Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne
Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne
Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Hal13(2604)megapol 9/6/12 9:37 PM Page 1<br />
SEPUTAR INDONESIA<br />
JUMAT 7 SEPTEMBER 2012<br />
JAKARTA – Keseriusan polisi<br />
menuntaskan penyidikan dugaan<br />
penggelapan alat berat<br />
milik PT Mustika Mentaya<br />
(MM) dipertanyakan. Selain<br />
waktu penyidikan yang dianggap<br />
sangat lama, polisi juga<br />
terkesan enggan memeriksa<br />
terlapor.<br />
Dirut PT MM Achmad Wahyudi<br />
berharap polisi bersikap<br />
tegas menuntaskan kasus yang<br />
merugikan miliaran rupiah ter-<br />
sebut. ”Saya harap polisi lebih<br />
tegas,harus berani memeriksa<br />
dan menahan pelaku jika sudah<br />
terbukti melakukan penggelapan,”<br />
kata Achmad Wahyudi<br />
kemarin.<br />
Seperti diberitakan, Achmad<br />
Wahyudi melaporkan Kepala<br />
Pemasaran PT UT kepada<br />
polisi atas tuduhan penggelapan<br />
dua unit ekskavator jenis<br />
Komatsu Hydraulic Excavator<br />
PC200-8. Dalam laporan polisi-<br />
nya nomor LP/570/VII/2012,<br />
dia melaporkan alat yang dia<br />
beli secara kredit ke UT. Namun<br />
ketika lunas,alat tersebut<br />
justru berpindah kepemilikan<br />
ke sebuah perusahaan leasing.<br />
Dia menduga ada permainan<br />
sehingga alat yang seharusnya<br />
menjadi milik dia, seolah menjadi<br />
barang sitaan perusahaan<br />
leasing tersebut.<br />
”Sekarang malah polisi berencana<br />
memanggil dan me-<br />
meriksa anak saya,Willy Chandra,<br />
apa maksudnya? Anak<br />
saya itu nggak ada kaitan apa<br />
pun dengan kasus tersebut,kok<br />
malah diseret-seret,” kata<br />
Wahyudi kesal.<br />
Kanit I Ditreskrim Polda Metro<br />
Jaya AKP Arif Rahman Arifin<br />
membantah dituding tidak serius<br />
menuntaskan kasus tersebut.<br />
Meski demikian, dia menolak<br />
memberi informasi tentang<br />
kelanjutan penyidikan kasus<br />
itu.”Saya tidak ada kewenangan<br />
memberi informasi lebih lanjut,”katanya.<br />
Dihubungi terpisah, Kabid<br />
Humas Polda Metro Jaya Kombes<br />
Pol Rikwanto menyatakan<br />
setiap laporan pasti ditindaklanjuti.<br />
”Saya belum tahu. Intinya<br />
semua laporan masyarakat<br />
yang masuk pasti kita tangani secara<br />
cepat,tepat,dan proporsional<br />
sesuai ketentuan,”ujarnya.<br />
Sebelumnya GM UT S<br />
MEGAPOLITAN<br />
Kontrak Operator Nakal Terancam<br />
JAKARTA – Badan Layanan Umum (BLU)<br />
Transjakarta mengancam akan memutuskan<br />
kontrak PT Jakarta Express<br />
Trans (JET) jika tidak memenuhi kewajiban<br />
kepada para karyawan dan pramudi.<br />
Kepala BLU Transjakarta M<br />
Akbar mengungkapkan,keterlambatan<br />
penagihan dana<br />
tunai bulan Agustus dari PT<br />
JET karena adanya keterlambatan<br />
penyerahan berkas dari<br />
manajemen PT JET.Dia mengaku<br />
siap mencairkan dana tersebut,tapi<br />
tidak direspons oleh<br />
Direktur PT JET. ”Kami telah<br />
menyiapkan dana tagihan<br />
Agustus ini ke PT JET, tapi tidak<br />
ditanggapi,”kilah Akbar.<br />
”Kalau PT JET tetap<br />
nakal, kontraknya<br />
bisa diputus. Tinggal<br />
BLU mencari<br />
pramudi baru<br />
untuk armada<br />
di PT JET saat ini,”<br />
M AKBAR<br />
Kepala BLU Transjakarta<br />
Pihaknya membantah bila<br />
keterlambatan pembayaran<br />
