19.11.2014 Views

Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...

Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...

Persiapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Kasus: Kabupaten ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

yang akan diterima (dari pusat) nanti tidak mencukupi kebutuhan, sehingga perlu<br />

diantisipasi dengan meningkatkan PAD. Kemungkinan ini nampaknya kurang<br />

relevan, karena penyerahan kewenangan kepada daerah akan disertai dengan<br />

penyerahan pembiayaan. Kedua, pemda sekedar memanfaatkan momentum otonomi,<br />

kewenangan yang dipunyainya selalu dikaitkan dengan upaya untuk meningkatkan<br />

PAD, untuk kemudian perolehan PAD lebih banyak dipakai untuk biaya birokrasi. 12<br />

Sementara itu perhatian pemda pada aspek-aspek pembangunan yang langsung<br />

bersentuhan dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tampaknya justru<br />

kurang diperhatikan. Oleh karena itu, beberapa responden menyarankan agar ukuran<br />

kemajuan daerah jangan hanya dilihat dari tingkat PAD, akan tetapi seharusnya juga<br />

diukur, misalnya, dari PDRB. Mereka mencontohkan <strong>Kabupaten</strong> Trenggalek<br />

memiliki PAD rendah, tetapi masyarakatnya sejahtera. Keadaan ini menunjukkan<br />

bahwa antara PAD dengan kesejahteraan masyarakat tidak ada kaitannya.<br />

Usaha untuk meningkatkan PAD, sebenarnya bisa digali melalui upaya<br />

menumbuhkan gairah perekonomian di tingkat masyarakat, bukan dengan<br />

meningkatkan berbagai pungutan. Dalam hal ini pemda sifatnya hanya sebagai<br />

pendorong <strong>dan</strong> penyedia sarana <strong>dan</strong> prasarana. Sesuai dengan fungsinya sebagai<br />

pelayan masyarakat, seharusnya pemda memberikan berbagai kemudahan agar<br />

masyarakat bisa menumbuhkan usaha yang potensial. Jika usaha-usaha ini nantinya<br />

dapat berkembang dengan baik, maka dengan sendirinya pemda dapat mengambil<br />

manfaat dari kondisi ini, baik langsung maupun tidak langsung. Dinamika<br />

masyarakat dalam kegiatan ekonomi perlu ditumbuhkan agar bisa mengurangi beban<br />

pemda dalam pembiayaan daerah. Dalam rangka peningkatan PAD, hal seperti ini<br />

belum banyak dipertimbangkan oleh pemda.<br />

Berkaitan dengan itu, jika tujuan peningkatan PAD untuk menyediakan anggaran<br />

pembangunan yang lebih besar, pemda sebenarnya juga dapat memanfaatkan<br />

partisipasi masyarakat untuk mendukung kegiatan pembangunan tersebut. Pada<br />

dasarnya masyarakat relatif mudah dimobilisasi untuk berpartisipasi dalam programprogram<br />

pembangunan yang ditujukan untuk kepentingan mereka sendiri. Sebagai<br />

contoh, salah satu desa di Kecamatan Parang dengan bantuan aspal sebanyak 40<br />

drum, masyarakat mampu menggerakkan diri untuk berswa<strong>dan</strong>a membangun jalan<br />

sehingga total nilai proyek mencapai Rp250 juta. Kenyataan ini memberikan<br />

pelajaran bahwa sebenarnya jika program pembangunan yang ditujukan untuk<br />

kepentingan masyarakat, <strong>dan</strong> masyarakat dari awal dilibatkan dalam proses<br />

perencanaan maupun implementasinya, maka partisipasi masyarakat akan besar. Pola<br />

semacam itu, tentunya sangat berbeda dengan pola perencanaan pembangunan<br />

melalui Rakorbang (juga rakor-rakor lain) yang selama ini diadakan sekedar menjadi<br />

formalitas atau rutinitas birokrasi tanpa punya makna apapun dalam kerangka<br />

kepentingan nyata masyarakat.<br />

Terlepas dari upaya Pemda itu, seandainya pada saat otonomi PAD <strong>Kabupaten</strong><br />

Magetan dapat ditingkatkan cukup besar, hal itu tetap tidak akan mampu menutupi<br />

kebutuhan anggaran. Oleh karena itu, daerah masih juga sangat tergantung pada<br />

penerimaan <strong>dan</strong>a dari pusat. Menurut pemda, ketersediaan <strong>dan</strong>a dari pusat harus<br />

memenuhi dua unsur penting, yaitu 1) jumlahnya mencukupi, <strong>dan</strong> 2) waktu<br />

12<br />

Di masa lalu keotonomian pemda dalam memanfaatkan <strong>dan</strong>a hanya atas <strong>dan</strong>a yang bersumber dari<br />

PAD.<br />

26<br />

Lembaga Penelitian SMERU, Juli 2001

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!