24.04.2013 Views

Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne

Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne

Bom Tambora Terkait Teror Solo - ScraperOne

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal18(2602)ekomak 9/6/12 7:26 PM Page 1<br />

18<br />

05:00 REVENEWS<br />

05:30 E VIEW<br />

06:30 BIZ BRIEF<br />

07:30 MOVERS AND<br />

SHAKERS<br />

08:30 REVENEWS<br />

R<br />

EKONOMI & BISNIS<br />

evisi UU Migas<br />

“Dari jumlah itu, sebesar<br />

USD6,78 miliar untuk investasi<br />

pembangkit, USD1,4 miliar<br />

untuk transmisi dan USD1,3 miliar<br />

untuk biaya investasi distribusi,”<br />

papar Direktur Jenderal<br />

Ketenagaistrikan Kementerian<br />

Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral (ESDM) Jarman<br />

di kantornya,Jakarta,kemarin.<br />

Sementara, kebutuhan pasokan<br />

listrik nasional mencapai<br />

5.535 MW per tahun untuk<br />

mengejar rasio elektrifikasi<br />

sebesar 80% pada tahun 2014.<br />

Hingga tahun 2020, imbuh dia,<br />

dibutuhkan tambahan listrik<br />

sebesar 55.795 MW.Kebutuhan<br />

transmisi untuk itu menurut<br />

dia mencapai 49.299 kilometer.<br />

<strong>Terkait</strong> dengan itu, Jarman<br />

mengatakan, pemerintah op-<br />

KILAS<br />

Thamrin City<br />

Tata Ulang<br />

Area Belanja<br />

MNC MNC BUSINESS CHANNEL ( SELASA ( JUMAT 1 JUNI 7 SEPTEMBER 2011 ) 2012 )<br />

09:00 POWER BREAKFAST (L)<br />

10:00 STOCK SHOT (L)<br />

10:30 REVENEWS<br />

INTERNATIONAL (L)<br />

11:30 E VIEW<br />

12:30 E BUZZ<br />

timistis program percepatan<br />

pembangunan pembangkit<br />

10.000 megawatt (MW) tahap II<br />

akan lebih baik karena persiapan<br />

pembangunan yang lebih<br />

terukur. Seperti diketahui,<br />

pelaksanaan program percepatan<br />

pembangunan pembangkit<br />

tahap I sebagian tertundatunda<br />

akibat berbagai alasan.<br />

“Ada 50% lebih di proyek tahap<br />

I yang molor,”katanya.<br />

Direktur Utama PLN Nur<br />

Pamudji menambahkan, proyek<br />

listrik 10.000 MW tahap I<br />

saat ini hampir selesai. Menurut<br />

dia, saat ini yang sudah masuk<br />

jaringan mencapai sekitar<br />

60%.“Sudah 6.430 MW yang selesai.Sisanya<br />

akan selesai 2013.<br />

Itu belum termasuk tambahan<br />

dari listrik yang dibangun<br />

13:30 MNC BUSINESS<br />

SPECIAL DIALOG<br />

14:00 DEALING ROOM (L)<br />

15:00 BIZ BRIEF (L)<br />

16:00 THE EXECUTIVE<br />

16:30 REVENEWS (L)<br />

Peran BUMN Perlu Diperbesar<br />

JAKARTA – Revisi Undang-<br />

Undang No 22/2001 tentang<br />

Minyak dan Gas (UU Migas)<br />

diharapkan dilakukan secara<br />

mendasar, dengan meningkatkan<br />

peran badan usaha milik<br />

negara (BUMN) dalam tata<br />

kelola migas.Langkah tersebut<br />

diharapkan mampu menyelesaikan<br />

persoalan teknis yang<br />

selama ini sulit diatasi karena<br />

keterbatasan pola tata kelola<br />

yang digunakan.<br />

“Pola bisnis migas saat ini<br />

menggunakan instrumen goverment<br />

to business, jadi kontrak<br />

bagi hasil ditandatangani<br />

BP Migas dengan kontraktor<br />

kontrak kerja sama (KKKS).<br />

Secara politis pemerintah terlihat<br />

seolah-olah kuat mengontrol,<br />

akan tetapi secara taktis<br />

dan teknis kurang dalam penanganan<br />

persoalan bisnis,” kata<br />

pengamat energi dari Refor-<br />

Minner Institute Komaidi Notonegoro<br />

di Jakarta kemarin.<br />

Dia menjelaskan, dalam<br />

postur anggaran, Badan Pe-<br />