gaji itu dipicu oleh tarif kontrak<br />
per kilometer tidak sesuai<br />
lagi dengan biaya operasional<br />
didapatkan oleh PT JET. Dalam<br />
penghitungan telah sesuai,<br />
apalagi armada dimiliki PT<br />
JET merupakan milik Pemprov<br />
DKI Jakarta.<br />
”Mereka hanya membayar<br />
gaji pramudi, tidak harus<br />
mengupayakan mengembalikan<br />
investasi armada.Kalau PT<br />
JET tetap nakal, kontraknya<br />
bisa diputus. Tinggal BLU<br />
mencari pramudi baru untuk<br />
armada di PT JET saat ini,”<br />
beber Akbar.<br />
Ketua Dewan Transportasi<br />
Kota Jakarta (DTKJ) Azas<br />
Tigor Nainggolan mengatakan,<br />
kasus belum terbayarnya gaji<br />
karyawan dan pramudi bus<br />
Transjakarta sangat krusial.<br />
K riminalitas<br />
JAKARTA – Dinas Perhubungan<br />
(Dishub) DKI Jakarta menargetkan<br />
pembangunan jalur<br />
sepeda sepanjang 23,5 kilometer<br />
yang memanfaatkan<br />
trase kering Banjir Kanal Timur<br />
(BKT),tuntas pada Desember<br />
2012. Saat ini pembangunan<br />
jalur sepeda di sisi utara<br />
BKT baru sepanjang 6,7 km.<br />
Lintasan ini melewati kawasan<br />
Cipinang Besar Selatan, Jatinegara,<br />
Pondok Kopi, hingga<br />
Duren Sawit. Tepatnya dari<br />
samping Jalan Basuki Rahmat,<br />
Jalan Kolonel Sugiono, dan<br />
Jalan Soekanto.<br />
Kepala Dishub DKI Jakarta<br />
Udar Pristono mengatakan, pihaknya<br />
terus memberikan fasilitas<br />
publik di bidang transportasi<br />
kepada masyarakat Jakarta<br />
dengan membangun jalur<br />
khusus sepeda.Tahap awal<br />
pembangunan jalur sepeda ini<br />
diperkirakan akan tuntas pada<br />
Desember 2012. Diharapkan<br />
dioperasikan awal 2013.Secara<br />
keseluruhan,pembangunan jalur<br />
sepeda ini diharapkan selesai<br />
akhir 2013.<br />
Pramudi merupakan unsur vital<br />
dalam transportasi publik.<br />
Tanpa sopir, bus tidak bisa dioperasikan.Dalam<br />
kontrak antara<br />
konsorsium dan BLU<br />
Transjakarta, masalah ini merupakan<br />
tanggung jawab konsorsium.<br />
Maka itu, PT JET harus<br />
membayarkan hak para<br />
pramudi tersebut.Bila tidak dibayarkan<br />
juga, BLU Transjakarta<br />
dapat memutus kontrak<br />
konsorsium ini. ”Permasalahan<br />
ini pelanggaran dalam<br />
kontrak dan menimbulkan<br />
gangguan pelayanan. Kontrak<br />
operator nakal harus diputus,”<br />
kata Azas Tigor kemarin.<br />
Jika PT JET belum mendapatkan<br />
dana dari BLU Transjakarta,<br />
hal itu merupakan kesalahan<br />
dari pihak PT JET.Konsorsium<br />
ini semestinya meminta<br />
dana mereka ke BLU Transjakarta.<br />
Pasalnya, delapan<br />
operator bus Transjakarta telah<br />
menagih dana mereka ke BLU<br />
Transjakarta. ”Kenapa PT JET<br />
belum menagih,”ujar Tigor.<br />
Desakan segera membayarkan<br />
gaji para pramudi ini bermula<br />
dari keresahan para 370<br />
karyawan dan pramudi di bus<br />
Transjakarta koridor I (Blok<br />
M–Kota) dan koridor X (PGC–<br />
Tanjung Priok). Mereka belum<br />
mendapatkan gaji Agustus<br />
2012. Pramudi tersebut bakal<br />
mengancam mogok kerja, bila<br />
segera mendapatkan haknya.<br />
Tigor mensinyalir keterlambatan<br />
pembayaran gaji oleh PT<br />
JET karena persoalan manajemen<br />
perusahaan tersebut.<br />
Kontrak PT JET ini akan habis<br />
pada Juni 2013.Pengganti operator<br />
tersebut adalah Perum<br />
DAMRI. Pihaknya menduga,<br />
