08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Opini<br />

Konsep pendidikan yang ada<br />

sekarang harus direformasi dan bahkan<br />

kalau perlu direvolusi. Sudah 66 tahun<br />

Indonesia merdeka, pemerintah hanya<br />

melahirkan generasi sekuler dan<br />

materialis. Kondisi seperti ini akan<br />

mengancam kehidupan umat Islam<br />

di negeri ini. Berbagai kejahatan yang<br />

sudah mengakar saat ini, seperti korupsi,<br />

perilaku hedonis, gaya hidup konsumtif<br />

dan sebagainya adalah hasil dari apa yang<br />

ditanamkan dalam pendidikan masa lalu.<br />

Kalau kita serius untuk mengubah dan<br />

mereformasi kondisi semrawut seperti<br />

sekarang, kita harus memulainya dari<br />

dunia pendidikan. Kalau kita gagal<br />

mewujudkan pendidikan sebagai wadah<br />

dan institusi pembentukan karakter<br />

iman dan taqwa kepada anak didik kita<br />

sekarang, maka masa depan negeri ini<br />

akan tetap sepeti apa yang kita saksikan<br />

hari ini, dan tidak mustahil lebih parah<br />

lagi.<br />

Banyak hal yang perlu kita benahi<br />

dari dunia pendidikan sekarang, di<br />

antaranya adalah konsep pendidikan<br />

yang diterapkan. Kita harus mampu<br />

merancang sebuah konsep pendidikan<br />

yang efektif dan mampu menanamkan<br />

karakter iman dan taqwa kepada anak<br />

didik sehingga mereka memiliki orientasi<br />

hidup yang benar yang sesuai dengan<br />

maksud dan tujuan Allah menciptakan<br />

mereka. Kalau orientasi itu sudah<br />

melenceng dan menyimpang, maka<br />

generasi kita akan menjadi generasi<br />

yang tidak kenal Tuhan Penciptanya<br />

dan tidak pula mengenal diri mereka<br />

sendiri. Dari sinilah awal malapetaka<br />

dan berbagai penyimpangan manusia<br />

itu muncul.<br />

Manusia yang tidak mengenal<br />

Allah dan tidak mengenal dirinya,<br />

mereka akan hidup liar di dunia ini dan<br />

merusak kehidupan yang pada akhirnya<br />

akan merugikan dan mencelakakan<br />

orang lain, termasuk dirinya sendiri.<br />

Sebaliknya, manusia yang mengenal<br />

Allah dan dirinya dengan baik, insya<br />

Allah, mereka akan menjadi pribadipribadi<br />

yang shalih yang bukan hanya<br />

mampu memberikan keshalihan<br />

(kebaikan) kepada dirinya, melainkan<br />

juga kepada orang lain. Pribadipribadi<br />

yang shalih itu tidak lahir dari<br />

konsep pendidikan yang sekuler dan<br />

berorientasi duniawi atau materialistik.<br />

Akan tetapi, mereka lahir dari konsep<br />

pendidikan Islam yang mengajarkan dan<br />

menanamkan orientasi hidup manusia<br />

yang sebenarnya.<br />

Terkait dengan orientasi hidup<br />

manusia, Allah menjelaskan dalam<br />

al-Qur’an Surat adz-Dzariyat: 56-58,<br />

yakni: “Dan Aku tidak menciptakan jin<br />

dan manusia kecuali untuk mengabdi<br />

kepadaKu. Aku tidak menginginkan<br />

rezeki dari mereka dan tidak pula Aku<br />

menginginkan makanan dari mereka.<br />

Sesungguhnya Allah, Dialah Pemberi<br />

rezeki, yang memiliki kekuatan yang<br />

kuat”.<br />

Dari tiga ayat tersebut di atas kita<br />

dapat menyimpulkan hal-hal berikut:<br />

1. Manusia diciptakan Allah<br />

bukan untuk bermain-main dan hanya<br />

mengejar kepentingan duniawi. Akan<br />

tetapi, mereka diciptakan Allah untuk<br />

beribadah kepada-Nya dengan menaati<br />

semua sistem hidup yang diciptakan-<br />

Nya untuk manusia agar mereka selamat<br />

di dunia dan akhirat.<br />

2. Persoalan rezeki dan kebutuhan<br />

hidup di dunia sudah Allah siapkan<br />

sedemikian rupa untuk manusia.<br />

Oleh sebab itu, manusia tidak perlu<br />

khawatir akan tidak kebagian rezeki<br />

selama mereka berusaha dan berdoa<br />

serta pemerintahnya tidak zhalim atau<br />

