2014_epi
2014_epi
2014_epi
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
merokok, memperlihatkan batang Rokok, asap Rokok, bungkus Rokok atau yang<br />
berhubungan dengan Produk Tembakau serta segala bentuk informasi Produk<br />
Tembakau di media cetak, media penyiaran, dan media teknologi informasi<br />
yang berhubungan dengan kegiatan komersial/iklan atau membuat orang ingin<br />
merokok.<br />
Pasal 40<br />
Setiap orang yang mengiklankan dan/atau mempromosikan Produk Tembakau<br />
tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Pasal 28,<br />
Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, dan Pasal 39, dikenakan<br />
sanksi administratif oleh Menteri dan/atau menteri terkait berupa:<br />
a. penarikan dan/atau perbaikan iklan;<br />
b. peringatan tertulis; dan/atau<br />
c. pelarangan sementara mengiklankan Produk Tembakau yang bersangkutan<br />
pada pelanggaran berulang atau pelanggaran berat.<br />
SK MENTERI KESEHATAN RI No. 386/Men.Kes/SK/IV/1994<br />
Tentang<br />
Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat tradisioNal,<br />
Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah<br />
Tangga, Makanan-minuman<br />
PEDOMAN PERIKLANAN OBAT BEBAS<br />
PETUNJUK TEKNIS<br />
Secara umum iklan obat harus mengacu pada “Tata Krama dan Tata Cara<br />
Periklanan Indonesia”, tetapi khusus untuk hal–hal yang bersifat teknis media,<br />
maka penerapannya harus didasarkan pada pedoman ini.<br />
A. UMUM<br />
1.<br />
2.<br />
Obat yang dapat diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai<br />
peraturan perundang-undangan yang berlaku tergolong dalam obat<br />
bebas atau obat bebas terbatas, kecuali dinyatakan lain.<br />
Obat dimaksud dalam butir (1) dapat diiklankan apabila telah mendapat<br />
nomor persetujuan pendaftaran dari Kementerian Kesehatan RI<br />
-92-