Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah - perpustakaan ...
Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah - perpustakaan ...
Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah - perpustakaan ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
*Pengkajian Penataan Administrasi Pemerintahan Desa<br />
Di Kabupaten Kuantan Singingi<br />
73<br />
kendala dan hambatan dengan<br />
kecamatan. Ketidak jelasan kedudukan<br />
desa tersebut dapat menimbulkan multi<br />
tafsi baik dari pihak Pemerintah Desa<br />
maupun kecamatan. Hal ini dikarenakan<br />
selam berlakunya Undang-undang<br />
Nomor 5 tahun 1979 tentang<br />
Pemerintahan Desa, kedudukan desa<br />
berada langsung di bawah kecamatan<br />
secara hirarkhis.<br />
Perubahan pemerintahan desa menjadi<br />
pemerintahan adat<br />
<strong>Daerah</strong>-daerah di Indonesia<br />
memang mempunyai keragaman yang<br />
luar biasa baik dilihat dari sisi kultur<br />
maupun kondisi geografis dan basis<br />
ekonominya. Akan tetapi keragaman itu<br />
tidak terlalu mempersulit penentuan<br />
posisi dan bentuk daerah, sebab daerah<br />
secara keseluruhan sudah ditetapkan<br />
sebagai daerah otonom (local self<br />
government) secara baku. Perbedaan<br />
antara daerah cukup dijawab dengan<br />
teori desentralisasi.<br />
Ada beberapa pilihan yang bersifat<br />
optional village. Dalam optional<br />
village, karakteristik Desa meliputi :<br />
Pertama, adalah integrasi fungsi<br />
pemerintahan Desa ke dalam<br />
pemerintahan adat sebagaimana terjadi<br />
di Sumatera Barat. Forum diskusi<br />
bersama Dewan Perwakilan <strong>Daerah</strong><br />
(DPD) di Sulawesi Utara, Sulawesi<br />
Selatan dan Nusa Tenggara Timur<br />
tampaknya juga mengarah pada bentuk<br />
desa yang terintegrasi itu. Kedua,<br />
Perspektif peralihan sistem<br />
pemerintahan desa menjadi sistem<br />
pemerintahan adat. Peralihan dari<br />
sistem pemerintahan desa kepada sistem<br />
pemerintahan adat (kenegerian, atau<br />
sebutan lainnya). Tentu akan membawa<br />
suatu unit system sosial. Disini<br />
pemerintah merupakaan unit system<br />
yang mengeluarkan kebijakan,<br />
sedangkan rakyat/masyarakat<br />
merupakan unit yang menerima<br />
kebijakan tersebut, dalam artian<br />
pemerintah sebagai subyek, sedangkan<br />
masyarakat sebagai objek.<br />
Sebagai gambaran dahulu<br />
kenegerian atau berbagai sebutan<br />
lainnya dalam masyarakat Kuantan<br />
Singingi, mempunyai perangkat<br />
pemerintahan adat sendiri (adat besturr),<br />
tetapi sekarang sudah tidak dikenal lagi<br />
pemerintahan adat. Perangkat<br />
pemerintahan negeri terdiri dari :<br />
1. Orang-orang Godang, sebagai<br />
pemangku adat yang membawahi<br />
Penghulu suku.<br />
2. Penghulu, adalah pemimpin suku<br />
atau orang yang ditinggikan<br />
seranting didahulukan selangkah<br />
dan mewarisi pusaka dan<br />
mengawasi anak kemenakan dan<br />
orang kampong.<br />
3. Monti, adalah pemangku adat yang<br />
memelihara norma-norma adat serta<br />
nilai-nilainya dengan tugas<br />
menyelesaikan dan menghukum<br />
silang selisih atau sengketa yang<br />
timbul dikalangan adat negeri.<br />
4. Dubalang, adalah pemangku adat<br />
dengan tugas menghukum dan<br />
mengamankan negeri bila terjadi<br />
huru hara, keributan dan sebagainya.<br />
5. Malin, disebut dengan suluh<br />
bendang negeri, artinya penerang<br />
yaitu orang yang mempunyai ilmu<br />
tentang agama Islam. Dengan tugas<br />
menyelesaikan perselisihan<br />
sepanjang syara’.<br />
Dari temuan lapangan, dari 5 (lima)<br />
Kecamatan yang menjadi sampel, dari<br />
semua desa, kecuali desa eks<br />
Transmigrasi bahwa eksistensi<br />
(keberadaan) institusi adat masih ada<br />
dan terbentuk. Tetapi factual belum<br />
menyentuh eksistensi adat tersebut.<br />
Lembaga adat dalam kenyataan sebagai<br />
organisasi sosial kemasyarakatan<br />
lembaga adat