Terumbu-Karang-Teluk-Lampung-Ok
Terumbu-Karang-Teluk-Lampung-Ok
Terumbu-Karang-Teluk-Lampung-Ok
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
saat perekaman, pengaruh kelengkungan bumi, efek panoramik (sudut pandang), pengaruh<br />
topografi serta pengaruh gravitasi bumi yang menyebabkan terjadinya perubahanan<br />
ketinggian satelit dan ketidakstabilan ketinggian platform.<br />
Rektifikasi adalah suatu proses memproyeksikan data pada suatu bidang sehingga<br />
mempunyai proyeksi yang sama dengan peta. Atas dasar data acuan yang digunakan,<br />
rektifikasi dapat dibedakan atas :<br />
1. Registrasi citra ke citra (image to image rectification)<br />
2. Rektifikasi citra ke peta (image to map rectification)<br />
Dalam melakukan koreksi geometric, GCP yang dipilih harus tersebar merata pada seluruh<br />
citra, relative permanent, tidak berubah dalam kurun waktu yang pendek (seperti jalan,<br />
jembatan, sudut bangunan dan sebagainya). Setelah GCP terpilih, didapatkan nilai akar<br />
kesalahan rata-rata kuadrat (Root Mean Square Error) untuk masing-masing GCP.<br />
Dianjurkan agar RMSE lebih kecil dari 0.5 pixel. Jika RMSE masih lebih besar dari<br />
ketelitian yang diinginkan (>0.5 pixel) maka perlu dilakukan penghapusan pada GCP yang<br />
memberikan RMSE terbesar. Proses ini dilanjutkan sampai dengan RMSE lebih kecil dari<br />
yang diinginkan.<br />
D. Penajaman Citra<br />
Penajaman citra dilakukan guna memperjelas kenampakan suatu obyek agar didapatkan<br />
citra yang lebih informasi. Teknik penajaman citra untuk pemetaan sebaran terumbu<br />
karang antara lain dengan FCC (False Color Composite), algoritme SWIM (Shallow Water<br />
Image Mapping) dan algoritme Lyzenga.<br />
False Color Composite dilakukan dengan cara meletakkan tiga buah filter warna yaitu<br />
merah, hijau dan biru secara tumpang tindih (overlay). Kanal yang digunakan adalah kanal<br />
4,2, dan 1. Kombinasi kanal ini dipilih karena kanal 1 dan 2 merupakan kanal sinar<br />
tampak yang mempunyai daya penetrasi dalam kolom air yang cukup baik. Sedangkan<br />
kanal 4 dipilih karena dapat membedakan batas antara darat dan laut dengan jelas.<br />
Metode yang kedua adalah menggunakan algoritme SWIM yang dikembangkan oleh<br />
Bierwirth. Metode ini dilakukan dengan cara membuat komposit untuk filter warna merah,<br />
hijau dan biru dengan input kanal 1,2,3 serta algoritme sebagai berikut:<br />
Filter warna merah : TM3/(TM1 + TM2+ TM3)<br />
Pemetaan <strong>Terumbu</strong> <strong>Karang</strong> di <strong>Teluk</strong> <strong>Lampung</strong> Bab III ‐ 19