menerapkan sistem zhalim yang hanya<br />

menguntungkan dan memperkaya<br />

segelintir kaum kapitalis saja.<br />

3. Allah Maha Kuasa terhadap<br />

segala sesuatu yang dikehendaki-Nya.<br />

Dia telah menciptakan kita dengan<br />

sistem yang sangat canggih dan telah<br />

menyiapkan bagi kita semua kebutuhan<br />

selama hidup di dunia ini. Bahkan<br />

sebelum dilahirkan ke dunia; saat<br />

berada dalam rahim ibu kita dan tidak<br />

bisa berbuat apa-apa, maka karunia-<br />

Nya selalu menyirami kehidupan kita.<br />

Kalau kita menjadikan Allah sebagai<br />

tujuan dan orientasi hidup, maka Allah<br />

akan memudahkan dan memberkahi<br />

hidup di dunia dan menyelamatkan<br />

kehidupan akhirat kita. Ini adalah<br />

janji-Nya pada setiap hamba yang<br />

hidupnya hanya untuk mengabdi<br />

dan beribadah kepada-Nya. Persoalan<br />

dunia ini amatlah sederhana bagi-Nya.<br />

Demikian pula halnya bagi orang yang<br />

hidupnya untuk ibadah kepada Allah,<br />

persoalan kehidupan dunia bukanlah<br />

menjadi tujuan utamanya dan yang<br />

menjadi tujuan hidupnya tetaplah<br />

kehidupan akhirat yang abadi. Inilah<br />

generasi yang bermutu dan berkualitas<br />

40 <strong>Santunan</strong> JUNI <strong>2011</strong><br />

tinggi disisi Allah dan Rasul-Nya, bukan<br />

generasi yang orientasi hidupnya hanya<br />

kepentingan hidup di dunia yang fana<br />

dan sementara.<br />

Generasi yang berkualitas itu hanya<br />

akan lahir dari sistem dan konsep<br />

pendidikan Islam, bukan dari konsep<br />

pendidikan sekuler, materialis dan<br />

kapitalis. Generasi yang bermutu<br />

ialah generasi muda yang beriman<br />

kepada Allah dan selalu menjadikan<br />

petunjuk Allah (al-Qur’an) sebagai<br />

rambu-rambu kehidupan. Generasi<br />

muda yang memiliki hati yang bersih<br />

dan kasih sayang terhadap orang tua,<br />

keluarga dan masyarakatnya. Generasi<br />

yang berpendirian teguh dan tidak<br />

terpengaruh oleh lingkungan dan<br />

pergaulan yang tidak sehat, dan bahkan<br />

mereka yang mempengaruhinya ke<br />

arah kebaikan. Generasi yang berani<br />

menegakkan kebenaran dan menolak<br />

kebatilan, apapun resiko yang harus<br />

mereka alami. Generasi yang berani<br />

mengatakan bahwa Tuhan yang kami<br />

sembah dan taati adalah Allah yang<br />

menciptakan langit dan bumi ini.<br />

Generasi yang tidak akan pernah<br />

tunduk kepada tuhan selain hanya<br />

Allah karena mereka mengetahui dan<br />

menyadari bahwa ubudiyah (ibadah dan<br />

taat) kepada tuhan selain Allah adalah<br />

kehancuran dan kebinasaan yang paling<br />

besar di dunia dan akhirat.<br />

Semoga Allah membantu dan<br />

menolong kita dalam membentuk<br />

generasi yang memiliki pijakan hidup<br />

yang kuat dan memiliki orientasi hidup<br />

yang benar, yakni Allah menjadi tujuan<br />

mereka. Rasulullah saw., adalah teladan<br />

mereka. Al-Qur’an adalah dustur<br />

(sistem hidup) mereka. Berjuang di jalan<br />

Allah adalah jalan mereka dan mati di<br />

jalan Allah adalah cita-cita mereka yang<br />

paling tinggi dan utama. Semoga Allah<br />

memilih kita menjadi orang-orang yang<br />

sukses dalam mewujudkan generasi<br />

Islam, generasi masa depan yang<br />

diharapkan. Semoga Allah berkenan<br />

menghimpunkan kita di syurga Firdaus<br />

yang paling tinggi bersama Rasulullah<br />

saw., para shiddiqin, syuhada’, dan<br />

shalihin sebagaimana Allah himpunkan<br />

kita di tempat yang mulia ini. Wallahu<br />

a’lam bish-shawwab. n<br />

Penulis adalah Dosen pada STAIN<br />

Zawiyah Cot Kala Langsa, dan<br />

Alumnus PPS Universitas Negeri<br />

Malang.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!