02.07.2013 Views

download - UNS

download - UNS

download - UNS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

7.7. Sel Elektrokimia dan Potensial Elektroda<br />

Seperti kita sudah singgung dalam bahasan sebelumnya<br />

bahwa reaksi kimia dapat melepaskan energi maupun<br />

membutuhkan energi. Berdasarkan sifat listrik maka<br />

energi yang dihasilkan reaksi kimia dapat diukur dalam<br />

bentuk energi potensial (E) dengan satuan Volt.<br />

Pembuktian adanya potensial dapat dilakukan dengan<br />

memasukkan dua batang logam ke dalam larutan dan<br />

kedua logam tersebut dihubungkan dengan voltmeter.<br />

Jika kita memasukkan logam yang sama maka voltmeter<br />

akan membaca nilai 0, artinya tidak ada beda potensial.<br />

Jika kita memasukkan dua logam yang berbeda maka<br />

voltmeter menunjukkan nilai tertentu, atau ada beda<br />

potensial yang terbaca voltmeter (Gambar 7.5).<br />

Dua logam yang tercelup dalam larutan dikatakan<br />

sebagai sel, dan logam‐logam tersebut dikatakan<br />

sebagai elektroda, yang didefinisikan sebagai kutub<br />

atau lempeng pada suatu sel elektrokimia, dimana arus<br />

memasuki atau meninggalkan sel.<br />

Dua logam atau dua elektroda yang ada dalam sel<br />

elektrokimia memiliki peran tertentu. Elektroda yang<br />

memiliki peran dalam proses pengikatan elektron<br />

(proses reduksi) disebut dengan katoda. Katoda<br />

menarik ion‐ion bermuatan positif dan ion‐ion tersebut<br />

disebut kation. Sedangkan elektroda yang berperan<br />

dalam pelepasan elektron (proses oksidasi) disebut<br />

anoda. Anoda menarik ion‐ion negatif dari larutan<br />

elektrolit, ion‐ion ini disebut anion.<br />

Untuk melakukan pengukuran potensial yang dihasilkan<br />

dari sebuah reaksi kimia dipergunakan voltmeter, maka<br />

salah satu elektroda yang dipergunakan adalah<br />

elektroda baku yang telah diketahui potensialnya.<br />

Eksperimen yang dilakukan menunjukan bahwa<br />

elektroda baku yang didapat adalah elektroda Hidrogen<br />

dikenal dengan SHE, standart hidrogen elektroda,<br />

dengan potensial 0.0 Volt.<br />

Dengan ditemukanya Elektroda standart maka disusun<br />

potensial elektroda dari beberapa zat, potensial yang<br />

dipergunakan adalah potensial reduksi dari zat yang<br />

diukur. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan<br />

pembanding elektroda hidrogen (SHE). Lihat Tabel 7.2<br />

Potensial reduksi dari beberapa logam.<br />

Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007<br />

113<br />

Gambar 7.5. Gambar sel<br />

elektrokimia, dengan dua buah<br />

elektroda yang berbeda, beda<br />

potensial terbaca oleh voltmeter<br />

Tabel.7.2. Potensial reduksi dari<br />

beberapa zat<br />

Logam E Ө (Volt)<br />

K + → K + e -2,93<br />

Ba 2+ → K + e -2,90<br />

Ca 2+ → Ca + 2e -2,87<br />

Na + → Na + e -2,71<br />

Mg 2+ → Mg + 2e -2,34<br />

Al 3+ → Al + 3e -1,76<br />

Mn 2+ → Mn + 2e -1,10<br />

Zn 2+ → Zn + 2e -0,76<br />

Cr 3+ → Cr + 3e -0,60<br />

Fe 2+ → Fe + 2e -0,44<br />

Ni 2+ → Ni + 2e -0,23<br />

Sn 2+ → Sn + 2e -0,14<br />

Pb 2+ → Pb + 2e -0,13<br />

H + → H + e 0,00<br />

Cu 2+ → Cu + 2e +0,34<br />

Hg + → Hg + e +0,79<br />

Ag + → Ag + e +0,80<br />

Au + → Au+ e +1,50

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!