10.07.2015 Views

399268b7a8_a5fad2b7dd

399268b7a8_a5fad2b7dd

399268b7a8_a5fad2b7dd

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Jakarta, 23 April 2014No. Laporan : 005/SBS-FO/FAST/IV/14No. Proyek : 004/FO/FAST/IV/14Kepada Yth.DireksiPT Sri Rejeki Isman, Tbk.Jl. KH Samanhudi No. 88, JetisSukoharjo 57511 – Jawa TengahTelepon: (0271) 593 188/888Dengan hormat,Perihal :Pendapat Kewajaran atas Rencana TransaksiPT Sri Rejeki Isman, Tbk. (“Perseroan”) dan anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Sinar PantjaDjaja (“SPD”), bermaksud bertindak sebagai penjamin dari Golden Legacy Pte. Ltd. (“GoldenLegacy” atau “Penerbit”), sebuah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan,yang akan menerbitkan obligasi senior untuk (i) membayar hutang pinjaman kepada krediturkrediturbank, dan (ii) membiayai ekspansi usaha, modal kerja serta menunjang kebutuhanpendanaan Perseroan secara umum. Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan telahmenunjuk kami, Kantor Jasa Penilai Publik Firman Suryantoro Sugeng Suzy Hartomo & Rekan(“KJPP FAST”), sebagai penilai berijin (berdasarkan surat ijin yang dikeluarkan oleh DepartemenKeuangan No. 2.09.0074 tanggal 8 Desember 2009, dan terdaftar atas nama KJPP FASTsebagai profesi penunjang pasar modal berdasarkan surat Badan Pengawas Pasar Modal danLembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) (saat ini bernama Otoritas Jasa Keuangan atau disingkat“OJK”) No. S-865/BL/2010 tanggal 29 Januari 2010, untuk memberikan pendapat independenatas kewajaran transaksi sebagaimana diungkapkan di atas, sesuai dengan Surat PenawaranNo. 011/SBS-FO/FAST/II/14 tanggal 6 Februari 2014, yang telah disetujui.LATAR BELAKANGPerseroan adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil dan juga merupakansalah satu perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di Asia Tenggara dengan produksi yangdimulai dari benang sampai dengan pakaian jadi. Perseroan telah mengelola dan memasarkantekstil dalam pasar domestik dan pasar internasional. Kantor operasional Perseroan berada di Jl.KH Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo 57511 – Jawa Tengah, dengan nomor telepon (0271)593 188/888, nomor faksimili (0271) 593 488, email: cmo@sritex.co.id, serta website:http://www.sritex.co.id.Dalam rangka pengelolaan kewajiban serta upaya pengembangan usaha Perseroan, GoldenLegacy telah menerbitkan obligasi senior berdenominasi mata uang asing dolar Amerika Serikat(US$) pada tanggal 24 April 2014 sebesar US$ 200 juta dengan harga 100% dan kupon 9% pertahun yang akan dibayarkan per semesteran (“Obligasi”). Dana hasil penerbitan Obligasitersebut akan disalurkan kepada Golden Mountain Textile & Trading Pte. Ltd. (“GoldenMountain”), sebuah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Golden Legacy, dalambentuk pinjaman dan investasi saham. Selanjutnya Golden Mountain akan menyalurkan danatersebut kepada Perseroan dan SPD, keduanya dalam bentuk pinjaman antar perusahaan(intercompany loan). Dalam kerangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan dan SPD akanbertindak sebagai penjamin terhadap Obligasi (“Rencana Transaksi”).


Gambar 1: Skema Aliran Dana Penerbitan Obligasi2KrediturGolden Legacy1Perseroan331 2 21GoldenMountain2SPD3Keterangan: 1) kepemilikan saham, 2) penerimaan dana, dan 3) pengembalian dana.3PARA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM RENCANA TRANSAKSIPara pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:• Perseroan selaku pihak yang akan memberikan jaminan perusahaan dalam penerbitanObligasi dan menerima pinjaman dari Golden Mountain.• Golden Legacy selaku pihak yang menerbitan Obligasi.• Golden Mountain selaku pihak yang menerima dana hasil penerbitan Obligasi danmenyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman kepada Perseroan dan SPD.• SPD selaku pihak yang akan memberikan jaminan perusahaan dalam penerbitan Obligasidan menerima pinjaman dari Golden Mountain.• Kreditor, selaku pihak yang akan membeli Obligasi.Berdasarkan keterangan dari pihak manajemen Perseroan, tidak terdapat benturan kepentingansehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut.TRANSAKSI MATERIALBerdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan yang telahdiaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (“KAP PSS”), ekuitasPerseroan per tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 2.319.599 juta. Dengan demikian,Rencana Transaksi sebesar US$ 200 juta (ekuivalen dengan Rp 2.437.800 juta pada kurstengah Bank Indonesia Rp 12.189/US$) adalah setara dengan 105,1% (atau lebih dari 20%) dariekuitas Perseroan per tanggal 31 Desember 2013, sehingga Rencana Transaksi termasuktransaksi material.Sehubungan dengan transaksi material yang akan dilakukan melalui Rencana Transaksi, makaPerseroan wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2tentang “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama” (“Peraturan No. IX.E.2”)yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal28 November 2011.Halaman 2/46


OBYEK RENCANA TRANSAKSIObyek Rencana Transaksi dalam Pendapat Kewajaran ini adalah rencana penerbitan Obligasioleh salah satu anak perusahaan Perseroan, dimana Perseroan dan SPD akan bertindaksebagai penjamin atas Obligasi tersebut.TUJUAN PENUGASANDalam rangka pelaksanaan Rencana Transaksi dan untuk memenuhi ketentuan-ketentuansebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.2 tersebut, Perseroan telah menunjuk KJPPFAST sebagai penilai independen untuk memberikan pendapat atas kewajaran (“PendapatKewajaran”) dari Rencana Transaksi tersebut.TANGGAL EFEKTIF (CUT-OFF DATE) PENDAPAT KEWAJARANTanggal efektif (cut-off date) atas Pendapat Kewajaran dari Rencana Transaksi tersebut adalahpada tanggal 31 Desember 2013, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalamanalisis menggunakan data per tanggal 31 Desember 2013.Masa berlaku Pendapat Kewajaran, yaitu selama 6 (enam) bulan sejak tanggal efektif penilaian(cut-off date) dalam Pendapat Kewajaran.INDEPENDENSI PENILAIANDalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran, KJPP FAST bertindak secara independen tanpaadanya benturan kepentingan dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yangterafiliasi dengan Perseroan.KJPP FAST juga tidak memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait denganpenugasan ini. Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan ataumerugikan pihak manapun. Imbalan jasa yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhioleh kewajaran yang dihasilkan. KJPP FAST hanya menerima imbalan sesuai dengan SuratPenawaran No. 011/SBS-FO/FAST/II/14 tanggal 6 Februari 2014.PERNYATAAN PENILAIDalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran, perhitungan dan analisis dalam rangka pemberianPendapat Kewajaran (fairness opinion) telah dilakukan dengan benar. Penilai bertanggungjawab atas Pendapat Kewajaran (fairness opinion).TUJUAN DAN MANFAAT RENCANA TRANSAKSIMelalui Rencana Transaksi ini, tujuan dan manfaat utamanya adalah merubah sebagian hutangPerseroan yang ada saat ini menjadi berjangka lebih panjang (5 tahun ke depan) dan dariberbunga mengambang (variable rate) menjadi berbunga tetap (fixed rate).RUANG LINGKUPRuang lingkup Pendapat Kewajaran yang dilakukan dalam kaitan dengan Rencana Transaksihanya merupakan penyusunan Pendapat Kewajaran dari Rencana Transaksi sehubungandengan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang “Pedoman Penilaian dan PenyajianLaporan Penilaian Usaha di Pasar Modal” yang dimuat dalam Lampiran Keputusan KetuaBapepam-LK No. Kep-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 (“Peraturan No. VIII.C.3”) dan StandarPenilaian Indonesia 2013 (“SPI 2013”).Halaman 3/46


DATA DAN INFORMASI YANG DIGUNAKANDalam memberikan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi, kami telah menelaah,mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi sebagaiberikut:1. Draft Keterbukaan Informasi Kepada Pemegang Saham sehubungan dengan RencanaTransaksi yang disusun oleh manajemen Perseroan (“Draft KIPS”);2. Preliminary Offering Memorandum (“Preliminary OM”) sehubungan dengan penerbitanObligasi tertanggal 4 April 2014, sebagaimana diubah dan ditambah dengan tambahantertanggal 15 April 2014;3. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2013, 2012, dan 2011 yang telah diaudit oleh KAP PSS sebagaimana tertuangdalam laporannya No. RPC-5277/PSS/2014 tanggal 25 Maret 2014;4. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2012, 2011, dan 2010 yang telah diaudit oleh KAP PSS sebagaimana tertuangdalam laporannya No. RPC-3329/PSS/2013 tanggal 5 Maret 2013;5. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2011 dan 2010 yang telah diaudit oleh KAP PSS sebagaimana tertuang dalamlaporannya No. RPC-2955/PSS/2012 tanggal 8 Agustus 2012;6. Laporan keuangan SPD untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013dan 2012 yang merupakan draft final oleh KAP PSS.7. Laporan keuangan SPD untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012dan 2011 yang telah diaudit oleh KAP PSS sebagaimana tertuang dalam laporannya No.RPC-3357/PSS/2013 tanggal 15 Mei 2013;8. Laporan keuangan SPD untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011dan 2010 yang telah diaudit oleh KAP PSS sebagaimana tertuang dalam laporannya No.RPC-2931/PSS/2012 tanggal 8 Agustus 2012;9. Laporan keuangan SPD untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yangtelah diaudit oleh KAP PSS sebagaimana tertuang dalam laporannya No. RPC-1599/PSS/2011 tanggal 21 Juni 2011;10. Laporan reviu akuntan independen atas laporan posisi keuangan konsolidasian ringkasanproforma Perseroan sehubungan dengan penerbitan Obligasi pada tanggal 31 Desember2013 yang telah direviu oleh KAP PSS;11. Hasil wawancara dengan manajemen Perseroan, mengenai alasan, latar belakang, dan halhallain yang terkait dengan Rencana Transaksi;12. Dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan Rencana Transaksi.ASUMSI-ASUMSI YANG DIGUNAKAN DALAM ANALISIS KEWAJARANDalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dankelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan olehPerseroan kepada kami atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak bertanggung jawabatas pemeriksaan independen terhadap informasi-informasi tersebut. Kami juga bergantungkepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yangmenyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap ataumenyesatkan.Kami tidak melakukan verifikasi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, kami jugatidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Rencana Transaksi. Jasa-jasa yangkami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Rencana Transaksi hanya merupakanevaluasi keuangan dan penilaian atas kewajaran (arms-length) atas Rencana Transaksi danbukan jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan.Halaman 4/46


Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Rencana Transaksi tidak merupakan dan tidak dapatditafsirkan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedurprosedurtertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkanuntuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau penyimpangandalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyaikewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang adauntuk Perseroan.Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umumbisnis dan keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal laporan ini diterbitkan.Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya,seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibatdalam Rencana Transaksi. Transaksi akan dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuaidengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai RencanaTransaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran ini sampaidengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruhsecara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan PendapatKewajaran ini.KONDISI PEMBATASPendapat Kewajaran ini telah dilakukan melalui penerapan Pendapat Kewajaran yang lazimdipergunakan dan diaplikasikan sesuai dengan SPI 2013, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI),serta Peraturan No. VIII.C.3.Kami telah melakukan reviu terhadap Perseroan dan anak perusahaan, berdasarkan data yangditerima dan verifikasi terhadap pihak terkait. Baik pimpinan rekan, maupun rekan, dan parapenilai lainnya, sama sekali tidak mempunyai kepentingan finansial terhadap Perseroan dananak perusahaan, baik sekarang maupun di kemudian hari.Penilai telah melaksanakan penugasan secara independen dan tidak ada conflict of interestdengan Perseroan dan anak perusahaan baik dengan manajemen maupun pemiliknya.KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIANSampai dengan tanggal penyelesaian laporan peniliaian ini, tidak ada peristiwa yang dapatberdampak secara material terhadap hasil analisis penilaian.PENDEKATAN DAN PROSEDUR ANALISIS KEWAJARANDalam evaluasi Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi ini, kami telah melakukan analisismelalui pendekatan dan prosedur penilaian Rencana Transaksi dari hal-hal sebagai berikut:A. Analisis manfaat dan risiko atas Rencana Transaksi;B. Analisis kualitatif atas Rencana Transaksi;C. Analsisi kuantitatif atas Rencana Transaksi;D. Analisis atas kewajaran Rencana Transaksi.Halaman 5/46


ANALISIS KEWAJARAN RENCANA TRANSAKSIA. Analisis Manfaat dan Risiko Atas Rencana TransaksiI. Alasan dan Latar Belakang dari Rencana TransaksiPerseroan adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil dan jugamerupakan salah satu perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di Asia Tenggara denganproduksi yang dimulai dari benang sampai dengan pakaian jadi. Perseroan memasarkanproduk tekstilnya baik dalam pasar domestik maupun pasar internasional. Untukmengembangkan usahanya, Perseroan sedang dalam proses melakukan ekspansipabrik dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksinya. Oleh karena itu, dalamrangka pengelolaan kewajiban serta upaya pengembangan usahanya, Perseroanmemerlukan pembiayaan untuk pengembangan dan kegiatan produksi serta refinancingterhadap sejumlah pinjaman bank yang ada.Salah satu dari skema pembiayaan yang tersedia adalah dengan penerbitan Obligasimelalui Golden Legacy, yang merupakan anak perusahaan Perseroan yang 100%sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Dalam hal ini Golden Legacy akan menerbitkanObligasi dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$ 200.000.000,00. Dana darihasil penerbitan Obligasi kemudian akan disalurkan kepada Golden Mountain, yangmerupakan anak perusahaan yang 100% sahamnya dimiliki oleh Golden Legacy, dalambentuk pinjaman dan investasi saham. Golden Mountain akan menyalurkan danatersebut kepada Perseroan dan SPD, dimana keduanya dalam bentuk pinjaman antarperusahaan (intercompany loan). Perseroan dan SPD akan memberikan jaminanperusahaan untuk menjamin pengembalian dana oleh Golden Legacy kepada Kreditorsebagai hasil pengeluaran Obligasi tersebut (Rencana Transaksi).II. Identifikasi dan Analisis Hubungan Antara Pihak-Pihak Bertransaksia. Perseroan1. Riwayat Singkat PerseroanPerseroan adalah suatu perusahaan terbatas terbuka yang didirikanberdasarkan dan tunduk pada hukum Republik Indonesia, didirikan dengannama PT Sri Redjeki, berdasarkan Akta Pendirian No. 48 tanggal 22 Mei 1978,sebagaimana diubah beberapa kali dengan Akta Perubahan No. 211 tanggal 24September 1981 dan Akta Masuk dan Keluar Sebagai PemegangSaham/Pendiri, Penambahan Modal dan Perubahan Anggaran Dasar No. 241tanggal 30 Maret 1982, seluruhnya dibuat di hadapan Ruth Karliena, S.H.,Notaris di Surakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri KehakimanRepublik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2.1830.HT.01.01-Th.82tanggal 16 Oktober 1982, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan PengadilanNegeri Surakarta, masing-masing di bawah No. 71, No. 72, dan No. 73 tanggal30 Oktober 1982, serta telah diumumkan dalam Berita Negara RepublikIndonesia No. 95 tanggal 28 November 1986, Tambahan No. 1456.Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami perubahan beberapa kali danperubahan terakhir sebagaimana ternyata dalam Akta Keputusan EdaranPemegang Saham No. 252 tanggal 22 Februari 2013 , sebagaimana diubahdengan Akta Pernyataan Keputusan Edaran Pemegang Saham No. 29 tanggal 4Maret 2013, keduanya, dibuat di hadapan Irawan Soerodjo, S.H., Notaris diJakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan SuratKeputusan No. AHU.09035.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 26 Februari 2013 dandidaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No.AHU.0015733.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 26 Februari 2013 dan ternyataHalaman 6/46


dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU.AH.01.10-06941 tanggal 27 Februari 2013 dan didaftarkan dalam DaftarPerseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0016309.AH.01.09.Tahun2013 tanggal 27 Februari 2013 dan ternyata dalam Surat PenerimaanPemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-06940 tanggal27 Februari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumhamdi bawah No. AHU-0016308.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 27 Februari 2013.Perseroan berkantor pusat di di Jl. KH Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo57511 – Jawa Tengah, dengan nomor telepon (0271) 593 188/888 dan nomorfaksimili (0271) 593 488.2. Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham PerseroanSusunan pemegang saham Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebagaiberikut:Pemegang SahamJumlah Saham(Lembar)PersentaseKepemilikanJumlah Modal (Rp)PT Huddleston Indonesia 10,452,274,040 56.135% 1,045,227,404,000H. Muhammad Lukminto 8,880,000 0.048% 888,000,000Masyarakat 8,158,734,000 43.817% 815,873,400,000Total 18,619,888,040 100.000% 1,861,988,804,0003. Pengurusan dan Pengawasan PerseroanPer 31 Desember 2013, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi adalahsebagai berikut:Dewan KomisarisKomisaris Utama : Haji Muhammad LukmintoKomisaris : Hajah Susyana LukmintoKomisaris Independen : Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D.DireksiDirektur Utama : Iwan SetiawanWakil Direktur Utama : Iwan Kurniawan LukmintoDirektur Keuangan : Allan Moran SeverinoDirektur Pemasaran : Arief HalimDirektur Produksi : Phalguni MukhopadhayDirektur Operasional : PramonoDirektur Tidak Terafiliasi : M. Nasir Tamara Tamimi4. Kegiatan Usaha PerseroanPerseroan terutama bergerak dalam industri tekstil dengan produksi mulai daribenang sampai dengan pakaian jadi (industri tekstil terintegrasi).Halaman 7/46


