<br />
dan dibawa pulang. Sesampainya di rumah,<br />
telur-telur tersebut diletakkan di<br />
kamar.<br />
Namun ketika malam tiba, mereka<br />
mendengar ada suara-suara aneh dari<br />
36 Paras<br />
EDISI MARET <strong>2016</strong>