25.12.2013 Views

keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, tingkat depresi dan ...

keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, tingkat depresi dan ...

keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, tingkat depresi dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Status pernikahan lansia peserta <strong>dan</strong> bukan peserta sebagain besar ber<strong>status</strong><br />

cerai mati sehingga lansia lebih banyak yang tinggal bersama keluarga.<br />

Lansia pada kedua kelompok mengonsumsi nasi lebih dari satu kali<br />

dalam 1 hari dengan lauk tempe <strong>dan</strong> tahu. Pangan sumber protein hewani,<br />

sayur-mayur <strong>dan</strong> buah-buahan hanya di<strong>konsumsi</strong> secara mingguan oleh lansia<br />

pada kedua kelompok. Jenis <strong>pangan</strong> lainnya yang di<strong>konsumsi</strong> satu kali dalam<br />

satu hari adalah kopi (lansia peserta) <strong>dan</strong> bakwan (lansia bukan peserta).<br />

Rata-rata <strong>konsumsi</strong> nasi pada lansia bukan peserta home care (386,7<br />

gram/hari) jumlahnya lebih banyak dibandingkan lansia peserta home care (375<br />

gram/hari) dengan lauk tempe <strong>dan</strong> tahu. Ikan basah, telur, <strong>dan</strong> susu di<strong>konsumsi</strong><br />

sebagai protein hewani yang terbesar jumlahnya di<strong>konsumsi</strong>. Sayur berdaun<br />

hijau <strong>dan</strong> sayur lain di<strong>konsumsi</strong> dengan kuantitas terbesar. Buah-buahan yang<br />

di<strong>konsumsi</strong> dengan kuantitas terbesar adalah mangga (198,4 g/minggu) pada<br />

lansia peserta <strong>dan</strong> pepaya (298,6 g/minggu) pada lansia bukan peserta. Selain<br />

itu, <strong>pangan</strong> lainnya yang di<strong>konsumsi</strong> dengan kuantitas terbesar pada lansia<br />

peserta <strong>dan</strong> bukan peserta adalah bakwan.<br />

Rata-rata <strong>tingkat</strong> kecukupan energi <strong>dan</strong> protein lansia peserta temasuk<br />

defisit <strong>tingkat</strong> ringan <strong>dan</strong> normal pada lansia bukan peserta. Tingkat kecukupan<br />

kalsium pada kedua kelompok termasuk dalam kategori kurang, se<strong>dan</strong>gkan<br />

<strong>tingkat</strong> kecukupan fosfor pada kedua kelompok cukup. Tingkat kecukupan<br />

vitamin A pada kedua kelompok cukup, se<strong>dan</strong>gkan <strong>tingkat</strong> kecukupan vitamin C<br />

termasuk dalam kategori kurang. Uji T menunjukkan tidak ada perbedaan yang<br />

nyata <strong>tingkat</strong> kecukupan gizi antara kedua kelompok (p>0,05).<br />

Lebih dari separuh lansia peserta (63,3%) <strong>dan</strong> bukan peserta (53,3%)<br />

mengalami lebih dari satu jenis keluhan <strong>kesehatan</strong> dalam satu bulan terakhir. Uji<br />

Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata keluhan <strong>kesehatan</strong><br />

yang dialami lansia peserta <strong>dan</strong> bukan peserta (p>0,05). Jenis penyakit infeksi<br />

yang paling banyak diderita lansia peserta <strong>dan</strong> bukan peserta adalah ISPA<br />

(infeksi saluran pernapasan akut). Penyakit non infeksi yang paling banyak<br />

diderita lansia peserta adalah hipertensi, katarak <strong>dan</strong> rematik, se<strong>dan</strong>gkan pada<br />

lansia bukan peserta adalah hipertensi, asam urat <strong>dan</strong> maag. Jenis keluhan yang<br />

paling banyak dirasakan lansia peserta <strong>dan</strong> bukan peserta adalah pegal-pegal.<br />

Rata-rata lama sakit terpanjang pada lansia peserta adalah penyakit ISPA,<br />

se<strong>dan</strong>gkan pada lansia bukan peserta adalah TBC. Frekuensi sakit yang paling<br />

sering diderita dalam satu bulan terakhir, baik oleh peserta maupun bukan<br />

peserta adalah demam. Berdasarkan tindakan pengobatan, persentase terbesar<br />

lansia peserta memilih pergi ke puskesmas, se<strong>dan</strong>gkan lansia bukan peserta<br />

memilih untuk menggunakan obat warung dalam mengatasi gangguan<br />

<strong>kesehatan</strong> yang dialami.<br />

Menurut kategori <strong>tingkat</strong> <strong>depresi</strong>, sebanyak 73,3% lansia peserta <strong>dan</strong><br />

66,7% lansia bukan peserta tergolong kategori normal. Hasil uji Mann Whitney<br />

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) <strong>tingkat</strong> <strong>depresi</strong> pada<br />

kedua kelompok. Bagian terbesar <strong>status</strong> gizi lansia peserta (46,7%) <strong>dan</strong> lansia<br />

bukan peserta (56,7%) ber<strong>status</strong> gizi normal. Hasil uji T menunjukkan tidak<br />

terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) <strong>status</strong> gizi pada kedua kelompok.<br />

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata <strong>dan</strong><br />

negatif antara lama sakit infeksi dengan <strong>tingkat</strong> kecukupan energi, <strong>tingkat</strong><br />

kecukupan protein, <strong>tingkat</strong> kecukupan kalsium <strong>dan</strong> <strong>tingkat</strong> kecukupan fosfor.<br />

Artinya semakin lama durasi sakit maka <strong>tingkat</strong> kecukupan kecukupan energi,<br />

<strong>tingkat</strong> kecukupan protein, <strong>tingkat</strong> kecukupan kalsium <strong>dan</strong> <strong>tingkat</strong> kecukupan<br />

fosfor semakin rendah. Terdapat hubungan yang nyata <strong>dan</strong> positif antara<br />

keluhan <strong>kesehatan</strong> dengan <strong>tingkat</strong> <strong>depresi</strong>. Artinya semakin banyak keluhan<br />

<strong>kesehatan</strong> yang dialami maka <strong>tingkat</strong> <strong>depresi</strong> akan semakin tinggi. Tetapi tidak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!