. Golden Legacy1. Riwayat SingkatGolden Legacy didirikan di Singapura pada tanggal 3 Maret 2014 dan telahtercatat sebagai sebuah perseroan terbatas dengan nomor pendaftaran201405933C. Golden Legacy berdomisili di 9 Battery Road, #15-01, StraitsTrading Building, Singapura 049910.2. Struktur Permodalan dan Kepemilikan SahamPer 3 Maret 2014, pemegang saham Golden Legacy sepenuhnya (100%)dimiliki oleh Perseroan.3. Pengurusan Golden LegacyPer 3 Maret 2014, susunan pengurusan adalah sebagai berikut:DireksiDirektur : Ngoo Sin Hung JustinDirektur : Robert Darmadi4. Kegiatan UsahaBerdasarkan Anggaran Dasarnya, Golden Legacy dapat melakukan segalabentuk kegiatan usaha yang tidak dilarang oleh hukum di Singapura.c. Golden Mountain1. Riwayat SingkatGolden Mountain didirikan di Singapura pada tanggal 3 Maret 2014 dan telahtercatat sebagai sebuah perseroan terbatas dengan nomor pendaftaran201405937E. Golden Mountain berdomisili di 9 Battery Road, #15-01, StraitsTrading Building, Singapura 049910.2. Struktur Permodalan dan Kepemilikan SahamPer 3 Maret 2014, pemegang saham Golden Mountain sepenuhnya (100%)dimiliki oleh Golden Legacy.3. Pengurusan Golden MountainPer 3 Maret 2014, susunan pengurusan adalah sebagai berikut:DireksiDirektur : Ngoo Sin Hung JustinDirektur : Robert Darmadi4. Kegiatan UsahaBerdasarkan Anggaran Dasarnya, Golden Mountain dapat melakukan segalabentuk kegiatan usaha yang tidak dilarang oleh hukum di Singapura.Halaman 8/46


d. SPD1. Riwayat SingkatSPD didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia,berdasarkan Akta Pendirian No. 64 tanggal 31 Juli 1972, yang dibuat di hadapanRaden Mas Soerjanto Partaningrat, S.H., Notaris di Yogyakarta, yang telahmendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkanSurat Keputusan No. Y.A 5/71/10 tanggal 11 Maret 1974, dan telah didaftarkandi Kepaniteraan Pengadilan Yogyakarta di bawah No. 22/74/PT tanggal 21Maret 1974, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik IndonesiaNo. 55 tanggal 9 Juli 1974, Tambahan No. 296.Anggaran Dasar SPD telah mengalami perubahan beberapa kali dan perubahanterakhir sebagaimana ternyata dalam Akta Risalah Rapat No. 90 tanggal 30Maret 2009, dibuat di hadapan Raden Tendy Suwarman, S.H., Notaris diBandung, yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyatadalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-07371 tanggal 8 Juni 2009 dan telah didaftarkan dalam DaftarPerseroan pada Kemenkumham dibawah No. AHU-0032215.AH.01.09.Tahun2009 tanggal 8 Juni 2009.2. Struktur Permodalan dan Kepemilikan SahamBerdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 03 tanggal 16 November2013, dibuat di hadapan Dewi Sukardi, S.H., M.Kn., Notaris di Tangerang yangtelah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam SuratPenerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-50814 tanggal 26 November 2013 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroanpada Kemenkumham dibawah No. AHU-011217.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal26 November 2013, susunan pemegang saham SPD adalah sebagai berikut:Pemegang SahamJumlah Saham(Lembar)PersentaseKepemilikanJumlah Modal (Rp)Perseroan 116,383,500 99.900% 116,383,500,000Iwan Kurniawan Lukminto 116,500 0.100% 116,500,000Total 116,500,000 100.000% 116,500,000,0003. Pengurusan dan Pengawasan SPDBerdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 66 tanggal 22 Juni 2011yang dibuat di hadapan Vinsensius Henry, S.H., Notaris di Surakarta, yang telahdiberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam SuratPenerimaan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-23301 tanggal 22Juli 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumhamdibawah No. AHU-0060236.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 Juli 2011,susunan Direksi dan Dewan Komisaris SPD adalah sebagai berikut:Dewan KomisarisKomisaris Utama : Iwan SetiawanKomisaris : Mira Christina SetiadyDirekturDirektur Utama : Iwan Kurniawan LukmintoDirektur : MegawatiHalaman 9/46


4. Kegiatan UsahaSesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar SPD, ruang lingkup kegiatan SPDmeliputi usaha-usaha dalam bidang industri perdagangan umum, jasa,pembangunan, perbengkelan, pengangkutan umum (transportasi), percetakan,farmasi, pertambangan, pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan.SPD memulai usaha komersilnya sejak tahun 1974. Pada saat ini SPDberkedudukan di Jalan Condrokusumo No. 1, Simongan, Semarang, JawaTengah.III. Analisis Manfaat dan Risiko dari Rencana TransaksiManfaat dari Rencana Transaksi antara lain adalah:• Melalui skema refinancing Obligasi ini, jatuh tempo pembayaran sejumlah fasilitaspinjaman ke BRI, Exim Bank, Bank Chinatrust, Bank UOB, BCA, Bank Bukopin,Bank Danamon, dan Bank Agris (“Bank”) secara tidak langsung menjadi lebihpanjang, yaitu menjadi 5 tahun. Sehingga Perseroan dapat menggunakan dananyauntuk membiayai usaha, memenuhi kebutuhan modal, maupun untuk mengambilpeluang bisnis di masa depan, posisi kas Perseroan juga akan menguat karenajangka waktu pembayaran yang telah diperpanjang ini.• Fasilitas pinjaman dari Bank adalah berbunga mengambang (variable rate).Sementara Obligasi yang akan diterbitkan adalah berbunga tetap (fixed rate).Sehingga melalui skema refinancing ini, Perseroan mampu meniadakan risikofluktuasi tingkat bunga.• Fasilitas pinjaman dari Bank mengharuskan Perseroan menyerahkan beberapakolateral berupa aset berwujud. Sementara dalam penerbitan Obligasi ini, Perseroanmenyerahkan kolateral berupa saham dan hak tagih pada Golden Legacy maupunGolden Mountain. Sehingga melalui skema refinancing ini, Perseroan dapatmemanfaatkan beberapa aset berwujudnya untuk dijadikan kolateral pada pinjamanlain dimasa mendatang apabila diperlukan.• Melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan dan kelompok usahanya akan dikenaloleh investor internasional, sehingga akan mempermudah akses kredit di pasarglobal dimasa mendatang bila dibutuhkan.Risiko dari Rencana Transaksi antara lain adalah:• Perseroan dan SPD terikat kepada beberapa covenant yang mungkin akanmembatasi kemampuan Perseroan dan SPD untuk membiayai usaha, memenuhikebutuhan modal, maupun untuk mengambil peluang bisnis di masa depan.• Kemampuan Golden Legacy untuk pembayaran bunga Obligasi maupunpengembalian pokoknya bergantung kepada kinerja masa depan Perseroan danSPD serta kemampuannya untuk menghasilkan kas. Kinerja di masa mendatangtersebut tentunya tidak terlepas kepada kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi,hukum, peraturan dan faktor-faktor lainnya, yang berada di luar kendali Perseroanmaupun SPD tersebut.• Golden Legacy mungkin tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pembeliankembali Obligasi (redemption) yang nilainya dapat lebih besar daripada 100% darijumlah pokok Obligasi secara tunai, apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentusebagaimana yang dipersyaratkan dalam penerbitan Obligasi.• Perseroan dan SPD terutamanya menerima pendapatan dalam Rupiah tapimenimbulkan biaya-biaya tertentu dalam dolar AS atau mata uang asing lainnya.• Sebelum penerbitan Obligasi, hutang Perseroan sebagian besar adalah dalam matauang Rupiah, namun setelah penerbitan Obligasi, sebagian besar hutang Perseroandan anak perusahaan adalah dalam mata uang US$. Sebagai akibatnya, Perseroandan SPD terkena risiko nilai tukar mata uang yang dapat berdampak negatifterhadap arus kasnya.Halaman 10/46


IV. Analisis Pokok-Pokok Perjanjian dan Persyaratan Rencana Transaksi• Penerbit adalah Golden Legacy• Penjamin induk adalah Perseroan• Penjamin anak perusahaan adalah SPD.• Obligasi yang diterbitkan dengan jumlah pokok US$ 200.000.000,00.• Harga penerbitan sebesar 100,00% dari jumlah pokok Obligasi.• Tanggal penerbitan pada 24 April 2014.• Tanggal jatuh tempo pada 24 April 2019.• Bunga Obligasi sebesar 9,00% per tahun, dibayarkan setiap enam bulanan.• Tanggal pembayaran bunga 24 April dan 24 Oktober setiap tahun, dimulai 24Oktober 2014.• Obligasi akan diterbitkan dalam denominasi US$ 200.000 dengan kelipatan masingmasingsebesar US$ 1.000. Obligasi akan didaftarkan pada Euroclear Bank danClearstream Banking, pada atau sekitar tanggal penerbitan. Pembelian, penjualandan pengalihan Obligasi hanya dapat dilakukan melalui rekening di Euroclear Bankdan Clearstream Banking.• Perseroan dan SPD akan menjamin pembayaran dilakukan pada saat jatuh tempodan tepat waktu atas pokok, premi (jika ada), ataupun bunga dan semua jumlahterutang terkait dengan Obligasi.• Obligasi yang akan diterbitkan adalah berbentuk kewajiban umum Penerbit;berperingkat senior terhadap obligasi lain Penerbit yang dinyatakan subordinasiterhadap Obligasi; berperingkat setidaknya sederajat dengan semua bentukkewajiban tanpa jaminan dan tanpa subordinasi Penerbit; dijamin oleh Perseroansecara tanpa subordinasi; berperingkat subordinasi terhadap kewajiban berjaminanpada Penerbit, Perseroan dan SPD; serta dijaminkan dengan kolateral.• Kewajiban pada Penerbit dan Perseroan terkait Obligasi akan dijamin melaluikolateral, meliputi saham Perseroan pada Penerbit dan saham Penerbit padaGolden Mountain; seluruh bunga dan hak Golden Mountain dalam pinjaman antarperusahaan sejumlah nilai Obligasi; serta seluruh hak Penerbit pada debt serviceaccrual account.• Penerbit akan membuat debt service accrual account sebelum tanggal penerbitan.Pada tanggal penerbitan, Penerbit akan mendepositokan ke dalam rekeningtersebut sejumlah uang tunai dalam dolar AS sebesar 1 (satu) kali pembayaranbunga semesteran dari Obligasi. Sejak tanggal penerbitan, Penerbit akan selalumenjaga dalam rekening cadangan debt service sejumlah tunai sebesar 1 (satu) kalipembayaran bunga semesteran terkait dengan Obligasi yang masih beredar.• Seluruh pembayaran oleh, atau atas nama, Penerbit, Perseroan atau SDP dalam halpokok, premi (jika ada), dan bunga atas Obligasi atau terkait penjaminan harusdibuat bebas dan bersih, dan tanpa penangguhan atau pemotongan, atas pajak, beacukai atau potongan pemerintah dalam bentuk apapun yang dikenakan, dipungut,dikumpulkan, ditahan atau dinilai dengan atau dalam setiap peraturan perpajakan,kecuali pemotongan atau pengurangan tersebut diwajibkan oleh hukum.Halaman 11/46


