Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...
Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...
Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ukan hanya bagi aparat pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan,<br />
sehingga kebijakan otonomi daerah menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan.<br />
Penundaan pelaksanaannya hanya akan menciptakan suasana perlawanan yang keras<br />
di daerah, walaupun dalam jangka pendek daerah akan diam, dalam pengertian apatis<br />
(segala urusan terserah kepada pemerintah pusat).<br />
Responden masyarakat menilai bahwa akibat pendekatan sentralistik itu, pemda<br />
menjadi kurang mengenal “pelayanan publik.” Selama ini yang mereka kerjakan<br />
adalah melaksanakan “proyek pembangunan pusat” yang umumnya bersifat fisik.<br />
Sebagai pelaksana proyek kebanyakan aparat pemerintah cenderung melayani<br />
atasannya, sementara mengabaikan fungsinya sebagai pelayan publik. Situasi seperti<br />
itu disadari oleh para pegawai pemerintah, seperti terlihat dari reaksi mereka atas PP<br />
No. 25, 2000 tentang Kewenangan Pemerintah <strong>dan</strong> Kewenangan Propinsi Sebagai<br />
<strong>Daerah</strong> Otonom. Menurut responden aparat pemerintah, dari sekian banyak yang<br />
disebut sebagai kewenangan itu, sebenarnya bukan kewenangan. Menurut mereka<br />
hanya sekitar 20 saja yang benar-benar merupakan “kewenangan,” selebihnya adalah<br />
“tugas” kepemerintahan yang menempatkan pemda sebagai pelaksana “lapangan” dari<br />
pemerintah pusat.<br />
Reorganisasi Pemda <strong>dan</strong> Administrasi Kepegawaian<br />
Reorganisasi Pemda. Pemda Propinsi Jatim sudah mempersiapkan otonomi daerah<br />
sejak tahun 1987, yaitu dengan dibentuknya Biro Bina <strong>Otonomi</strong> <strong>Daerah</strong>. Bersamaan<br />
dengan program percontohan <strong>Otonomi</strong> di Jatim dibentuk Tim <strong>Otonomi</strong> <strong>Daerah</strong> yang<br />
beranggotakan Biro Organisasi, Biro Kepegawaian, Biro Keuangan, Biro Hukum, <strong>dan</strong><br />
Biro Bina <strong>Otonomi</strong> <strong>Daerah</strong>. <strong>Persiapan</strong> otonomi lebih intensif dilakukan setelah UU<br />
No. 22, 1999 <strong>dan</strong> UU No. 25, 1999 diberlakukan, yaitu berupa:<br />
1. Pembentukan Tim Teknis <strong>Otonomi</strong> <strong>Daerah</strong> Propinsi Jatim berdasarkan SK<br />
Gubernur No. 188/177/014/2000, tanggal 26 Juli 2000. Tim ini diketuai oleh<br />
Sekda Propinsi Jatim, beranggotakan kepala-kepala biro di lingkungan sekretariat<br />
daerah ditambah Kepala Bi<strong>dan</strong>g Sosial Budaya Bappeda.<br />
2. Melakukan sosialisasi <strong>dan</strong> kajian terhadap UU No. 22, 1999 <strong>dan</strong> UU No. 25,<br />
1999. Kajian dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi<br />
setempat, seperti UNAIR, UNEJ, UNIBRAW, <strong>dan</strong> IKIP Malang. Upaya<br />
sosialisasi juga dilakukan dengan perguruan tinggi atau melalui penyelenggaraan<br />
forum diskusi dengan mengun<strong>dan</strong>g pakar.<br />
3. Menindaklanjuti pelaksanaan PP No. 25, 2000, dengan melakukan:<br />
• Inventarisasi kewenangan propinsi <strong>dan</strong> kabupaten/kota serta kewenangan<br />
yang belum dapat dilakukan oleh kabupaten/kota. Hingga pertengahan<br />
Oktober 2000, perda tentang kewenangan masih dalam proses penyusunan.<br />
Sebenarnya sebelum PP No. 25, 2000 ini keluar, Pemda Propinsi Jatim telah<br />
menyiapkan per<strong>dan</strong>ya, namun kemudian dengan keluarnya PP tersebut, perda<br />
harus disesuaikan. Hambatan lain dalam penyusunan perda ini adalah PP<br />
tentang kewenangan dekonsentrasi yang mengatur tugas yang harus<br />
dilaksanakan propinsi belum keluar. Selain itu inventarisasi yang sudah<br />
dilakukan kanwil <strong>dan</strong> dinas harus dievaluasi kembali karena banyak sekali<br />
kesalahan dimana kegiatan sering diterjemahkan sebagai kewenangan.<br />
Diharapkan pada akhir November 2000 raperda sudah bisa dibahas oleh Tim<br />
Teknis <strong>Otonomi</strong>.<br />
6<br />
Lembaga Penelitian SMERU, Juli 2001