Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne
Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne
Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Hal01-15 9/7/12 12:24 AM Page 13<br />
C M Y K<br />
C M Y K<br />
SEPUTAR INDONESIA<br />
JUMAT 7 SEPTEMBER 2012<br />
Spiritual Happiness<br />
(( dari Hal 1<br />
Dimulai dengan takbir,<br />
mengangkat tangan sambil<br />
mengucap Allahu Akbar, lalu<br />
ketika sujud merendahkan kepala<br />
dan wajah dengan mencium<br />
tanah, dan diakhiri dengan<br />
menyebar salam ke kanan<br />
dan ke kiri.<br />
Namun sesungguhnya adegan<br />
salat itu mestinya juga<br />
menjadi sikap hidup di mana<br />
pun seseorang berada jika<br />
ingin meraih spiritual happiness,<br />
yaitu hati selalu tertuju<br />
kepada Tuhan, pikiran se-<br />
nantiasa mampu membaca<br />
ayat-ayat Tuhan, dan ke mana<br />
pun pergi selalu menyebar<br />
vibrasi salam. Oleh karenanya,<br />
spiritual happiness merupakan<br />
perkembangan dan buah lanjut<br />
dari intellectual happiness,<br />
aesthetical happiness,dan moral<br />
happiness sebagaimana sudah<br />
dibahas sebelumnya.<br />
Rohani dan nurani akan merasa<br />
lega dan bahagia jika<br />
orientasi hidup seseorang lebih<br />
menyenangi untuk memberi,<br />
bukannya mengambil dan<br />
menerima. Spiritual happiness<br />
akan mudah ditemukan pada<br />
pribadi-pribadi altruistik,yaitu<br />
mereka yang selalu mensyukuri<br />
hidupnya dengan cara<br />
berbagi kebahagiaan pada<br />
orang lain. Dalam memberi sesungguhnya<br />
seseorang akan<br />
menerima. Bukankah seseorang<br />
dikatakan berilmu hanya<br />
ketika dia mau berbagi ilmunya<br />
kepada orang lain? Bukankah<br />
dikatakan dermawan dan baik<br />
hati hanya jika seseorang<br />
senang menolong orang lain?<br />
Dalam tindakan memberi dan<br />
melayani itulah nilai dan<br />
<strong>Bom</strong> <strong>Tambora</strong> <strong>Terkait</strong> <strong>Teror</strong> <strong>Solo</strong><br />
(( dari Hal 1<br />
”Memerangi thogut, menegakkan<br />
syariat Islam atau<br />
membentuk negara Islam,”<br />
papar dia.<br />
Seperti diketahui, polisi<br />
belakangan ini kembali melakukan<br />
perburuan terhadap<br />
kelompok terorisme pascapenembakan<br />
terhadap pos polisi<br />
dan personel polisi di <strong>Solo</strong>. Dalam<br />
perburuan tersebut Densus<br />
88/Antiteror Mabes Polri<br />
menembak mati dua orang terduga<br />
teroris, Muksin dan Farhan,<br />
di <strong>Solo</strong>, Jawa Tengah<br />
(31/8), menangkap Bayu di Karanganyar,<br />
Jawa Tengah, dan<br />
kemudian meringkus terduga<br />
teroris lainnya, Firman, di<br />
Depok,Jawa Barat (5/9).<br />
Toriq diidentifikasi sebagai<br />
anggota teroris setelah polisi<br />
memastikan bahan material<br />
yang ditemukan di rumahnya<br />
adalah bahan peledak untuk<br />
merakit bom. Adapun barang<br />
bukti yang berhasil diamankan<br />
berupa lembaran panduan<br />
merakit bom, tiga kardus yang<br />
berisi botol, lakban, dua botol<br />
berisi paku, kaleng makanan,<br />
baterai, charger telepon seluler,<br />
potongan pipa dan kabel, serta<br />
bahan lain. Polisi juga menemukan<br />
buku panduan pembuatan<br />
bom serta 11 buku jihad<br />
dan agama.<br />
Dari olah TKP, polisi<br />
bahkan menemukan lima bom<br />
pipa berukuran 40 cm yang<br />
sudah dirakit. Kelima bom<br />
pipa tersebut hanya tinggal<br />
dipasang power detonator dan<br />
kabel penghubung untuk<br />
pemicu. Toriq diduga telah<br />
meracik bahan kimia sejenis<br />
bahan peledak yang dipasangi<br />
sejumlah paku dengan tujuan<br />