• Penerbit dapat melunasi Obligasi, seluruhnya tetapi tidak sebagian, dengan hargapelunasan setara dengan 100% dari nilai pokok beserta bunga yang masih danbelum dibayar, jika ada, sampai dengan tanggal yang ditetapkan oleh Penerbit untukpelunasan, apabila, sebagai akibat dari perubahan dalam hukum perpajakan,Penerbit (atau apabila terkait dengan penjaminan, Perseroan atau SPD) diwajibkanmembayar sejumlah tertentu; selama sejumlah tersebut yang harus dibayar sebagaiakibat dari perubahan dalam perpajakan di Indonesia, Obligasi hanya dapat dilunasiketika tarif pajak tangguhan melebihi 20%.• Obligasi dapat dilunasi, secara keseluruhan ataupun sebagian, atas pilihan Penerbitsetiap saat pada atau setelah 24 April 2017 dengan harga pelunasan sebagaimanaditetapkan dalam persyaratan bersama dengan bunga yang terhutang sampaidengan tanggal pelunasan. Pada setiap saat sebelum 24 April 2017, Penerbit dapatmelunasi seluruh atau sebagian dari Obligasi dengan harga pelunasan setaradengan 100% dari jumlah pokok Obligasi ditambah premi dan bunga yang belumdibayarkan, jika ada, sampai dengan tanggal pelunasan. Pada setiap saat sebelum24 April 2017, Penerbit dapat membeli kembali 35% dari jumlah pokok Obligasi darihasil penawaran ekuitas tertentu dengan harga pelunasan 109,00% dari jumlahpokok Obligasi, ditambah dengan bunga yang belum dibayarkan, jika ada, sampaidengan tanggal pelunasan; selama sekurang-kurangnya 65% dari nilai pokokObligasi yang diterbitkan pada tanggal penerbitan tetap beredar setelah pelunasantersebut dan pelunasan tersebut dilakukan dalam 60 hari setelah terselesaikannyapenawaran ekuitas tersebut.• Penerbit akan selambat-lambatnya 30 hari setelah terjadinya Perubahan Kendalimembuat penawaran untuk membeli kembali semua Obligasi yang beredar denganharga pembelian sebesar 101,0% dari nilai pokok beserta bunga yang masih danbelum dibayarkan, jika ada. Perubahan Kendali dimaksud adalah perubahan kendalisecara keseluruhan atau sebagian besar atas aset Perseroan atau Penerbit.• Covenant bagi Penerbit maupun Perseroan dan SPD termasuk, antara lain,penambahan pinjaman dan penerbitan saham preferen; melakukan investasi ataupembayaran tertentu (seperti pembayaran dividen, pembelian saham, pembayaranpinjaman yang derajat haknya dibawah Obligasi, ataupun melakukan investasi diluaryang diperbolehkan); melakukan perjanjian yang dapat membatasi kemampuanRestricted Subsidiaries membayar dividen dan mengalihkan aset atau pinjamanantar perusahaan; menerbitkan atau menjual saham Restricted Subsidiaries;memberikan penjaminan oleh Restricted Subsidiaries; melakukan transaksi denganpemegang saham atau afiliasi; melakukan penggadaian; melakukan transaksi jualsewa (sale and leaseback); menjual aset; terlibat dalam bisnis lain; atau melakukankonsolidasi atau penggabungan (merger).• Penggunaan dana adalah 1) untuk pembiayaan kembali (refinancing) terhadappinjaman investasi sebagaimana disebutkan pada bagian B.I. sekitar Rp 1.172.135juta dan US$ 10,4 juta; 2) untuk pembiayaan kembali terhadap fasilitas modal kerjasebagaimana disebutkan pada bagian B.I. (tanpa membatalkan komitmen yangtelah ada); dan 3) untuk penggunaan perusahaan secara umum (general corporatepurposes).• Pencatatan dan perdagangan akan dilakukan di Singapore Exchange SecuritiesTrading Limited (“SGX-ST”). Obligasi akan diperdagangkan di SGX-ST denganjumlah lot minimum sebesar dolar Amerika (US$) 200.000 selama Obligasi tersebutdicatatkan di SGX-ST.• Hukum yang berlaku adalah hukum Negara Bagian New York.• Obligasi mendapat peringkat "B1” oleh Moody’s Investor Service Inc. dan "BB-” olehStandard & Poor’s Rating Group.Halaman 12/46


B. Analisis Kualitatif Atas Rencana TransaksiI. Riwayat Perseroan Terkait Rencana TransaksiDalam beberapa tahun terakhir, Perseroan dan anak perusahaan terlibat transaksimaterial pinjam meminjam dana sebagai berikut:• Fasilitas pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. (“BRI”)Selama periode 2007-2013, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari BRIberupa kredit investasi, kredit modal kerja, dan trade line, dengan saldo per31 Desember 2013 sebagai berikut:NoFasilitasPlafond Saldo (31 Desember 2013)US$ Rp US$ RpJatuh tempo1 Kredit investasi - 103,200,000,000 - 67,146,000,000 31-Dec-172 Kredit investasi - 288,700,000,000 - 223,829,000,000 31-Dec-173 Kredit investasi - 254,748,000,000 - 45,021,000,000 31-Dec-144 Kredit investasi - 60,500,000,000 - 6,745,000,000 1-Aug-155 Kredit modal kerja - 160,000,000,000 - 159,319,000,000 9-Apr-146 Kredit modal kerja - 130,000,000,000 - 128,858,000,000 9-Apr-147 Kredit modal kerja - 245,000,000,000 - 243,454,000,000 9-Apr-148 Kredit modal kerja 54,250,000 - 40,000,000 - 9-Apr-149 Kredit modal kerja - 25,000,000,000 - 24,987,000,000 9-Apr-1410 Kredit modal kerja 21,300,000 - - - 9-Apr-1411 Trade line - 25,000,000,000 - - 9-Apr-1412 Trade line 12,000,000 - - - 9-Apr-1413 Trade line 12,000,000 - - - 9-Apr-1414 Trade line 2,400,000 - - - 9-Apr-14TOTAL 101,950,000 1,292,148,000,000 40,000,000 899,359,000,000• Fasilitas pinjaman dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (“Eximbank”)Selama periode 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari Eximbankberupa kredit investasi dan kredit modal kerja, dengan saldo per 31 Desember 2013sebagai berikut:Plafond Saldo (31 Desember 2013)No Fasilitas Jatuh tempoUS$ Rp US$ Rp1 Kredit investasi - 339,000,000,000 - 240,125,000,000 14-Jan-182 Kredit modal kerja - 50,000,000,000 - 50,000,000,000 4-Mar-153 Kredit modal kerja 14,000,000 - - - 4-Mar-15TOTAL 14,000,000 389,000,000,000 - 290,125,000,000• Fasilitas pinjaman dari PT Bank Chinatrust Indonesia ("Chinatrust")Selama periode 2006-2013, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dariChinatrust berupa kredit modal kerja dengan saldo per 31 Desember 2013 sebagaiberikut:No FasilitasPlafond Saldo (31 Desember 2013)US$ Rp US$ RpJatuh tempo1 Kredit modal kerja 15,000,000 - 15,000,000 - 14-Mar-14TOTAL 15,000,000 - 15,000,000 -Halaman 13/46


• Fasilitas pinjaman dari PT Bank UOB Indonesia (“UOB”)Selama periode 2012-2013, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari UOBberupa kredit investasi dengan saldo per 31 Desember 2013 sebagai berikut:Plafond Saldo (31 Desember 2013)No Fasilitas Jatuh tempoUS$ Rp US$ Rp1 Kredit investasi - 153,000,000,000 - 127,500,000,000 17-Apr-172 Kredit investasi - 47,000,000,000 - 39,167,000,000 17-Apr-19TOTAL - 200,000,000,000 - 166,667,000,000• Fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia, Tbk. ("BCA")Selama periode 2011-2013, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari BCAberupa trade line dengan saldo per 31 Desember 2013 sebagai berikut:No FasilitasPlafond Saldo (31 Desember 2013)US$ Rp US$ RpJatuh tempo1 Trade line 20,000,000 - - - 9-May-14TOTAL 20,000,000 - - -• Fasilitas pinjaman dari PT Bank Bukopin, Tbk. ("Bukopin")Selama periode 2011-2013, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari Bukopinberupa trade line dengan saldo per 31 Desember 2013 sebagai berikut:Plafond Saldo (31 Desember 2013)No Fasilitas Jatuh tempoUS$ Rp US$ Rp1 Trade line 2,400,000 - - - 20-Apr-142 Trade line 500,000 - - - 20-Apr-143 Trade line 500,000 - - - 20-Apr-14TOTAL 3,400,000 - - -• Fasilitas pinjaman dari PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. ("Danamon")Selama periode 2011-2013, SPD memperoleh fasilitas pinjaman dari Danamonberupa kredit investasi dan trade line dengan saldo per 31 Desember 2013 sebagaiberikut:Plafond Saldo (31 Desember 2013)No Fasilitas Jatuh tempoUS$ Rp US$ Rp1 Kredit investasi 13,000,000 - 10,400,000 - 15-May-172 Kredit investasi - 19,000,000,000 - 17,311,000,000 15-May-173 Kredit investasi 15,000,000 - 8,800,000 - 24-Jun-164 Kredit investasi 5,000,000 - 3,100,000 - 24-Jun-165 Trade line 15,000,000 - 5,000,000 - 15-May-13TOTAL 48,000,000 19,000,000,000 27,300,000 17,311,000,000Halaman 14/46


