19.11.2014 Views

Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...

Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...

Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

obatan <strong>dan</strong> vaksin yang selama ini disubsidi pusat, jika pembiayaan untuk obat <strong>dan</strong><br />

vaksin tersebut diserahkan ke daerah, tentunya daerah tidak akan mampu.<br />

3. TINGKAT MASYARAKAT<br />

Persepsi <strong>dan</strong> Prospek Pelaksanaan <strong>Otonomi</strong> <strong>Daerah</strong><br />

Persepsi tentang konsep otonomi daerah masih belum sama di kalangan pejabat<br />

daerah. Oleh karena itu, pers (Surabaya pos, Jawa pos <strong>dan</strong> Surya) mengharap agar<br />

semua pihak bisa menyamakan persepsinya terhadap otonomi daerah. Selama ini<br />

persepsi pusat <strong>dan</strong> persepsi daerah belum sama. Kalangan akademisi (Pusat Studi<br />

<strong>Otonomi</strong> <strong>Daerah</strong> Untag), misalnya, menilai bahwa pemerintah pusat masih belum<br />

serius menyerahkan wewenang yang harus diterima daerah, terutama yang<br />

menyangkut kewenangan politik <strong>dan</strong> ekonomi (sumber pendapatan). Padahal kedua<br />

aspek tersebut terkait dengan proses perwuju<strong>dan</strong> demokratisasi politik <strong>dan</strong> ekonomi<br />

di tingkat daerah sebagai salah satu yang di harapkan dapat dicapai dalam<br />

pelaksanaan otonomi daerah. Seiring dengan itu di daerah muncul pemahaman yang<br />

menganggap otonomi sebagai wadah untuk mendapatkan kekuasaan (secara politis<br />

<strong>dan</strong> ekonomi).<br />

Menurut pengamatan pers, pemda propinsi kelihatan se<strong>dan</strong>g dalam keadaan bingung<br />

karena di satu sisi batas waktu penyelesaian struktur organisasi sudah mendekat,<br />

tetapi di sisi lain petunjuk (PP) pusat masih belum lengkap diterima oleh daerah.<br />

Pers meragukan pelaksanaan otonomi dapat berjalan dengan baik karena masih<br />

setumpuk persoalan yang belum bisa diselesaikan di tingkat propinsi. Beberapa di<br />

antara permasalahan tersebut menyangkut pertanggungjawaban <strong>dan</strong>a PON serta<br />

biaya renovasi kantor gubernur yang belum disetujui oleh DPRD. Oleh karena itu<br />

tidak heran kalau inventarisasi aset hingga bulan September 2000 baru terealisasi<br />

35%. Padahal menurut juklak, pekerjaan itu seharusnya sudah diselesaikan.<br />

Dalam pelaksanaan inventasisari, nampaknya banyak juga yang kurang beres<br />

sehingga timbul dugaan bahwa telah terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh<br />

instansi yang bersangkutan atau oleh Biro Perlengkapan. Sehubungan dengan itu,<br />

komisi A DPRD mengancam untuk tidak mensahkan raperda struktur organisasi<br />

kalau semua masalah itu belum diselesaikan.<br />

Bagi responden anggota masyarakat, bagaimanapun otonomi tetap harus diwujudkan,<br />

hanya saja menurut kalangan akademisi, antusiasme masyarakat belum dibarengi<br />

dengan kesiapan yang matang dari pemda. Hingga kini masih ada sejumlah masalah,<br />

seperti: a) alokasi <strong>dan</strong>a belum jelas akan seperti apa; b) belum jelas pola otonomi<br />

yang bagaimana yang paling tepat diterapkan; c) bagaimana mekanisme<br />

pelaksanaanya; d) apakah daerah mampu membuat perencanaannya sendiri, <strong>dan</strong> e)<br />

apakah sudah ada kesamaan visi mengenai otonomi daerah. Kalangan akademisi melihat<br />

banyak hal rawan yang potensial akan menjadi sumber konflik, terutama menyangkut<br />

pembagian kewenangan antara pusat <strong>dan</strong> daerah <strong>dan</strong> di antara daerah sendiri.<br />

Hal yang relatif sama juga terjadi di tingkat kabupaten, kalangan politisi (pengurus<br />

partai) di <strong>Kabupaten</strong> Magetan menilai bahwa persiapan yang dilakukan Pemda<br />

<strong>Kabupaten</strong> Magetan belum sesuai dengan yang seharunya. Hal ini terjadi karena<br />

kapasitas yang dimiliki masing-masing bi<strong>dan</strong>g di pemda masih rendah. Perlu ada<br />

peningkatan kemampuan SDM di pemda. Dalam kaitan ini, yang paling penting<br />

adalah perobahan semangat kerja yang disertai dengan sikap mental yang jujur.<br />

34<br />

Lembaga Penelitian SMERU, Juli 2001

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!