2014_epi
2014_epi
2014_epi
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
3.4.3.<br />
Pejabat negara hanya dapat menjadi pemeran iklan untuk<br />
kepentingan lembaga yang di bawah kewenangannya.<br />
3.5.<br />
3.6.<br />
Tokoh Agama<br />
Tokoh agama tidak boleh menjadi pemeran iklan komersial, maupun<br />
iklan layanan masyarakat dari sesuatu korporasi. (lihat penjelasan)<br />
Anumerta<br />
3.6.1. Iklan yang menampilkan pemeran yang sudah meninggal,<br />
harus memperoleh persetujuan dari ahli waris pemeran.<br />
3.6.2. Dalam hal keberadaan ahli waris tidak diketahui, maka<br />
pengiklan harus terlebih dahulu membuat pengumuman<br />
terbuka di media massa nasional dan dengan memberi<br />
tenggang waktu yang layak kepada ahli waris untuk<br />
menanggapinya. (lihat penjelasan)<br />
3.7. Pemeran Sebagai Duta Merek ( Brand Ambasador)<br />
Pemeran iklan sebagai duta merek harus orang yang benar-benar<br />
menggunakan produk terkait dan tidak menggunakan produk<br />
pesaing selama masa berlakunya perjanjian yang waktunya minimal<br />
sama dengan masa penyiaran iklan tersebut.<br />
3.8.<br />
3.9.<br />
Tuna Daksa (Penyandang Cacat)<br />
Iklan tidak boleh memberi kesan yang merendahkan atau mengejek<br />
tuna daksa (penyandang cacat).<br />
Tenaga Profesional<br />
3.9.1. Iklan produk obat-obatan bebas maupun tradisional,<br />
vitamin, alat-alat kesehatan, kosmetika, perbekalan<br />
kesehatan rumahtangga, serta pangan tidak boleh<br />
menggunakan tenaga, identitas, atau segala atribut medis,<br />
baik secara jelas, maupun tersamar.<br />
3.9.2. Iklan yang mengandung atau berkaitan dengan profesi<br />
tertentu harus mematuhi kode etik profesi tersebut.<br />
3.10. Pemeran Lainnya<br />
Iklan tidak boleh menampilkan pemeran yang dapat menimbulkan<br />
keresahan dan/atau menyebarluaskan keyakinan yang salah, atau<br />
tahayul di masyarakat. (lihat penjelasan)<br />
-40-