• Fasilitas pinjaman dari PT Bank Agris ("Agris")Selama periode 2012-2013, SPD memperoleh fasilitas pinjaman dari Agris berupakredit modal kerja dengan saldo per 31 Desember 2013 sebagai berikut:No FasilitasPlafond Saldo (31 Desember 2013)US$ Rp US$ RpJatuh tempo1 Kredit modal kerja - 45,000,000,000 - 45,000,000,000 7-Aug-14TOTAL - 45,000,000,000 - 45,000,000,000• Fasilitas pinjaman dari EximbankSelama periode 2012-2013, SPD memperoleh fasilitas pinjaman dari Eximbankberupa kredit investasi dan kredit modal kerja dengan saldo per 31 Desember 2013sebagai berikut:Plafond Saldo (31 Desember 2013)No Fasilitas Jatuh tempoUS$ Rp US$ Rp1 Kredit investasi 7,800,000 - 6,900,000 - 13-Aug-172 Kredit investasi 8,000,000 - 7,000,000 - 13-Aug-173 Kredit modal kerja 10,000,000 - 2,500,000 - 30-Oct-14TOTAL 25,800,000 - 16,400,000 -II. Analisis Industri dan BisnisSecara umum, industri tekstil dan produk tekstil Indonesia (TPT) memiliki daya saingyang relatif baik di mata internasional. Hal tersebut disebabkan karena Indonesiamemiliki industri yang bergerak secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, yakni dariproduk benang (pemintalan), pertenunan, rajutan, dan produk akhir. Indonesia memilikiindustri pemintalan (spinning) yang besar untuk di kawasan Asia dan Oceania. Demikianpula dengan industri pertenunan yang produksinya kedua terbesar setelah Cina, sertaindustri pakaian jadi yang dikenal di dunia internasional. Pada saat ini industri spinning diIndonesia belum mencapai perrtumbuhan optimal, kapasitas produksi yang optimaldapat ditingkatkan melalui penambahan mesin-mesin produksi pada pabrik-pabrikpemintalan benang. Industri yang masuk ke dalam industri TPT antara lain industripemintalan, pertenunan, pengolahan akhir tekstil, pakaian jadi/barang jadi dari kulitberbulu dan pencelupan bulu, industri barang jadi tekstil dan permadani, industriperajutan, industri kapuk, industri pakaian jadi/barang jadi dari kulit berbulu danpencelupan bulu serta industri furnitur.Halaman 15/46


Tabel 1: Profil Industri TPT IndonesiaSumber: Kementerian PerindustrianBenang tekstil tersusun dari serat-serat staple atau filament baik yang berasal dari alammaupun sintetis, yang disatukan atau diberi antihan untuk pembuatan kain. Berdasarkanserat penyusunannya, benang tekstil dapat dibedakan kedalam beberapa jenis yaitubenang kapas, benang rayon, benang jute, benang wool, benang sutera, benang linen,benang nylon, benang polyester dan benang acrilic. Benang rayon merupakan benangyang dibuat dari serat sintetis yang diregenerasi sehingga strukturnya sama denganserat selulosa yang lain. Salah satu karakteristik benang rayon adalah memiliki kilapyang tinggi dan warnanya lebih putih dibandingkan dengan benang cotton (kapas).Berdasarkan bentuk serta, benang rayon terbagi menjadi dua yaitu :• Benang Filament Rayon yang dibuat dari sekelompok (15-120) serat-serat rayonyang panjangnya tak terhingga, dengan junlah antihan sedikit (100 antihan permeter), kecuali untuk kain yang mempunyai efek tertentu missalnya pada voile dancrepe.• Benang Staple Rayon yang dibuat dari potongan-potongan filament rayon denganpanjang tertentu yang disesuaikan dengan panjang serat kapas atau serat wool,yang kemudian dipintal.Pada umumnya penggunaan benang rayon adalah sebagai berikut :• Benang rayon dari serat rayon kupromunium digunakan khusus untuk bahanpakaian yang halus dan baik mutunya, kaos kaki wanita dan pakaian dalam wanita(lingerie), kaos (knitting) dan kemeja batik (tenun).• Benang rayon dari serat rayon viscose digunakan untuk bahan pakaian, benangrenda dan untuk bahan pelapis.Industri spinning termasuk sebagai industri hulu dari industri tekstil. Industri spinningmemproses bahan baku berupa kapas, rayon fiber, acrylic dan polyester staple fibermenjadi benang. Industri spinning menghasilkan output berupa benang yang memilikijenis berbeda-beda berdasarkan bahan baku penyusunnya. Benang tersebut kemudiandikonsumsi oleh industri weaving untuk ditenun menjadi kain dan ada pula yangdikonsumsi oleh industri knitting untuk dirajut menjadi kain rajut. Dalam industri TPTsecara umum, produksi benang (yarn) Indonesia terbilang cukup besar, yakni sekitar 2,2juta ton pada tahun 2012.Halaman 16/46


Gambar 2: Perkembangan Ekspor-Impor TPT IndonesiaSumber: Kementerian PerindustrianMenurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor TPT Indonesia mempekerjakan sekitar 1,5juta pekerja atau sekitar 10% dari total angkatan kerja sektor manufaktur Indonesia di2012. Industri tekstil Indonesia juga berperan signifikan dan strategis dalam makroekonomi Indonesia. Pada 2011 ada sekitar 2.880 perusahaan TPT di negara ini dengantotal investasi Rp 151,77 triliun. BPS memperkirakan produk tekstil berkontribusi hampir1,56% terhadap total produk domestik bruto Indonesia di 2012. Berdasarkan data dariBPS, selama periode Januari hingga Desember 2012, ekspor TPT Indonesia mencapai6,58% dari total ekspor Indonesia. Pada 2011, Indonesia mengekspor sekitar 35% dariTPT ke Amerika Serikat, 19% ke Eropa, 5,2% ke negara ASEAN lainnya, dan 7,5% keJepang.Gambar 3: Produk Ekspor-Impor TPT IndonesiaSumber: Asosiasi Pertekstilan IndonesiaSaat ini kondisi industri TPT Indonesia belum berubah banyak, dalam artian belum adaperkembangan yang positif. Belum banyak tindakan-tindakan yang dilakukan, baik olehperusahaan maupun pihak lain untuk merestrukturisasi industri tekstil agar dapatbersaing dengan lebih baik dalam pasar domestik dan ekspor. Terlebih denganmasuknya TPT dari Cina telah menyebabkan beberapa pabrik di industri tekstil yangbergantung kepada pasar domestik menjadi bangkrut. Beberapa pabrik tekstil merasamengalami kesulitan untuk bertahan dari kompetisi pasar karena harga murah produktekstil dari Cina. Bahkan pada beberapa segmen sangat sulit bagi produsen domestikuntuk membendungnya. Kondisi ini juga tidak terlepas akibat inefisiensi dari industritekstil nasional dibandingkan industri sejenis di Cina. Perusahaan TPT nasional padaHalaman 17/46


umumnya mengoperasikan mesin yang sudah tua dan tidak lagi efisien dibandingkandengan produsen Cina yang selalu memperbaharui mesin dan peralatan mereka. Cinamemiliki industri manufkatur mesin yang kuat dan mampu memproduksi mesin danperalatan produk tekstil dengan harga relatif murah, disamping sektor perbankan yangjuga sangat membantu kepada perusahaan-perusahaan berorientasi ekspor.Gambar 4: Negara Tujuan Ekspor & Asal Impor TPT IndonesiaSumber: Asosiasi Pertekstilan IndonesiaBerdasarkan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), volume ekspor TPT Indonesia pada2011 menurun 1,4% menjadi 1,94 juta ton dibandingkan 2010. Namun demikian, nilaiaktualnya meningkat 18,1% menjadi US$ 13,3 miliar. Industri tekstil Indonesia tumbuh5% pada 2012 dibandingkan 2011 setelah mengalami kontraksi pada 2007 dan 2008.Akan tetapi, di 2013 API mengestimasi ekspor TPT Indonesia akan turun 6% disebabkanmenurunnya permintaan di Eropa dan Amerika Serikat terhadap tekstil Indonesia. Dalampasar domestik, TPT Indonesia mengalami persaingan sengit dari produk-produk impor,namun permintaan domestik terhadap tekstil lokal tetap tinggi. Pada 2011, Indonesiamengimpor sekitar 1,68 juta ton produk tekstil, bernilai US$ 8,43 miliar. Cina (29,6%)dan Korea Selatan (19%) merupakan pemasok terbesar tekstil ke Indonesia. ProdukprodukCina pada umumnya lebih murah daripada tekstil yang diproduksi secaradomestik dan dianggap sebanding dari segi kualitasnya. Pada 2011, pabrik tekstilIndonesia berjalan pada kapasitas 70-80%, dengan total 9,2 juta spindle dan 117.256rotor.Dalam tiga tahun terakhir, Amerika Serikat masih menjadi sasaran utama ekspor tekstilIndonesia yang berkontribusi sekitar 36-38% dari total ekspor tekstil, sedangkan eksporproduk ini ke Eropa mencapai 16-18%. TPT Indonesia juga dijual ke pasar-pasar lainseperti Afrika 3%, Jepang 6%, Korea Selatan 2-3%, dan Emirat Arab 3%. Produk-produktekstil Indonesia selama ini bersaing dengan produsen-produsen dari Vietnam, Kamboja,Bangladesh, dan Korea Selatan di pasar Asia. Bahkan produsen Korea Selatan telahmasuk pasar Ethiopia untuk memperkuat posisi pasar mereka di Afrika. Kalanganindustri sendiri meyakini, apabila tingkat kompetitif produk dapat ditingkatkan,pertumbuhan ekspor tekstil nasional dapat mencapai 18-21%. Sementara itu, penjualanTPT ke beberapa negara seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mulaidialihkan menjadi pasar Asia, hal tersebut dilakukan dalam mengantisipasi berlanjutnyakrisis perekonomian yang terjadi di kedua kawasan tersebut. Hal-hal tesebut perludilakukan sehubungan dengan menurunnya tingkat pertumbuhan kinerja ekspor TPT.Halaman 18/46


