[BULETIN PEREMPUAN]
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
19 <strong>BULETIN</strong> ORANGE OXPLORE<br />
Fujinkai (Barisan<br />
Perempuan)<br />
Dilansir dari laman pms18.blogspot.com, Pada<br />
zaman penjajahan, Jepang melarang semua<br />
bentuk organisasi termasuk organisasi perempuan<br />
dan membubarkannya. Kemudian<br />
dibentuk organisasi baru dengan dalih sebagai<br />
propaganda untuk kepentingan dan kemakmuran<br />
bangsa – bangsa Asia Timur Raya. Organisasi<br />
perempuan yang dibentuk oleh para isteri<br />
pegawai di daerah-daerah, dan diketuai oleh<br />
isteri masing-masing kepala daerah disebut Fujinkai.<br />
Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat<br />
pertahanan dengan cara mengumpulkan dana<br />
wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan<br />
makanan untuk kepentingan perang.<br />
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943,<br />
anggotanya terdiri atas perempuan berusia 15<br />
tahun ke atas. Mereka juga diberikan latihan<br />
– latihan dasar militer dengan tugas untuk<br />
membantu Jepang dalam perang menghadapi<br />
Sekutu.<br />
Kegiatan Fujinkai dibatasi hanya pada urusan<br />
– urusan ke perempuanan Jugun Ianfu (Perempuan<br />
yang di pekerjakan untuk memenuhi kebutuhan<br />
“seks” para serdadu Jepang) juga peningkatan<br />
keterampilan domestik yaitu kegiatan<br />
menghibur tentara yang sakit dan kursus buta<br />
huruf. Bagi perempuan yang mempunnyai wawasan<br />
luas, pembatasan ini merisaukan dan<br />
mereka tidak ikut masuk Fujinkai. (sumber :<br />
pms18.blogspot.com)<br />
Dharma Perempuan<br />
Dilansir dari laman dwpdishubdki.blogspot.<br />
com, terbentuknya organisasi ini ketika para<br />
istri Pegawai Republik Indonesia di masa Pemerintahan<br />
Orde Baru dibentuk dengan nama<br />
Dharma Perempuan. Organisasi ini didirikan<br />
oleh Ketua Dewan Pembina KORPRI pada<br />
saat itu, Amir Machmud, atas prakarsa Tien<br />
Soeharto sebagai Ibu Negara. Pada waktu itu<br />
Dharma Perempuan beranggotakan para istri<br />
Pegawai Negeri Sipil, anggota ABRI yang<br />
dikaryakan, dan pegawai BUMN.<br />
Pada Era Reformasi, tahun 1998, organisasi<br />
perempuan ini melakukan perubahan mendasar.<br />
Tidak ada lagi muatan politik dari pemerintah,<br />
Dharma Perempuan menjadi organisasi<br />
sosial kemasyarakatan yang netral dari<br />
politik, independen, dan demokratis. Nama<br />
Dharma Perempuan pun berubah menjadi<br />
Dharma Perempuan Persatuan.(sumber : dwpdishubdki.blogspot.com).<br />
Febby, Wida