JAKARTA – Pengelola<br />

Thamrin City, Jakarta Pusat,<br />

berencana segera menata<br />

ulang konsep salah satu area<br />

di lantai 3A di pusat<br />

perbelanjaan itu. Hal ini<br />

dilakukan untuk lebih<br />

menggairahkan aktivitas<br />

perdagangan di area<br />

tersebut.<br />

Jika area versi lama<br />

didasarkan pada jenis<br />

produk, desain baru<br />

nantinya akan ditata<br />

berdasarkan jenis<br />

kebutuhan konsumen.<br />

“Kami mengevaluasi apa<br />

yang telah berlangsung<br />

selama ini. Kami ingin area di<br />

lantai 3A ini lebih<br />

bergairah,” ujar Heris<br />

Semantri, Direktur PT Bumi<br />

Raya–perusahaan yang<br />

mengelola Thamrin City, di<br />

Jakarta kemarin.<br />

Menurut Heris, nantinya<br />

di area 3A ini akan terdapat<br />

beberapa zona belanja.<br />

Konsep yang diusung adalah<br />

Pasar Pelangi dengan tagline<br />

One Stop Shoping For All.<br />

(nuriwan)<br />

laksana Hulu Minyak dan Gas<br />

Bumi (BP Migas) menggunakan<br />

anggaran dari APBN.Artinya,<br />

pola yang digunakan dalam<br />

tata kelola migas saat ini<br />

adalah goverment to business (G<br />

to B). Dengan pola tersebut,<br />

kata dia,pendekatan bisnis migas<br />

kemudian bersifat birokratis.<br />

“Masalahnya, jika sedang<br />

ada persoalan teknis seperti<br />

produksi migas menurun, kemampuan<br />

pemerintah hanya<br />

mengeluarkan kebijakan berupa<br />

payung hukum. Padahal<br />

untuk menyelesaikan persoalan<br />

teknis, pendekatannya harus<br />

B to B (secara bisnis),” paparnya.<br />

Karena itu, kata Komaidi,<br />

pemerintah seharusnya memperkuat<br />

pengelolaan migas<br />

dengan menjadikan BUMN migas,<br />

yakni PT Pertamina (Persero)<br />

sebagai tangan kanannya.Dengan<br />

menggunakan pola<br />

B to B, imbuh dia, Pertamina<br />

pun akan menjadi kuat. Ko-<br />

maidi mengacu pada peringkat<br />

pengelola migas dunia,di mana<br />

10 peringkat teratas adalah<br />

BUMN migas yang melakukan<br />

pengelolaan dengan model B to<br />

B. “Karena saat ini menggunakan<br />

pola G to B, akibatnya Pertamina<br />

tidak maksimal, bahkan<br />

peringkatnya di posisi 32<br />

dunia, jauh di bawah Petronas<br />

yang berada di peringkat 13<br />

dunia,”ungkapnya.<br />

Hal senada dikatakan Ketua<br />

Asosiasi Perusahaan Migas<br />

(Aspermigas) Effendi Siradjudin.<br />

Menurut dia, pemerintah<br />

dan DPR tak perlu alergi merevisi<br />

UU Migas yang tak mampu<br />

mendorong kenaikan produksi<br />

minyak nasional.“Di era<br />

UU No 22/2001 ini, produksi<br />

minyak nasional terus merosot,<br />

bahkan hingga di bawah 900.000<br />

barel per hari,”katanya.<br />

Jika terus didiamkan, Indonesia<br />

sulit mandiri dalam memenuhi<br />

kebutuhan energi nasional<br />

yang terus meningkat.<br />

nanang wijayanto<br />

swasta sekitar 1.500 MW di luar<br />

proyek tersebut,”kata dia.<br />

Tambahan pasokan listrik<br />

nasional hingga semester I/2012<br />

tercatat mencapai 41.098 MW<br />

atau 75,3% dari total kebutuhan<br />

nasional. Namun, 80% dari pasokan<br />

listrik tersebut masih berpusat<br />

di Jawa, Bali, dan Sumatera.<br />

Pada program percepatan<br />

tahap II, sebagian besar pem-<br />

bangkit menggunakan energi<br />

baru dan terbarukan.Staf Ahli<br />

Menteri ESDM bidang Investasi<br />

dan Produksi FX Sutijastoto<br />

mengatakan, porsi energi<br />

terbarukan mencapai 66%<br />

atau setara 6.600 MW. Pada sistem<br />