Tabel 2: Pangsa Pasar TPT Indonesia di DuniaSumber: Asosiasi Pertekstilan IndonesiaDisisi lain, impor garmen pada 2013 dapat mencapai Rp 75 triliun, mengasumsikankonsumsi garmen nasional mencapai Rp 95-100 triliun. Pada 2012, konsumsi garmendiproyeksikan mencapai Rp 90 triliun atau relatif stagnan bila dibandingkan dengantahun 2011. Volume konsumsi meningkat dari 6,5 kg menjadi 7 kg per kapita dengannilai konsumsi sekitar Rp 90 triliun di 2012. Konsumsi tekstil dan produk tekstil per kapitapada tahun 2013 diperkirakan turun 5,71% dibanding konsumsi tahun 2012 menjadisebesar rata-rata mencapai 6,6 kilogram per kapita. Penurunan tersebut diakibatkanoleh meningkatnya harga produk tekstil, di awal 2013. Kenaikan harga jual terjadi karenapeningkatan biaya produksi yang antara lain dipengaruhi tarif tenaga listrik dan upahburuh. Besaran kenaikan harga garmen merupakan yang tertinggi di antara produktekstil lainnya seperti serat, benang, dan kain. Pada produsen serat dan benang,peningkatan biaya produksinya juga dipengaruhi oleh kenaikan harga gas.Pada 2013, produk garmen lokal di pasar domestik dapat turun menjadi Rp 25-30 triliun.Hal ini terjadi akibat meningkatnya upah minimum propinsi (UMP) yang berkisar 30-40%dibandingkan tahun 2012, berujung kepada banyaknya produsen garmen yang tutup.Perputaran tekstil nasional diproyeksikan mencapai US$ 21,6 miliar di 2012 atau naik4% dibandingkan pencapaian di 2011 sebesar US$ 20,6 miliar. Perputaran produk tekstilnasional pada penjualan pasar ekspor tercatat US$ 14 miliar dan pasar domestiksebesar US$ 7,6 miliar, sedangkan untuk pasar ekspor dan domestik masing-masingmeningkat 3% dan 5% dibandingkan tahun 2011 sebesar US$ 13,3 miliar. Kapasitasproduksi industri tekstil nasional meningkat 6,75% menjadi 7,87 juta ton di 2011 dari7,38 juta ton di tahun sebelumnya, sedangkan serapan tenaga kerja meningkat 4,78%dari 1,4 juta menjadi 1,47 juta.Halaman 19/46


Tabel 3: Profil Permesinan TPT IndonesiaSumber: Kementerian PerindustrianBeberapa masalah fundamental menghalangi pertumbuhan industri. Mayoritas mesinmesinyang digunakan oleh industri Indonesia setidaknya telah berumum 20 tahun.Sejak 2007, pemerintah telah mencanangkan program revitalisasi industri. Pada 2009,Kementerian Perindustrian mencanangkan program revitalisasi industri tekstil dibawahSK Menteri Perindustrian No. 141/M-IND/PER/2009. Peraturan tersebut diamandemendengan diterbitkannya SK Menteri Perindustrian No. 15/M-IND/PER/2/2012 tentang“Program Restrukturisasi Mesin Tekstil dan Produk Tekstil serta Kulit dan Produk KulitPerusahaan Kecil dan Menengah”. Dalam peraturan baru ini persentase reimburseterhadap perusahan tekstil yang membeli mesin tekstil baru diturunkan menjadi 10%.Sebagai tambahan, jika mesin baru tersebut diproduksi di dalam negeri, makapemerintah akan memberikan subsidi hingga 25% dari biaya mesin. Selain itu reimburseyang diperbolehkan juga ditingkatkan, namun tidak boleh lebih dari Rp 3 miliar perperusahaan per tahun. Pada 2012, terdapat total 149 perusahaan tekstil terdaftar turutserta dalam program ini dan total Rp 147,52 miliar pembiayaan telah didistribusikan.Namun demikian, tingkat bunga yang tinggi mempersulit bisnis tekstil untukmendapatkan pinjaman bank komersial. Perbankan nasional pada umum masih raguterhadap kredibilitas perkembangan industri tekstil karena banyak perusahaan tekstilyang bermasalah dengan perbankan. Hambatan regulasi lain atas industri TPT nasionaladalah pemberlakuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253 Tahun 2011 tentangpengembalian bea masuk yang telah dibayar atas impor barang dan bahan untuk diolah,dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor.Disamping itu fluktuasi harga kapas di 2011 masih memberikan dampak kepadaperusahaan pemintalan kapas skala kecil dan menengah. Beberapa perusahaanpemintalan Indonesia dengan kontrak yang tertunda telah menambah daftar perusahaanyang gulung tikar. API melaporkan bahwa saat ini terdapat 5 hingga 8 perusahaan yangtelah gulung tikar dan diperkirakan akan bertambah. API juga melaporkan bahwaperdagangan kapas biasanya dilakukan antara perusahaan pemintalan Indonesiadengan agen kapas yang ada diluar negeri. Tidak adanya kantor dan/atau perwakilanlokal membuat semakin sulit untuk mengatasi wan prestasi. Akan tetapi, beberapapabrik besar maupun perusahaan pemintalan yang masih mampu bertahan berada padaposisi yang lebih baik untuk ekspansi operasinya. Untuk menghindari masalah wanprestasi kontrak disebabkan fluktuasi harga dimasa mendatang, saat ini terdapatbeberapa pabrik besar yang membeli kapas lebih banyak untuk dijual kepada pabrikpabrikkecil. Namun demikian, dikhawatirkan bahwa dimasa mendatang pabrik-pabrikHalaman 20/46


esar ini akan bertindak sebagai agen dan akan menyebabkan harga kapas menjadilebih tinggi karena mata rantai yang lebih panjang. Beberapa agen kapas besar jugatelah mencoba untuk menghindari masalah fluktuasi harga yang tinggi denganmenyimpan persediaan di dalam kawasan.The United Nations International Labor Organization (ILO) memproyeksikanpertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dan Pasifik mencapai 5,2% di 2012, setelahsebelumnya mengalami pertumbuhan 4,6% di 2011. Pertumbuhan regional didukungoleh Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Pertumbuhan PDBIndonesia cukup kokoh dan stabil dalam beberapa tahun terakhir; diantara kuartalpertama 2011 dan kuartal kedua 2012, pertumbuhan PDB kuartalan y-o-y berkisarantara 6,3-6,5%. ILO menempatkan Indonesia pada urutan ketiga dalam pertumbuhanpada output per pekerja diantara beberapa negara Asia, mengikuti Cina dan Vietnam.Pada awal Oktober 2012, pemerintah telah menaikan UMP. UMP yang baru ini berlakuefektif per 7 Januari 2013. Kenaikan UMP ini menciptakan tantangan terhadap industritekstil Indonesia. API melaporkan bahwa kenaikan upah telah mempersulit industri tekstiluntuk menyerap 11.000 pekerja baru sebagaimana diharapkan sebelumnya. Kenaikanupah telah memaksa beberapa produsen tekstil merelokasi pabrik-pabrik mereka dariJakarta ke Jawa Barat, Jawa Tengah atau Jawa Timur, karena UMP di wilayah-wilayahtersebut masih lebih rendah. Beberapa produsen tekstil juga tidak berhasil menekanpemerintah untuk menunda perubahan upah minimum. Produsen tekstil lainnya yangtelah mencapai kesepakatan dengan serikat pekerjanya untuk menaikan upah secarabertahap tidak dapat menjalankannya karena akan melanggar peraturan.Untuk proses produksi, industri tekstil Indonesia pada umumnya membutuhkan pasokansekitar 70% kebutuhan energinya dari PLN. Sisanya dipenuhi dari pembangkit sendiri,dan peralatan industri bertenaga gas dan/atau batubara. Dibandingkan negara-negaraAsia lainnya, tarif listrik Indonesia relatif tinggi. Selain itu, pasokan listrik PLN juga tidakkonsisten, dimana dapat berdampak kepada perlambatan dan/atau penghentianproduksi. Lebih lanjut, kenaikan tarif listrik PLN yang hamper setiap tahun jugamenambah beban pada industri tekstil. Di 2012, pemerintah memutuskan untukmenunda kenaikan tarif listrik hingga 2013. Pada awal Januari 2013, PLNmengumumkan untuk menaikan tarif listrik dan peningkatan dapat dilakukan setiapkuartal.Industri tekstil Indonesia juga harus mengatasi masalah terkait distribusi tekstil danproduk tekstil. Biaya pelabuhan Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negaraAsia lainnya. Pemerintah juga mensyaratkan biaya pelabuhan ini dibayar dalam dollarAmerika Serikat daripada mata uang lokal. Kondisi jalan untuk transportasi darat menujudan dari pelabuhan di Indonesia pada umumnya buruk dan penuh sesak. Hal inimenciptakan inefisiensi dan biaya transportasi yang tinggi. Industri tekstil melaporkanbahwa tingginya upah minimum, tarif listrik, dan biaya pelabuhan akan meningkatkanharga tekstil dan produk tekstil sekitar 16% dan akan menurunkan tingkat kompetitifproduk tekstil Indonesia di pasar internasional.Satu hal yang masih cukup memberikan semangat adalah bahwa ekspor TPT Indonesiamasih dapat bertahan. Ekspor TPT Indonesia ke wilayah negara-negara Asiadiproyeksikan mencapai US$ 1,02 miliar pada 2013, meningkat 5% dibandingkan angkapada 2012 sekitar US$ 980 juta, atau berkontribusi 7% terhadap total ekspor tekstilnasional sebesar US$ 14 miliar. Sebenarnya, ekspor tekstil Indonesia ke Asia masihdapat digerakan jika tingkat kompetitif produk dapat ditingkatkan. Indonesia harusmencari pasar alternatif untuk mengkompensasi penurunan pasar di Eropa dan AmerikaSerikat karena krisis ekonomi yang masih dirasakan. Diluar itu, apabila terjadipenurunan ekspor TPT Indonesia dimasa mendatang, maka penurunan penurunanekspor tersebut dapat dikompensasi dari penjualan TPT pada pasar domestik, yangdiperkirakan akan meningkat 5% meskipun menghadapi persaingan sengit denganproduk impor.Halaman 21/46


