13.11.2013 Views

Pedoman Laporan Keberlanjutan GRI G3 - Global Reporting Initiative

Pedoman Laporan Keberlanjutan GRI G3 - Global Reporting Initiative

Pedoman Laporan Keberlanjutan GRI G3 - Global Reporting Initiative

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

RG<br />

<strong>Pedoman</strong> <strong>Laporan</strong> <strong>Keberlanjutan</strong><br />

PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN<br />

Definisi: Organisasi harus mengidentifikasi para pemangku<br />

kepentingannya dan menjelaskan dalam laporan bagaimana<br />

organisasi telah merespons harapan dan kepentingan yang<br />

masuk akal dari pemangku kepentingan.<br />

Penjelasan: Pemangku kepentingan didefinisikan sebagai<br />

entitas atau individu yang diharapkan dapat mempengaruhi<br />

secara signifikan aktivitas, produk, dan atau jasa-jasa<br />

organisasi; serta entitas atau individu yang tindakannya<br />

diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan organisasi<br />

dalam melaksanakan strategi dan mencapai tujuannya.<br />

Termasuk di dalamnya entitas atau individu yang memiliki<br />

hak tuntutan yang sah terhadap organisasi berdasarkan<br />

hukum atau konvensi internasional.<br />

Yang termasuk dalam pemangku kepentingan adalah<br />

mereka yang menjadi bagian dari organisasi (misalnya<br />

pegawai, pemilik saham, suplier/pemasok) sebagaimana<br />

halnya mereka yang berada di luar organisasi (misalnya<br />

masyarakat).<br />

Harapan dan kepentingan yang masuk akal dari<br />

pemangku kepentingan menjadi referensi utama dalam<br />

membuat kebijakan di dalam menyiapkan laporan,<br />

seperti ruang lingkup, batasan, penerapan indikator, dan<br />

pendekatan assurance. Namun demikian, tidak semua<br />

pemangku kepentingan organisasi akan menggunakan<br />

laporan ini. Kondisi ini memunculkan tantangan dalam<br />

menyeimbangkan kepentingan khusus/harapan dari<br />

pemangku kepentingan dan akuntabilitas laporan terhadap<br />

semua pemangku kepentingan.<br />

Untuk sejumlah kebijakan tertentu, seperti ruang lingkup<br />

laporan atau batasan laporan, kepentingan dan harapan<br />

yang masuk akal dari pemangku kepentingan harus<br />

dipertimbangkan. Hal itu dapat saja berupa sebagai contoh<br />

pemangku kepentingan yang tidak dapat mengartikulasikan<br />

kepentingan mereka dalam laporan serta mereka yang<br />

pandangannya telah diwakili pihak lain. Pihak yang lainnya<br />

adalah pemangku kepentingan yang memilih untuk tidak<br />

menyatakan pandangan mereka dalam laporan karena<br />

permasalahan komunikasi dan tidak bisa terlibat. Harapan<br />

dan kepentingan yang masuk akal dari para pemangku<br />

kepentingan ini harus tetap dinyatakan dalam isi laporan.<br />

Namun demikian, dalam kebijakan lainnya seperti tingkatan<br />

detail yang dibutuhkan agar dapat berguna bagi pemangku<br />

kepentingan atau harapan dari pemangku kepentingan<br />

yang berbeda mengenai apa yang dibutuhkan untuk dapat<br />

mencapai kejelasan perlu ditekankan dalam menggunakan<br />

laporan. Adalah penting untuk mendokumentasikan proses<br />

dan pendekatan yang diambil dalam membuat kebijakan ini.<br />

Proses pelibatan pemangku kepentingan dapat menjadi<br />

alat untuk memahami harapan dan kepentingan yang<br />

masuk akal dari pemangku kepentingan. Organisasi<br />

biasanya menggunakan berbagai jenis upaya pelibatan<br />

pemangku kepentingan dalam berbagai aktivitas reguler<br />

mereka yang dianggap dapat memberikan input yang<br />

berguna dalam membuat kebijakan pada saat menyusun<br />

laporan. Hal ini dapat termasuk sebagai contoh pelibatan<br />

pemangku kepentingan untuk tujuan pemenuhan<br />

standar internasional yang telah disepakati, atau dengan<br />

memberikan laporan mengenai proses usaha/organisasi<br />

yang sedang dilakukan. Sebagai tambahan, pelibatan<br />

pemangku kepentingan juga dapat dilakukan dengan<br />

memberikan laporan mengenai proses penyiapan laporan.<br />

Organisasi juga dapat menggunakan cara lainnya seperti<br />

melalui media, komunitas akademik, atau aktivitas kerja<br />

sama dengan kelompok bermain (peers) dan pemangku<br />

kepentingan. Cara ini dapat membantu organisasi dalam<br />

memahami secara lebih baik harapan dan kepentingan<br />

yang masuk akal dari pemangku kepentingan.<br />

Agar sebuah laporan dapat terjamin (assurable),<br />

maka proses pelibatan pemangku kepentingan harus<br />

didokumentasikan. Ketika proses pelibatan pemangku<br />

kepentingan dilakukan untuk kepentingan pembuatan<br />

laporan, maka harus didasarkan atas pendekatan,<br />

metodologi atau prinsip yang sistematis atau dapat<br />

diterima secara umum. Pendekatan keseluruhan harus<br />

efektif dan menjamin bahwa kebutuhan informasi<br />

pemangku kepentingan dapat dimengerti secara baik.<br />

Organisasi harus mendokumentasikan pendekatan yang<br />

digunakan dalam menetapkan pemangku kepentingan<br />

yang dilibatkan, bagaimana dan kapan dilibatkan serta<br />

bagaimana upaya pelibatan tersebut telah mempengaruhi<br />

isi laporan dan aktivitas keberlanjutan dari organisasi.<br />

Proses ini harus mampu mengidentifikasi input langsung<br />

dari pemangku kepentingan sebagaimana halnya<br />

menumbuhkan legitimasi masyarakat. Sebuah organisasi<br />

dapat mengalami konflik pandangan atau harapan<br />

yang berbeda di antara para pemangku kepentingan,<br />

dan karenanya akan membutuhkan kemampuan untuk<br />

menjelaskan bagaimana kondisi tersebut diseimbangkan di<br />

dalam pengambilan kebijakan dalam menyusun laporan.<br />

Kegagalan dalam mengidentifikasi dan melibatkan<br />

pemangku kepentingan biasanya akan menghasilkan<br />

laporan yang tidak pantas dan karenanya tidak kredibel<br />

terhadap semua pemangku kepentingan. Sebaliknya,<br />

pelibatan pemangku kepentingan yang sistematis dapat<br />

meningkatkan penerimaan pemangku kepentingan<br />

serta kegunaan laporan. Pembuatan laporan secara tepat<br />

akan menghasilkan pembelajaran tidak hanya kepada<br />

organisasi tetapi juga pihak lainnya, sebagaimana halnya<br />

meningkatkan akuntabiltasnya kepada para pemangku<br />

kepentingan. Akuntabilitas dapat memperkuat kepercayaan<br />

di antara organisasi dan pemangku kepentingannya.<br />

Kepercayaan pada akhirnya menjadi kunci kredibilitas<br />

sebuah laporan.<br />

10 © 2000 - 2006 <strong>GRI</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!