pembangkitan listrik Jawa<br />

Bali akan dibangun tambahan<br />

kapasitas listrik berbasis energi<br />

baru terbarukan sekitar<br />

4.500 MW. Pembangkit yang<br />

akan dibangun tersebut terdiri<br />

atas 1.080 MW pembangkit listrik<br />

tenaga air (PLTA) dan<br />

2.100 MW pembangkit listrik<br />

tenaga panas bumi (PLTP).<br />

“Di Sumatera kapasitas total<br />

sekitar 3.700 MW dengan<br />

rincian 470 MW PLTA dan 2.670<br />

PLTP,”katanya<br />

Selain di Jawa dan Sumatera,<br />

juga direncanakan tambahan<br />

kapasitas pembangkitan<br />

listrik di Kalimantan sekitar<br />

836 MW. Sedangkan di Sulawesi,direncanakanpenambahan<br />

kapasitas PLTA 190 MW dan<br />

PLTP 140 MW.“Melalui proyek<br />

17:00 E VIEW (L)<br />

18:00 BIZ BRIEF<br />

19:00 E BUZZ (L)<br />

20:00 MOVERS AND<br />

SHAKERS (L)<br />

21:00 SINDO PRIME (T)<br />

Investasi Listrik USD9,6 M<br />

JAKARTA – Kebutuhan investasi sektor<br />

listrik hingga 2020 diperkirakan<br />

mencapai USD9,6 miliar atau sekitar<br />

Rp86,4 triliun per tahun.<br />

DR ELIEZER H<br />

HARDJO PH D, CM<br />

Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi)<br />

& Institute of Certified Professional<br />

Managers<br />

Hitungan di atas kertas<br />

dan transaksi<br />

keuangan jual-beli<br />

saham dalam proses merger<br />

dan akuisisi telah dilangsungkan,kini<br />

kedua perusahaan<br />

sudah menjadi satu secara<br />

legal sah di depan hukum,<br />

semua tinggal berjalan<br />

dengan mulus,impian terwujud.Begitu<br />

pemikiran dari<br />

pemegang saham dan top<br />

manajemen dari kedua<br />

perusahaan,khususnya<br />

perusahaan yang mengakuisisi<br />

perusahaan lainnya.<br />

Ternyata pada praktiknya<br />

tidaklah semudah yang<br />

dibayangkan,sering pascapenggabungan<br />

menjadi awal<br />

dari sebuah kekacauan karena<br />

tidak tahu langkah apa yang<br />

harus diambil.Belum lagi<br />

konflik yang terjadi antarmanusia<br />

di kedua perusahaan<br />

karena kultur dan budaya<br />

perusahaan yang berbeda dan<br />

sekian lama telah membentuk<br />

“Dari jumlah itu,<br />

sebesar USD6,78<br />

miliar untuk<br />

investasi pembangkit,<br />

USD1,4<br />

miliar untuk transmisi<br />

dan USD1,3 miliar<br />

untuk biaya<br />

investasi distribusi.”<br />

JARMAN<br />

Dirjen Ketenagaistrikan ESDM<br />

karakter orang-orang yang<br />

berada di masing-masing<br />

perusahaan.Dalam tahap<br />

inilah proses integrasi akan<br />

dimulai,dan jika salah penanganan<br />

dapat berakibat fatal.<br />

Phillippe Haspeslagh,<br />

profesor dalam bidang<br />

Business Policy dari INSEAD<br />

dan David Jemison,profesor<br />

dalam bidang Manajemen<br />

dari University of Texas,<br />

Austin,USA,dalam buku<br />

mereka,Managing Acquisition<br />

(Simon & Schuster,1991),<br />

setelah melakukan riset<br />

terhadap berbagai<br />

perusahaan yang melakukan<br />

merger dan akuisisi di 10<br />

negara,mengajukan sebuah<br />

model yang disebut<br />

Acquisition Integration<br />

Approaches (Pendekatan-<br />

Pendekatan Akuisisi yang<br />

Terintegrasi) dan menjadi<br />

pegangan dalam melakukan<br />

integrasi pada merger dan<br />

akuisisi.<br />

Ada empat bentuk atau<br />

jenis pembentukan nilai<br />

(value creation) dalam sebuah<br />

merger dan akuisisi:<br />

1.Resource sharing.Nilai<br />

yang diperoleh dari<br />

pengabungan dua perusahaan<br />

terletak pada tingkat<br />

operasional<br />

