25.12.2013 Views

keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, tingkat depresi dan ...

keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, tingkat depresi dan ...

keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, tingkat depresi dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kuesioner. Konsumsi <strong>pangan</strong> dinilai dengan kuesioner FFQ semikuantitatif berisi<br />

bahan <strong>pangan</strong> yang telah disusun sebelumnya, lansia ditanyakan mengenai<br />

kebiasaan makan selama satu bulan terakhir sebelum wawancara serta bahan<br />

<strong>pangan</strong> lainnya yang mungkin di<strong>konsumsi</strong> lansia tetapi tidak terdapat di dalam<br />

kuesioner. Hasil jawaban lansia kemudian akan dikonfirmasi ulang kepada<br />

keluarga atau pendamping yang menemani. Data <strong>status</strong> <strong>kesehatan</strong> yang terdiri<br />

dari keluhan <strong>kesehatan</strong>, lama sakit, frekuensi sakit, <strong>dan</strong> tindakan pengobatan<br />

ditanyakan satu bulan terakhir sebelum wawancara. Data <strong>status</strong> <strong>kesehatan</strong><br />

diperoleh dengan penilaian subjektif berdasarkan hasil wawancara tanpa<br />

melakukan pemeriksaan klinis.<br />

Tingkat <strong>depresi</strong> diukur dengan menggunakan kuesioner SDG versi<br />

pendek yang berisi 15 pertanyaan bersifat tertutup. Lansia ditanyakan mengenai<br />

kondisi sesuai dengan kuesioner SDG selama satu minggu terakhir sebelum<br />

wawancara. Jawaban diperoleh dengan menyanyakan pertanyaan kuesioner<br />

secara langsung maupun tidak langsung (sesuai dengan cerita yang<br />

disampaikan lansia selama proses wawancara). Pertanyaan terbuka diajukan<br />

untuk mengetahui berbagai alasan yang melatarbelakangi jawaban setiap<br />

pertanyaan sehingga dapat mendukung jawaban yang diberikan lansia.<br />

Penilaian <strong>status</strong> gizi ditentukan berdasarkan pengukuran berat ba<strong>dan</strong> <strong>dan</strong><br />

tinggi lutut. Pengukuran berat ba<strong>dan</strong> menggunakan timbangan injak Health Scale<br />

yang memiliki ketelitian 1kg. Lansia berdiri di atas timbangan <strong>dan</strong> pan<strong>dan</strong>gan<br />

lurus kedepan tanpa menggenggam atau menyentuh apapun, sepatu, tas,<br />

barang lain dilepas, kemudian angka penunjuk dibaca. Tinggi lutut dipergunakan<br />

sebagai prediktor tinggi ba<strong>dan</strong>, diukur dengan menggunakan kaliper pengukur<br />

tinggi lutut (terbuat dari alumunium yang diberi pita meteran) dengan ketelitian<br />

0,1cm. Tinggi lutut diukur dengan posisi berbaring (terlentang) pada kaki kiri,<br />

antara tulang tibia <strong>dan</strong> tulang paha membentuk 90 0 , kemudian kaliper pengukur<br />

tinggi lutut ditempatkan sejajar tulang tibia, di antara tumit sampai bagia<br />

proksimal dari tulang platela, kemudian skala dibaca. Pengukuran tinggi lutut<br />

dilakukan dua kali pengukuran, kemudian diambil nilai rata-ratanya, untuk<br />

meningkatkan ketelitian pengukuran.<br />

Pengolahan <strong>dan</strong> Analisis Data<br />

Tahapan pengolahan data dimulai dari editing, coding, entri, cleaning,<br />

selanjutnya dianalisis. Penyusunan coding sebagai panduan entri <strong>dan</strong><br />

pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entri data sesuai kode yang telah dibuat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!