08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

Majalah Santunan edisi Juni 2011 - Kementerian Agama Prov Aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Life Style<br />

Ketika Anak tinggal di Kosan<br />

Mau tidak mau, dengan semakin dewasanya anak<br />

kita, tentu pula akan menempuh pendidikan<br />

yang lebih tinggi, yang konsekuensinya adalah<br />

peningkatan pengeluaran biaya untuk pendidikan, bahkan<br />

sewa tempat tinggal bagi yang memilih kuliah di tempat<br />

yang jauh.<br />

Selaku orang tua, tentunya tidak sampai hati<br />

memadamkan semangat belajar dan cita-cita si buah<br />

hati dengan menahannya tinggal di rumah dan kuliah di<br />

kampung, bisa karena alasan sangat sayang, atau karena<br />

fasilitas pendidikan lokal yang kurang memadai, juga<br />

karena kita ingin melihat anaka kita hidup mandiri, pandai<br />

bergaul, dan memiliki wawasan yang jauh lebih luas dari<br />

yang bisa diperoleh di kampung halamannya.<br />

Bagi orang tua yang anak-anaknya mulai beranjak dewasa<br />

dan akan meninggalkan rumah karena alasan kuliah, ada<br />

beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:<br />

Tempat Tinggal<br />

Pastikan anak kita tinggal di lingkungan yang baik dan<br />

positif. Orang tua selayaknya menilai langsung tempat dan<br />

lingkungan yang akan dijadikan kost anaknya di perantaun,<br />

khususnya anak perempuan. Pastikan ada penanggungjawab<br />

atau orang tua yang bertanggungjawab mengawasi anakanak<br />

kost tersebut. Jangan sampai anak-anak kita tinggal<br />

di lingkungan yang tidak menentu dan tidak mendapatkan<br />

pengawasan dari orang yang berpengalaman. Ingat, anak<br />

anda baru saja keluar kandang, tentu ada banyak godaan.<br />

Kemandirian<br />

Tinggal jauh dari rumah orang tua, si anak harus diajarkan<br />

kemandirian. Mandiri tidak hanya dalam memenuhi dan<br />

melayani kebutuhan sehari-hari seperti makan-minum dan<br />

pakaian, tapi juga mandiri dalam menghadapi masalah,<br />

memecahkan masalah, dan memotivasi diri sendiri di<br />

kala mengalami kejenuhan dan kebosanan. Memang<br />

penting memastikan anak kita bisa memasak, mencuci<br />

dan menyertika sendiri, tapi juga sangat penting untuk<br />

meyakini bahwa anak kita sudah bisa hidup mandiri<br />

secara mental dan spiritual, karena tidak ada lagi yang<br />

akan mengingatkan, apalagi memaksanya untuk shalat dan<br />

berpuasa, misalnya.<br />

Kesederhanaan<br />

Dengan membengkaknya pengeluaran orang tua, si<br />

anak harus dibekali dengan jiwa kesederhanaan. Sedari<br />

awal anak-anak mestinya telah diperkenalkan mana yang<br />

dibutuhkan dan mana yang diinginkan. Jadi, mulai dari<br />

tempat tinggal, sarana transportasi, penampilan dan lainlain<br />

atribut haruslah bisa disederhanankan, dengan kata<br />

lain dihemat. Karena pos pengeluaran orang tua tidak<br />

<strong>Santunan</strong> JUNI <strong>2011</strong><br />

hanya terbatas pada anaknya yang kuliah, boleh jadi masih<br />

ada adik-adiknya yang bersekolah, dan tentunya juga harus<br />

menutup sisa kredit di bank pemerintah.<br />

Kesehatan<br />

Sebagai implikasi dari hidup mandiri dan sederhana,<br />

kebanyakan anak kost lalai memelihara kesehatannya karena<br />

berbagaia alasan. Untuk itu, sedari awal orang tua perlu<br />

meberikan perhatian khusus bagi anak yang menderita<br />

penyakit bawaan spesifik. Bahkan anak yang pembawaannya<br />

sehat-sehat saja juga membutuhkan olahraga dan rekreasi<br />

untuk menyaga kesehatan fisik dan mentalnya. Untuk itu<br />

nasehati anak anda untuk selalu berolahraga secara rutin<br />

dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan<br />

di lingkungan kostnya.<br />

Keberhasilan<br />

Sedari awal, orang tua dan anak harus mendefinisikan<br />

target keberhasilan yang hendak dicapai dan diraih si anak<br />

di perantauan. Apakah keberhasilan itu dimaknai dengan<br />

selesai kuliah tepat waktu sehingga menghemat biaya,<br />

atau si anak mendapat pengalaman baru, atau sekedar<br />

dapat hidup mandiri, atau juga meraih prestasi sensasional<br />

tertentu. Target keberhasilan ini penting untuk memtivasi<br />

anak berusaha maksimal selama di perantuannya, dan<br />

disisi lain juga memotivasi orang tua untuk selalu berusaha<br />

menjaga biaya dan kebutuhan anaknya. Dengan ungkapan<br />

yang lain, sesungguhnya orangtua tidak mau kecewa<br />

apabila setelah sekian tahun anaknya tidak menjadi apaapa<br />

yang diharapkannya.<br />

Komunikasi<br />

Selalu pelihara komunikasi dengan anak anda. Dengan<br />

dukungan sarana komunikasi saat ini, orang tua bisa<br />

kapan saja mengubungi nakanya via telpon, sms, atau juga<br />

facebook untuk mengetahui kondisi anaknya. Tapi penting<br />

juga bagi orang tua untuk menetapkan jadwal komunikasi<br />

bagi anaknya, misalnya seminggu sekali telepon ke<br />

kampung, atau orang tua berkomunikasi rutin dengan<br />

pengawas kosan untuk memantau kondisi anak-anaknya.<br />

Bukan tidak mungkin, tampa komunikasi dan pengawasan<br />

yang memadai anak-anak kita bisa salah bergaul dan<br />

terjerumus ke dunia maksiat, aliran sesat, atau malah putus<br />

kuliah. Bila perlu, kunjungilah anak anda secara berkala<br />

sesuai kemampuan, dan evaluasilah keberadaan anak anda<br />

dengan orang-orang di sekitar tempat tinggalnya, apakah<br />

berperilaku normal, atau malah mencurigakan.<br />

Akhirnya, selamat menjadi orang tua yang lebih dewasa<br />

dengan perkembangan anak anda saat ini da nanti, karena<br />

dia sudah tidak kecil lagi. nkhairuddin aba dari berbagai<br />

sumber<br />

51

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!