2.Functional skills transfer.<br />

SINDO/ARY PRASSTYO<br />

SINDO/YUDISTIRO PRANOTO<br />

Nilai diperoleh dengan<br />

memindahkan karyawankaryawan<br />

tertentu atau<br />

dengan berbagi informasi,<br />

pengetahuan dan<br />

keterampilan<br />

3.Transfer of general<br />

management skills.Nilai<br />

diperoleh dengan<br />

meningkatkan wawasan,<br />

koordinasi dan kontrol<br />

4.Combination benefits.<br />

Nilai diperoleh dengan<br />

memaksimalkan penggunaan<br />

aliran dana,meningkatkan<br />

fast track tahap kedua ini juga<br />

direncanakan pembangunan<br />

kapasitas pembangkit di Nusa<br />

Tenggara dan Maluku masingmasing<br />

143 MW dan 51 MW,”<br />

paparnya.<br />

Khusus untuk panas bumi,<br />

lanjut dia, ada sebesar 13.000<br />

MW potensi panas bumi yang<br />

terdistribusi dalam 54 wilayah<br />

kerja pertambangan panas bumi<br />

(WKP) yang siap dikembangkan.<br />

Potensi tersebut menurut<br />

dia dapat terserap oleh<br />

unit pengolahan mineral (smelter)<br />

yang akan dibangun. Hingga<br />

kini, menurutnya perkembangan<br />

penggunaan energi baru<br />

terbarukan cukup signifikan,<br />

meski peranannya masih<br />

sangat terbatas.<br />

“Hal itu termasuk faktor penetapan<br />

harga energi fosil<br />

belum mencerminkan harga<br />

keekonomian, sehingga harga<br />

energi yang berasal dari energi<br />

baru terbarukan masih relatif<br />

mahal,”jelasnya.<br />

nanang wijayanto<br />

kemampuan meminjam,<br />

dengan meningkatkan daya<br />

beli dan daya pemasaran.<br />

Keempat jenis value<br />

creation tersebut yang menjadi<br />

sasaran dari sebuah<br />

penggabungan dua atau lebih<br />

perusahaan yang disebut<br />

strategic interdependence (SI),<br />

dan menjadi kriteria yang<br />

pertama.<br />

Sedangkan yang menjadi<br />

kriteria kedua organizational<br />

autonomy (AO).Sasaran dari<br />

penggabungan dua atau lebih<br />

22:00 MOVERS AND<br />

SHAKERS<br />

23:00 REVENEWS<br />

23:30 MNC BUSINESS<br />

SPECIAL DIALOG<br />

00:00 E VIEW<br />

JAKARTA– Keputusan Tim Tujuh<br />

tentang pelaksanaan studi<br />

kelayakan megaproyek Jembatan<br />

Selat Sunda masih belum<br />

final. Meski begitu, Menteri<br />

Koordinator bidang Perekonomian<br />

Hatta Rajasa mengungkapkan,<br />

perkembangan<br />

saat ini masih mengacu pada<br />

Peraturan Presiden (Perpres)<br />

No 86/2011.<br />

“Iya,memang sejauh ini Tim<br />

Tujuh masih merujuk pada perpres<br />

itu. Artinya, belum ada<br />

perubahan. Saya tinggal menunggu<br />

laporannya,setelah itu<br />

dilaporkan ke Wakil Presiden,”<br />

ujar Hatta di Jakarta kemarin.<br />

Hatta mengungkapkan,tim<br />

tujuh saat ini sudah memiliki<br />

keputusan final terkait pembangunan<br />

Jembatan Selat Sunda<br />

yang diperkirakan menelan<br />

biaya sekitar Rp200 triliun tersebut.<br />

Ditanya mengenai perbedaan<br />

keinginan anggota tim<br />

lainnya dengan menteri keuangan<br />

yang menginginkan<br />

studi kelayakan proyek dibia-<br />

SEPUTAR INDONESIA<br />

JUMAT 7 SEPTEMBER 2012<br />

01:00 REVENEWS<br />

INTERNATIONAL<br />

02:00 BIZ BRIEF<br />

03:00 MOVERS AND<br />

SHAKERS<br />

04:00 E BUZZ<br />

PENGHARGAAN INSTITUSI TERBAIK<br />

(Kiri ke kanan) Managing Director Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury, Direktur Keuangan PT Garuda<br />

Indonesia Tbk Handrito Hardjono, Publisher & CEO Alpha Southeast Asia Siddiq Bazarwala, VP Commercial & Small<br />