memberikan efek ledak yang<br />
besar. Berdasar penuturan<br />
sang ibu,Iyut,Toriq akan membawa<br />
barang-barang tersebut<br />
ke Ambon.<br />
Polda Metro Jaya yang menangani<br />
kasus tersebut sudah<br />
berkoordinasi dengan Detasemen<br />
Khusus 88/Antiteror<br />
Mabes Polri untuk melakukan<br />
penelusuran. Salah satu yang<br />
menjadi target penelusuran<br />
adalah kelompok pengajian Al<br />
Qiyadah.<br />
Penyidik menduga Toriq<br />
masuk kelompok pengajian Al<br />
Qiyadah karena menemukan<br />
lembaran yang menunjukkan<br />
Toriq aktif pada perkumpulan<br />
pengajian tersebut di rumah<br />
Iyut. Kelompok pengajian tersebut<br />
dipastikan tidak berada<br />
di lingkungan tempat tinggal<br />
Toriq. ”Dari pengembangan<br />
(penyelidikan), Toriq ikut<br />
pengajian yang belum diketahui<br />
lingkungannya, tetapi<br />
namanya Al Qiyadah,” jelas<br />
Rikhwanto.<br />
Selain menelusuri jaringan<br />
Toriq, polisi juga memburu Toriq<br />
yang keburu melarikan diri.<br />
Diberitakan sebelumnya,<br />
keberadaan bahan peledak terungkap<br />
secara tidak sengaja<br />
setelah di rumah di Jalan Teratai<br />
7, RT 02/04, mengeluarkan<br />
asap. Warga yang trauma<br />
kebakaran mendobrak rumah<br />
tersebut dan kemudian menemukan<br />
bahan mencurigakan.<br />
Toriq sendiri langsung kabur<br />
saat warga memasuki rumahnya.<br />
Istri Toriq,Yati, bersama<br />
anaknya dan ibundanya, Iyut,<br />
sudah diamankan polisi.<br />
Sementara itu, Yani, 32,<br />
tetangga Toriq yang juga teman<br />
di SMEA Fatahillah, menuturkan<br />
bahwa Toriq sempat menghilang<br />
dari lingkungan tersebut.<br />
Kala itu, sang ibu, Iyut,<br />
sempat mengatakan bahwa<br />
putra keenam dari tujuh bersaudara<br />
itu pergi untuk mengikuti<br />
sekolah pesantren. ”Nah,<br />
waktu dia pulang dari ngilang<br />
itu, dia datang pakai baju hitam-hitam<br />
kayak gamis gituh.<br />
Berewokan juga. Sempat lama<br />
dia pakai pakaian kayak gitu.<br />
Terus pakaiannya kembali lagi<br />
kayak biasa,”cerita Yani.<br />
Toriq juga diketahui mempunyai<br />
pemahaman agama<br />
yang berbeda dengan masyarakat<br />
umum. Bahkan warga<br />
menghindari untuk berbicara<br />
tentang agama dengan Toriq<br />
karena tiap kali membahas<br />
agama yang bersangkutan sering<br />
kali memberikan tanggapan<br />
yang keras. ”Toriq juga<br />
pernah bilang bahwa orang<br />
meninggal itu tidak perlu ada<br />
tahlilan. Itu kelihatan waktu<br />
salah satu abangnya meninggal,dia<br />
malah tetap berdagang<br />
tuh,”cerita Rony,35.<br />
Anggota <strong>Teror</strong>is <strong>Solo</strong><br />
Masih Ada Dua Orang<br />
Sementara itu terduga teroris<br />
kelompok <strong>Solo</strong>, Bayu Setiyono,<br />
16, menyatakan bahwa<br />
kelompok teroris <strong>Solo</strong> berdiri<br />
predikat kebajikan dan amal<br />
saleh baru akan muncul.Ketika<br />
semua itu dilakukan dengan<br />
tulus, tanpa paksaan dan<br />
terbebas dari keinginan untuk<br />
pamer, di situlah spiritual<br />
happiness akan muncul dan<br />
dirasakan.<br />
Dengan penjelasan singkat<br />
di atas, meski seseorang usianya<br />
semakin lanjut,di saat fisik<br />
dan otaknya semakin menurun,<br />
sesungguhnya seseorang<br />
akan tetap bisa mendapatkan<br />
kebahagiaan hidup dalam<br />
bentuk dan kualitas lain, yang<br />
sendiri, tak berjaringan dengan<br />
kelompok teroris mana<br />
pun. Mereka beranggotakan<br />
enam orang, belum memiliki<br />
nama dan mengklaim sebagai<br />
gerakan bawah tanah (underground).<br />
Hal itu disampaikan<br />