III. Analisis Operasional dan Prospek PerseroanPerseroan merupakan produsen tekstil terintegrasi vertikal terbesar di Asia Tenggara,yang memproduksi berbagai macam produk jadi maupun setengah jadi, meliputi benang,kain baku, kain jadi dan pakain, termasuk baju seragam dan ritel. Aktivitas bisnisPerseroan terbagi kedalam empat divisi: pemintalan (spinning), penenunan (weaving),finishing (termasuk pencetakan dan pencelupan), serta garmen.Divisi spinning menggunakan bahan baku rayon, katun dan polyester untukmenghasilkan benang, dimana hasilnya sebagian digunakan untuk proses produksiselanjutnya dan sebagian lagi dijual kepada produsen tekstil lainnya. Pada periode 31Desember 2013, Perseroan berhasil memproduksi sekitar 443.080 bal benang danmenghasilkan penjualan bersih Rp 1.883.143 juta dengan laba kotor Rp 293.864 juta.Divisi weaving menggunakan benang untuk memproduksi kain baku, dimana sebagianhasilnya digunakan untuk proses produksi selanjutnya dan sebagian lagi dijual kepadaprodusen tekstil lainnya. Pada periode 31 Desember 2013, Perseroan berhasilmemproduksi sekitar 149 juta meter kain baku dan menghasilkan penjualan bersih Rp448.210 juta dengan laba kotor Rp 131.161 juta.Divisi finishing menghasilkan kain baku yang dipersiapkan dengan dibersihkan dandiputihkan sebelum masuk ke tahap selanjutnya yaitu pencelupan dan pencetakan.Perseroan memproduksi kain jadi berdasarkan orderan dari pelanggan menggunakandesain dari pelanggan sendiri ataupun desain dari departemen desain Perseroanbekerjasama dengan pelanggan. Pada periode 31 Desember 2013, Perseroan berhasilmemproduksi sekitar 100.686.531 meter kain jadi dan menghasilkan penjualan bersihRp 1.585.457 juta dengan laba kotor Rp 346.073 juta.Divisi garmen memproduksi pakaian seperti pakaian untuk ritel maupun seragam untukmiliter dan korporasi berdasarkan orderan. Perseroan juga memproduksi sejumlah kecilperalatan tekstil seperti multi-purpose tent, bedding dan backpack. Pada periode 31Desember 2013, Perseroan berhasil memproduksi sekitar 8.546.319 buah pakain,dimana 6.030.316 buah adalah pakaian garmen dan 2.516.003 buah adalah bajuseragam, dan menghasilkan penjualan bersih Rp 797.767 juta dengan laba kotor Rp247.314 juta.Perseroan menjual produknya baik ke pasar internasional di 54 negara maupun pasardomestik. Beberapa pelanggan yang ada merupakan produsen tekstil hilir terbesar didunia, termasuk di India dan Cina, maupun korporasi dan peritel global utama. Selain itu,Perseroan juga merupakan salah satu dari sedikit pemasok seragam militer Jerman dannegara NATO lainnya, diluar eropa. Sejak awal, seragam militer produksi Perseroantelah dijual ke 30 negara, termasuk Jerman, Austria, Inggris, Australia, Uni Emirat Arab,Malaysia dan Indonesia. Sebagian besar fasilitas produksi Perseroan terletak diSukoharjo, Jawa Tengah, dengan areal seluas sekitar 50 hektar. Sedangkan fasilitasproduksi SPD yang memproduksi benang, terletak di Semarang dengan areal seluarsekitar 18 hektar.Dalam beberapa tahun terakhir, Perseroan mengalami peningkatan produksi danpenjualan produk-produknya. Kenaikan ini merupakan hasil dari akuisisi dan ekspansifasilitas produksi secara organik. Pada 16 November 2013, Perseroan mengakuisisiSPD sehingga menambah kapasitas produksi benang sebesar 213.000 bal per tahun.Disamping itu, selama 2012-2013, Perseroan telah menambah 200.000 spindel padadivisi spinning, sehingga meningkatkan kapasitas produksi benang sekitar 220.000 balper tahun. Output produksi Perseroan untuk benang, kain baku, kain jadi, dan garmenmeningkat 130,8%, 25,0%, 13,2%, dan 1,2%, berturut-turut, selama 2011-2013.Perseroan berencana untuk terus meningkatkan kapasitas produksi pada seluruhdivisinya, terutama divisi garmen, mengingat divisi ini menghasilkan marjin laba tertinggi.Hingga akhir 2016, Perseroan berencana melakukan ekspansi kapasitas produksi padaHalaman 22/46


divisi spinning dari sekitar 566.000 bal per tahun menjadi sekitar 654.000 bal per tahun,pada divisi weaving dari sekitar 100 hingga 160 juta meter menjadi sekitar 180 jutameter, pada divisi finishing dari sekitar 120 juta yard per tahun menjadi sekitar 240 jutayard per tahun, dan pada divisi garmen dari sekitar 12 juta buah per tahun menjadisekitar 30 juta buah per tahun.Sementar itu, SPD memulai kegiatan usaha komersial sejak tahun 1974 dalam bidangindustri pertenunan (weaving) dengan jumlah mesin tenun (loom) sebanyak 450 set,seiring dengan perkembangan industri TPT pada akhirnya SPD secara bertahapmerubah usahanya menjadi industri pemintalan (spinning). Mesin-mesin pemintal yangdimiliki oleh SPD berasal dari negara China, Taiwan, Jerman, Jepang, Inggris,Swizerland dan USA. Mesin tersebut digunakan untuk menghasilkan benang tenun yangselanjutnya akan digunakan oleh industri pertenunan (weaving) dan perajutan (knitting).Sebagian besar hasil produksi SPD diperjualbelikan pada pasar domestik (40%) dansebagai komoditas ekspor (60%). Jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh SPD antaralain adalah benang T/R, benang PE, benang Rayon, benang cotton dan benang T/C.Dalam melakukan proses pemintalan, bahan baku utama yang diperlukan adalah seratpolyester (polyester staple fibre), serat rayon (viscose rayon staple fibre) dan seratkapas (raw cotton). Berikut adalah beberapa pemasok utama SPD dalam memperolehbahan baku yang diperlukan dalam proses produksinya.Tabel 4: Daftar Pemasok Utama SPDJenis Bahan Baku Nama Pemasok Utama Asal NegaraKapas PT Sri Rejeki Isman IndonesiaRayonPT Indo Bharat RayonTangsan Sanyou Group Hongkong Int.IndonesiaChinaPolyesterPT Tifico Fiber Indonesia, TbkPT PolyIndoramaJiangyin Hailun Chemical FiberJiangyin Huahong Chemical FiberReliance Industries LtdShanghai Hengyi Polyster Fiber LtdThe Bombay Dyeng And MFG. LtdXiamen Xianglu Chemical Fiber LtdIndonesiaIndonesiaChinaChinaIndiaChinaIndiaChinaDengan luas lahan pabrik yang dimiliki mencapai 182.700 meter persegi, SPD yangbergerak pada industri pemintalan benang (spinning mill) ini memiliki lima unit pabrikpemintalan yang terletak di Semarang. Berikut adalah jumlah dan kapasitas produksimesin pemintal yang dimiliki:Tabel 5: Kapasitas Mesin Pemintal SPDJenis Mesin Jumlah Unit KapasitasRing spinning 251 120.480 mata pintal (spindle)Murata jet spinning 31 2.480 drumOpen end (OE) 10 1.944 drumHalaman 23/46