dengan kekalahan lelang itu,<br />
PT JET berupaya menciptakan<br />
citra buruk dari pelayanan<br />
Transjakarta.<br />
Dirut PT JET Payaman Ma-<br />
”Kehadirannya dapat membantu<br />
masyarakat dalam beraktivitas<br />
dan berolahraga,”<br />
kata Udar Pristono kemarin.<br />
Untuk sterilisasi jalur sepeda<br />
dari penyerobotan kendaraan<br />
lain, pihaknya melengkapi<br />
dengan rambu-rambu petunjuk<br />
khusus. Nantinya akan terpasang<br />
rambu-rambu di 125 titik.<br />
Selain itu, ada pula marka pembatas<br />
jalan dengan warna kuning<br />
dan hijau. Marka garis pu-<br />
nik mengatakan, keterlambatan<br />
pembayaran gaji Agustus<br />
370 karyawannya disebabkan<br />
dana gaji dialihkan untuk pembayaran<br />
tunjangan hari raya<br />
(THR) bulan lalu.<br />
Jalur Sepeda 23,5 Kilometer<br />
Tuntas Akhir Tahun<br />
SINDO/YULIANTO<br />
Bus Transjakarta koridor X (Cililitan-Tanjung Priok) melintas di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur,<br />
kemarin. Karyawan dan pramudi di koridor ini mengancam mogok kerja karena keterlambatan gaji.<br />
tus dan lima titik parkir sepeda.<br />
Pengamat perkotaan dari<br />
Universitas Trisakti Nirwono<br />
Joga mengungkapkan, keberadaan<br />
jalur sepeda ini sangat<br />
membantu masyarakat, terutama<br />
pengguna sepeda.Untuk tahap<br />
awal jalur sepeda harus dijaga<br />
ketat. Baik menggunakan<br />
petugas maupun rambu-rambu.<br />
”Peraturan itu harus ditegaskan<br />
dengan sanksi,”ungkapnya.<br />
ilham safutra<br />
Dia mengaku, perusahaannya<br />
memiliki utang sebesar<br />
Rp10 miliar kepada pihak ketiga.<br />
Dana itu untuk menutupi<br />
pembayaran THR lebaran lalu.<br />
Dana dari perusahaan saat<br />
Polisi Diminta Serius Usut Kasus Penggelapan<br />
SINDO/ADULLAH M SURJAYA<br />
Rambu khusus jalur sepeda terpasang di trase kering Banjir Kanal<br />
Timur (BKT), Jakarta Timur, kemarin.<br />
membayar THR tidak mencukupi.<br />
Sehingga dilakukan<br />
peminjaman ke pihak ketiga.<br />
”Kini mau meminjam lagi untuk<br />
pembayaran gaji, tidak dikabulkan.Utang<br />
yang kemarin<br />
belum selesai,”kilah Payaman.<br />
Dia menyebutkan, tarif<br />
kompensasi yang diterima PT<br />
JET dari BLU Transjakarta sebesar<br />
Rp8.802 per kilometer<br />
tidak sesuai lagi dengan kondisi<br />
saat ini. PT JET menjadi<br />
operator bus Transjakarta koridor<br />
I sejak 15 Januari 2004.<br />
Kontrak PT JET dengan BLU<br />
akan berakhir pada 2013 ini.<br />
Setelah itu PT JET akan digantikan<br />
oleh Perum DAMRI.<br />
Payaman menjelaskan karut-marutnya<br />
permasalahan<br />
keuangan ini berawal dari kebijakan<br />
perusahaan yang harus<br />
membayar gaji karyawan<br />
sesuai upah minimum provinsi<br />
(UMP). Namun ternyata, hal<br />
tersebut tidak diimbangi oleh<br />
penyesuaian pemberian upah<br />
fee/km yang diterima oleh PT<br />
JET dari BLU selaku regulator.<br />
”Keberatan mengenai penyesuaian<br />
upah ini sudah kami<br />
sampaikan sejak 2007, namun<br />
delapan kali surat yang kami<br />
sampaikan tidak ditanggapi<br />
oleh BLU,”tandasnya.<br />
Pihaknya pun telah mencoba<br />
melakukan pembicaraan<br />
dengan pihak BLU Transjakarta<br />
hingga mengirimkan<br />
surat beberapa kali untuk melakukan<br />
penyesuaian fee<br />
Rp/km tersebut, namun belum<br />
menemui titik temu. ”Kalau<br />
pada tahun 2007 ada penyesuaian<br />