Bayu dalam video testimoninya<br />
yang diputar kepolisian di<br />
Markas Besar Polri kemarin.<br />
Dalam video berdurasi 12<br />
menit itu, Bayu menceritakan<br />
pengalamannya masuk dalam<br />
jaringan teroris <strong>Solo</strong>. Dia juga<br />
membeberkan bagaimana kelompok<br />
ini merencanakan aksi<br />
teror di Kota <strong>Solo</strong> serta peran<br />
seluruh anggota. Bayu pun<br />
meminta maaf kepada warga<br />
<strong>Solo</strong> atas tindakannya melakukan<br />
aksi teror. Dia mengatakan,perekaman<br />
video tersebut<br />
atas keinginan sendiri. ”Saya<br />
tidak di bawah tekanan, tidak<br />
diperintah siapa pun,” kata<br />
Bayu.<br />
Video itu direkam pada<br />
Rabu lalu (5/9) di Yogyakarta<br />
sebelum Bayu diterbangkan ke<br />
Jakarta. Di awal video itu terdengar<br />
suara desingan pesawat<br />
yang terbang rendah. Bayu<br />
yang berkulit cokelat dan berperawakan<br />
kurus ini mengenakan<br />
Polo shirt biru dan<br />
berbicara lancar meski tak sistematis.<br />
Bayu yang ditangkap<br />
di kediaman orang tuanya di<br />
Karanganyar,Jumat lalu (31/8),<br />
mengaku kelompoknya tidak<br />
memiliki amir (pimpinan).<br />
”Kami terdiri atas sekitar<br />
enam orang. Salah satunya<br />
donatur kami dan lima yang<br />
lain adalah alumni Al-Mukmin<br />
justru lebih tinggi. Orang yang<br />
beriman yakin bahwa iman dan<br />
amal saleh itulah yang akan<br />
menjadi sayap dan penunjuk<br />
jalan melanjutkan episode<br />
kehidupan barunya nanti yang<br />
diyakini lebih indah, damai,<br />
dan berkualitas. Karena hidup<br />
adalah sebuah perjuangan dan<br />
proses metamorfosis meraih<br />
derajat yang lebih tinggi, kita<br />
mesti selalu optimistis dan<br />
tidak boleh terkecoh di jalanan<br />
agar tidak kehilangan horizon<br />
serta peta hidup yang terbentang<br />
di depan. <br />
Ngruki Sukoharjo lulusan<br />
2010. Kecuali saya,” ujar Bayu.<br />
Dari pernyataan Bayu, artinya<br />
kelompok ini tersisa dua orang.<br />
Sebelumnya, polisi sudah menembak<br />
mati dua orang dari<br />
kelompok ini, Muksin dan Farhan.Sementara<br />
dua orang lainnya,<br />
Bayu dan Firman, ditangkap<br />
hidup-hidup.<br />
Mereka yang belum tertangkap<br />
berperan sebagai donatur<br />
dan seorang yang disebut<br />
sebagai ustaz menyebut bahwa<br />
polisi merupakan pihak yang<br />
harus diperangi. Sayangnya,<br />
Bayu mengaku lupa namanya.<br />
Bayu sendiri berperan sebagai<br />
pengintai dan penyurvei,<br />
sedangkan target sudah ditentukan<br />
oleh Farhan. Setelah<br />
gagal melakukan perampokan<br />
toko emas di Pasar Klewer,<strong>Solo</strong>,<br />
kelompok ini bersepakat agar<br />
dana operasional ditanggung<br />
bersama. ”Di belakang kami<br />
ada ikhwan, namanya saya tidak<br />
tahu. Dia salah satu pendukung,donatur.Dia<br />
salah satu<br />
mahasiswa tempat menumpang<br />
Farhan dan Muksin<br />
tidur,”papar Bayu.<br />
Dalam keseharian Bayu<br />
mengaku bekerja sebagai penjaga<br />
Pondok Pesantren Ngruki.<br />
Di pondok, dia belajar untuk<br />
mendalami Islam dari para<br />
santri sejak 2007.Empat tahun<br />
kemudian, dia mengenal Muksin<br />
dan Firman. Bersama<br />
Firman dia mulai membicarakan<br />
pembentukan kelompok<br />
teror.<br />
krisiandi sacawisastra/<br />
megiza/helmi firdaus/ant<br />
BERITA UTAMA<br />
Kanopi Venue Tenis<br />
PON Runtuh<br />
PEKANBARU – Ada-ada saja<br />
gangguan pelaksanaan Pekan<br />
Olahraga Nasional (PON) XVIII<br />
Riau.Belum juga dibuka secara<br />
resmi,kanopi pintu utama venue<br />
tenis lapangan di kompleks Perkantoran<br />