Management BNI Ronny Venir saat penghargaan Annual Best Financial Institution Awards 2012 dari majalah Alpha<br />

Southeast Asia di Jakarta, kemarin.<br />

Integrasi dalam Merger dan Akuisisi<br />

Perpres 86/2011<br />

Masih Jadi Rujukan<br />

perusahaan adalah<br />

terciptanya nilai,dan pada<br />

tingkat berikutnya adalah<br />

otonomi dalam berbagai<br />

departemen dan hierarki<br />

organisasi agar roda organisasi<br />

dapat secepatnya berputar.<br />

Ada tiga pertanyaan yang<br />

perlu diajukan sebelum<br />

melepas ke tingkat otonomi<br />

yang ditentukan:<br />

1.Apakah pemberian<br />

otonomi penting untuk<br />

meningkatkan kemampuan<br />

strategis dalam menangani<br />

penggabungan perusahaan?<br />

2.Jika jawaban terhadap<br />

pertanyaan di atas positif,<br />

seberapa besar otonomi dapat<br />

diberikan pada saat ini dan di<br />

kemudian hari?<br />

3.Dalam bidang spesifik<br />

mana otonomi sangat penting<br />

bahkan mutlak?<br />

Dari kedua faktor yang<br />

dikombinasikan akan keluar<br />

skor dan tergantung dari<br />

tingginya skor maka ada<br />

tingkat dalam kuadran untuk<br />

menentukan prioritas<br />

integrasi:<br />

1.Absorption.Need for<br />

strategic interdependence (SI) -<br />

tinggi,need for organizational<br />

autonomy (AO) - Rendah.<br />

Manajemen harus<br />

memastikan bahwa sasaran<br />

merger dan akuisisi yang<br />

yai negara dari APBN, Hatta<br />

berpendirian dana pemerintah<br />

tak seharusnya digunakan<br />

untuk itu.<br />

“Duitnya ada tidak? Jadi,<br />

jangan sampai, misalnya, orang<br />

Kalimantan marah gara-gara<br />

mau bikin jembatan biayanya<br />

Rp50 miliar saja duitnya tersendat,<br />

sementara duit studi kelayakan<br />

Jembatan Selat Sunda<br />

yang Rp3 triliun segampang itu<br />

diambil dari APBN,”cetusnya.<br />

Sebelumnya Menteri PU<br />

Djoko Kirmanto juga menegaskan<br />

bahwa selain menteri keuangan,<br />

anggota tim lainnya<br />

lebih condong mengikutsertakan<br />

swasta sebagai pelaksananya.<br />

Djoko mengatakan, dengan<br />

menyertakan swasta, target<br />

peletakan batu pertama proyek<br />

itu bisa dilakukan sesuai<br />

target yakni tahun 2014. Selain<br />

itu, dana APBN menurutnya lebih<br />

baik digunakan untuk pemerataan<br />

pembangunan infrastruktur<br />

di daerah lainnya.<br />

ichsan amin<br />

sebelumnya diharapkan dan<br />

rencanakan,terealisir dan<br />

tercapai<br />

2.Preservation.SI – rendah,<br />

AO - tinggi.Fokus manajemen<br />

adalah mempertahankan dan<br />

memelihara sumber daya yang<br />

memberikan manfaat dan<br />

menjadi pertimbangan<br />

terjadinya merger dan<br />

akuisisi.<br />

3.Symbiosis.SI - tinggi,AO -<br />

tinggi.Manajemen harus<br />

memastikan pelestarian batas<br />

secara simultan dengan dan<br />

permeabilitas batas,dalam<br />

proses bertahap<br />

4.Holding.SI - rendah,AO -<br />

rendah.Tidak perlu dilakukan<br />

integrasi,nilai yang tercipta<br />

cukup dengan melalui transfer<br />

uang,berbagi risiko dan<br />

kemampuan manajemen<br />

secara umum.<br />

Sedikit rumit namun kita<br />

berbicara dalam tingkat<br />

merger dan akuisisi yang<br />

biasanya dilakukan<br />

perusahaan besar,sehingga<br />

tingkat kerumitan dapat<br />

dipahami.<br />

Dengan acquisition<br />

integration approaches,hasil<br />

akhir yang diperoleh harus<br />

memperlihatkan nilai lebih<br />

tinggi dari gabungan masingmasing<br />

nilai dari perusahaan<br />

yang digabungkan.Sukses!

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!