dari sebelumnya Rp6.400 fee<br />
Rp/km menjadi Rp8.802 fee<br />
Rp/km. Itu pun karena pada<br />
saat itu ada kenaikan harga<br />
BBM,”tandasnya.<br />
Lebih lanjut Payaman menjelaskan,<br />
karena tidak ditemukan<br />
titik temu antara PT JET<br />
dan BLU Transjakarta, akhirnya<br />
permasalahan penyesuaian<br />
ini dilimpah ke Badan Arbitrase<br />
Nasional Indonesia<br />
(BANI) dengan nomor perkara<br />
448 tentang penyesuaian upah.<br />
”Sekarang dalam tahap mendengarkan<br />
keterangan saksi,”<br />
jelas Payaman.<br />
Payaman berharap perkara<br />
tersebut dapat segera diselesaikan<br />
dan pihaknya dapat<br />
kembali memberikan gaji karyawan<br />
sesuai dengan UMP.<br />
ilham safutra<br />
mengaku tidak terpengaruh<br />
dengan laporan tersebut. ”<br />
Laporan itu menurut saya salah<br />
kaprah,” katanya. Menurutnya,<br />
apa yang dilakukan perusahaannya<br />
sudah benar.<br />
Demikian juga dengan terlapor<br />
penggelapan, M R, membantah<br />
semua tuduhan tersebut.<br />
”Itu fitnah, nggak usah<br />
ditanggapi,”katanya.<br />
ridwansyah/<br />
helmi syarif<br />
13<br />
KILAS<br />
Anggaran<br />
Perlindungan<br />
Anak Rp2,8 M<br />
SERANG – Pemprov Banten<br />
mengalokasikan anggaran<br />
untuk perlindungan anak<br />
dialokasikan sebesar<br />
Rp2,802 miliar. Dana<br />
tersebut diberikan melalui<br />
24 panti asuhan yang ada di<br />
Provinsi Banten, dengan<br />
masing-masing panti<br />
mendapatkan Rp100 juta.<br />
Gubernur Banten Ratu<br />
Atut Chosiyah mengatakan,<br />
kepedulian Pemprov<br />
Banten terhadap perkembangan<br />
anak-anak cukup<br />
besar. ”Bantuan ini merupakan<br />
salah satu bukti nyata<br />
betapa pentingnya kedudukan<br />
seorang anak sebagai<br />
generasi penerus<br />
bangsa,” kata Atut dalam<br />
sambutannya pada acara<br />
puncak peringatan Hari<br />
Anak Nasional (HAN) Tahun<br />
2012 di halaman Masjid<br />
Raya Al-Bantani, Kota<br />
Serang, kemarin.<br />
Selain itu, kata Atut,<br />
Banten juga memberikan<br />
bantuan bagi Program<br />
Kesejahteraan Sosial Anak<br />
sebesar Rp300 juta. (teguh<br />
mahardika)<br />
Dishub<br />
Tertibkan<br />
Sopir Angkot<br />
DEPOK – Dinas Perhubungan<br />
(Dishub) Kota Depok<br />
menggelar razia terhadap<br />
sopir angkutan kota<br />
(angkot) kemarin. Razia ini<br />
untuk mencegah tindak<br />
kriminalitas di angkot yang<br />
marak beberapa waktu lalu.<br />
”Memang masih banyak<br />
sopir yang tidak menggunakan<br />
seragam saat beroperasi.<br />
Untuk itu, kami memberikan<br />
peringatan hingga<br />
teguran,” kata Kabid<br />
Pengendalian dan Operasional<br />
Kendaraan Umum<br />
Dishub Kota Depok<br />
Yusmanto kemarin.<br />
Dari hasil razia ditemukan,<br />
sopir angkot D-05<br />
jurusan Depok–Citayam<br />
sering melanggar. Sopir di<br />
trayek tersebut tidak memakai<br />
seragam. ”Kami<br />
melihat sopir D-05 ini paling<br />
tidak taat aturan,” ujarnya.<br />
Selain seragam,<br />
pihaknya juga memeriksa<br />
kelengkapan administrasi<br />
mobil dan sopirnya. Hasilnya,<br />
didapat 30 angkot<br />
yang dinyatakan melakukan<br />
pelanggaran, 16 sopir<br />
tanpa seragam, dan 14<br />
angkot tanpa kelengkapan<br />
surat. Misalnya KIR dan izin<br />
trayeknya. ”Alasan mereka<br />
beragam, tapi STNK tetap<br />
kami tahan,” terangnya.<br />
(r ratna purnama)