PTPN V Pekanbaru,<br />
kemarin, sudah runtuh akibat<br />
terjangan angin kencang.<br />
Dua Pengurus Provinsi<br />
(Pengprov) Persatuan Tenis<br />
Lapangan Indonesia (Pelti)<br />
Sumut, yakni Edi dan Sofyan<br />
serta dua pekerja terluka<br />
akibat kejadian itu. Sekretaris<br />
Pengprov Pelti Sumut Hady<br />
Suyono mengungkapkan, runtuhnya<br />
kanopi venue cabang<br />
olahraga (cabor) tenis lapangan<br />
itu terjadi saat hujan deras<br />
disertai angin kencang yang<br />
melanda Pekanbaru.Hady bersama<br />
Edi dan Sofyan mengendarai<br />
mobil Toyota Kijang<br />
Innova hitam BK 18 QE berada<br />
di pelataran parkir.<br />
Sebelum kejadian, dia mencari<br />
atlet kontingen Sumut di<br />
Pemerintah Tak<br />
Risaukan Daya Saing<br />
(( dari Hal 1<br />
Berdasarkan survei WEF<br />
tersebut, Indonesia dinilai sangat<br />
buruk dalam hal efisiensi<br />
birokrasi (peringkat ke-72),<br />
pemberantasan korupsi (78),<br />
serta kesehatan (103).Indikator<br />
penilaian yang mendapat nilai<br />
tinggi adalah kondisi makroekonomi,<br />
yaitu Indonesia menempati<br />
peringkat ke-25. Buruknya<br />
peringkat Indonesia<br />
juga tidak bisa dilepaskan dari<br />
praktik korupsi, suap, perilaku<br />
tidak etis di sektor swasta,serta<br />
kriminalitas dan kekerasan.<br />
Armida menegaskan, perbaikan<br />
kinerja birokrasi ataupun<br />
pemberantasan korupsi tidak<br />
bisa diselesaikan dalam jangka<br />
pendek sehingga indikator<br />
tersebut kemungkinan besar<br />
masih membuat posisi Indonesia<br />
belum membaik dalam beberapa<br />
tahun ke depan.Namun,<br />
pemerintah memiliki program<br />
jangka menengah dan panjang<br />
15<br />
dalam gedung venue. Karena tidak<br />
ketemu,dia pun kembali ke<br />
mobil.”Saat jalan menuju mobil<br />
atau sekitar 20 meter dari pintu<br />
utama, terdengar suara keras.<br />
Rupanya kanopi berukuran sekitar<br />
20 x 20 meter runtuh menimpa<br />
mobil kami. Edi dan Sofyan<br />
ada di dalam mobil itu,”ungkapnya<br />
saat dihubungi melalui<br />
telepon seluler tadi malam.<br />
Lantaran takut ada runtuhan<br />
susulan, keduanya memilih<br />
bertahan di mobil.Edy dan Sofyan<br />
hanya mengalami luka<br />
ringan di bagian pundak saja.<br />
PB PON XVIII Riau menyatakan<br />
robohnya kanopi arena tenis<br />
di kompleks PTPN V, Pekanbaru,<br />
tidak akan mengganggu<br />
pertandingan secara keseluruhan.<br />
”Jangan hanya karena<br />
satu kanopi runtuh, kita harus<br />
mengambil kesimpulan keseluruhannya<br />
tak layak,”kata Ketua<br />
Bidang I Bidang Sarana dan Prasarana<br />
PB PON,Emrizal Pakis.<br />
haris dasril/ant<br />
untuk memperbaiki hal tersebut<br />
seperti perbaikan sumber<br />
daya manusia atau sistemnya.<br />
Menteri Keuangan Agus<br />
Martowardojo menuturkan,tiap<br />
institusi memiliki pandangan<br />
serta penilaian sendiri sehingga<br />
hasil WEF seharusnya tidak<br />
perlu dikhawatirkan secara berlebihan.<br />
Namun, pemerintah<br />
akan menjadikan hasil tersebut<br />
sebagai masukan dan pemicu<br />
untuk memperbaiki diri.<br />
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha<br />
Indonesia Sofjan Wanandi<br />
mengungkapkan, kendala<br />
dunia usaha saat ini ada<br />
pada regulasi yang menghambat<br />
dan infrastruktur yang minim.<br />
Jika kondisi ini dibiarkan,<br />
dunia usaha makin terpuruk karena<br />
kualitas negara lain lebih<br />
baik sehingga menyebabkan kemungkinan<br />
investasi di negara<br />
lain lebih besar dibandingkan<br />
Indonesia.<br />
maesaroh/ichsan amin<br />
C M Y K<br />
C M Y K