Tabel 6: Jumlah Mesin Pada Pabrik Spinning (2013)Keterangan Jumlah Unit (Set) KapasitasSpinning I 75 36.000 (spindle)Spinning II 75 35.748 (spindle)Spinning III 84 40.320 (spindle)Spinning IV- MJS 28 2.016 (drum)- Open End 12 3.552 (drum)Spinning V 80 41.280 (spindle)Berikut adalah perkembangan produksi selama empat tahun terakhir untuk masingmasingunit mesin pemintal:Tabel 7: Produksi Pabrik SpinningKeterangan Satuan 2008 2009 2010 2011 2012Pabrik Pemintalan I(Spinning 1)Pabrik Pemintalan II(Spinning 2)Pabrik Pemintalan III(Spinning 3)Pabrik Pemintalan IV(Spinning IV-MJS)Pabrik Pemintalan IV(Spinning IV-OE)Pabrik Dubling(Two For One/TFO)Sub Total2013Jan - JunBale 33.195 32.350 30.354 31.294 34.238 18.891Kg 6.022.888 5.869.522 5.507.513 5.678.041 6.212.093 3.427.661Bale 34.118 34.304 33.116 32.030 32.815.31 17.501Kg 6.190.342 6.224.139 6.008.528 5.811.495 5.954.009 3.175.406Bale 32.579 32.912 31.138 30.268 39.803 23.752Kg 5.911.099 5.971.596 5.649.613 5.491.746 7.221.809 4.309.533Bale 14.998 17.551 18.251.94 19.125 19.915 3.128Kg 2.721.199 3.184.371 3.311.631 3.470.067 3.613.326 567.622Bale 7.380 7.364 6.736 7.562 7.401 4.329Kg 1.339.081 1.336.073 1.222.172 1.372.138 1.342.871 785.511Bale 0.00 2.946 5.057 4.487 4.263 3.548Kg 0 534.562 917.629 814.039 773.398 643.816Bale 122.270 127.427 124.653 124.766 138.434 71.151Kg 22.184.612 23.120.296 22.617.089 22.637.528 25.117.512 12.909.552Lebih lanjut, Perseroan juga berencana melakukan investasi pada teknologi prosesproduksi untuk meningkatkan kualitas produk dan menambah efisiensi produksi,sehingga dapat menekan biaya. Dalam hal ini, secara bertahap Perseroan akan mengupgrademesin-mesin pada fasilitas produksi yang telah digunakan lebih dari 10 tahun,dengan menggantinya dengan mesin-mesin dari Eropa, Amerika Serikat, dan Jepangyang mampu beroperasi dengan efisiensi biaya dan kualitas produksi lebih tinggi.Perseroan juga berencana meng-upgrade sistem ERP (enterprise resource planning) keplatform Microsoft Dynamics AX, yang akan mengintegrasikan data terkait input bahanbaku, output produksi dan penjualan kedalam satu sistem, sehingga dapat melakukanpenelusuran lebih luas dan akurat terhadap semua informasi produksi dan penjualan.Halaman 24/46


IV. Keuntungan dan Kerugian dari Rencana TransaksiKeuntungan dari Rencana Transaksi antara lain adalah:• Sebagian fasilitas pinjaman Bank akan jatuh tempo sebelum berakhirnya tahun2014. Melalui skema refinancing dari hasil dana penerbitan Obligasi ini, Perseroandapat melunasi pinjaman Bank tersebut dan terhindari dari denda atasketerlambatan pembayaran.Kerugian dari Rencana Transaksi antara lain adalah:• Proses penerbitan Obligasi ini membutuhkan biaya emisi yang cukup besar biladibandingkan dengan biaya provisi dari fasilitas pinjaman bank. Sebagaimana biayaprovisi dari fasilitas pinjaman Bank yang mencapai 0,5% per tahun dari jumlahpokok pinjaman, maka biaya emisi dari Obligasi ini adalah kurang dari 1% per tahundari jumlah pokoknya.V. Analisis Dampak LeverageDampak leverage di masa yang akan datang apabila Rencana Transaksi dilakukanterhadap perkembangan rasio-rasio keuangan Perseroan adalah sebagaimana terlihatdalam tabel dibawah ini. Selama masa proyeksi, rata-rata current ratio (CR), quick ratio(QR), debt to equity ratio (DER), debt to total asset ratio (DAR), times interest earned(TIE), return on equity (ROE), dan net income margin (NIM) adalah 1,88x, 0,75x,69,83%, 31,28%, 5,96x, 22,21%, dan 8,46%, berturut-turut.Tabel 8: Rasio Keuangan Perseroan Setelah Rencana TransaksiKeterangan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata IndustriRASIO LIKUIDITASCurrent ratio (x) 2.40 1.62 1.84 2.00 0.88 2.53 1.88 0.83Quick ratio (x) 0.93 0.56 0.70 0.78 0.35 1.20 0.75 0.55RASIO SOLVABILITASDebt to equity ratio (DER) 90.30% 76.21% 77.16% 69.74% 58.03% 47.51% 69.83% 64.96%Debt to total asset ratio (DAR) 37.19% 31.92% 33.13% 31.64% 28.51% 25.28% 31.28% 34.50%Time interest earned (x) 4.52 5.02 5.33 5.97 6.94 7.96 5.96 6.22RASIO PROFITABILITASReturn on investment (ROI) 9.80% 11.50% 12.18% 14.00% 15.77% 16.33% 13.26% 2.38%Return on asset (ROA) 7.68% 8.49% 9.26% 10.78% 12.25% 12.82% 10.21% 1.60%Return on equity (ROE) 18.66% 20.26% 21.58% 23.76% 24.93% 24.09% 22.21% 3.54%Gross profit margin 19.31% 19.75% 20.45% 21.10% 21.62% 21.44% 20.61% 24.16%Operating profit margin 14.61% 15.27% 16.15% 17.01% 17.69% 17.59% 16.39% 4.41%Net profit margin 6.82% 7.39% 7.97% 8.86% 9.67% 10.04% 8.46% 1.91%Apabila angka rata-rata rasio keuangan di masa mendatang dari Perseroan diatasdibandingkan dengan angka rata-rata rasio keuangan dari industri tekstil (sumber:Reuters) per 31 Desember 2013, maka dapat diindikasikan bahwa posisi likuiditasPerseroan di masa mendatang diproyeksikan lebih baik dibandingkan rata-rata industritekstil. Demikian pula dari sisi profitabilitas Perseroan diestimasikan akan lebih baikdibandingkan rata-rata industri retail. Sedangkan posisi solvabilitas diperkirakan tidakakan berbeda jauh dengan rata-rata industri tekstil.VI. Analisis Dampak LikuiditasSecara umum dampak likuiditas tidak mengalami perubahan antara sebelum dansetelah Rencana Transaksi. Hal ini diindikasikan dengan perbandingan current ratio danquick ratio antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi yang tidak mengalamiperubahan signifikan.Halaman 25/46


Secara khusus, pengukuran dampak likuiditas dapat pula dilakukan denganmembandingkan posisi arus kas sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Posisi aruskas dari operasi setelah Rencana Transaksi secara umum mengalami peningkatandibandingkan sebelum Rencana Transaksi. Kecenderungan peningkatan ini sebagaidampak dari bertambahnya kapasitas produksi. Hanya pada periode awal (2014),diproyeksikan apabila Rencana Transaksi dilakukan akan terjadi penurunan arus kassebesar Rp 35.439 juta dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan.Sementara posisi arus kas dari investasi setelah Rencana Transaksi diproyeksikan akanmengalami penurunan disebabkan bertambahnya investasi kapasitas produksidibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan.Selanjutnya, membandingkan arus kas dari pendanaan antara sebelum dan setelahRencana Transaksi, terlihat bahwa apabila Rencana Transaksi dilakukan makaPerseroan akan mengalami peningkatan arus kas rata-rata selama masa proyeksisebesar Rp 475.345 juta, dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan. Halini disebabkan karena pada periode-periode awal proyeksi, apabila Rencana Transaksidilakukan maka Perseroan memperoleh tambahan pendanaan yang signifikan,sementara pengembaliannya dilakukan pada periode-periode akhir.Tabel 9: Dampak Arus Kas Sebelum dan Setelah Rencana TransaksiKeterangan2014(12 bulan)2015(12 bulan)2016(12 bulan)2017(12 bulan)(dalam jutaan Rupiah)20182019(12 bulan) (12 bulan)Arus kas bersih dari operasiSebelum Rencana Transaksi 874,682 781,576 667,513 835,861 944,056 1,184,988Setelah Rencana Transaksi 839,243 787,186 841,256 1,076,518 1,437,645 1,755,008Arus kas bersih inkremental dari operasi (35,439) 5,610 173,743 240,657 493,589 570,020Arus kas bersih dari investasiSebelum Rencana Transaksi (174,876) (186,418) (195,989) (206,052) (216,633) (222,056)Setelah Rencana Transaksi (491,964) (1,283,855) (928,811) (972,578) (1,018,591) (385,603)Arus kas bersih inkremental dari investasi (317,089) (1,097,438) (732,822) (766,526) (801,958) (163,547)Arus kas bersih dari pendanaanSebelum Rencana Transaksi (645,645) (526,864) (383,647) 15,726 (211,122) (956,670)Setelah Rencana Transaksi 111,697 285,890 301,559 61,357 (236,318) (380,337)Arus kas bersih inkremental dari pendanaan 757,343 812,754 685,207 45,631 (25,196) 576,333VII. Analisis Dampak KeuanganDampak keuangan antara sebelum dan setelah Rencana Transaksi dapat dianalisismelalui perubahan rasio-rasio keuangan antara sebelum dan setelah RencanaTransaksi.Dari sisi likuiditas, perbandingan antara current ratio dan quick ratio sebelum dan setelahRencana Transaksi adalah tidak signifikan. Sehingga dapat diindikasikan bahwa dampaklikuiditas Perseroan sebelum dan setelah Rencana Transaksi adalah tidak mengalamiperubahan.Dari sisi solvabilitas, perbandingan antara DER (debt to equity ratio) dan DAR (debt tototal asset ratio) setelah Rencana Transaksi terjadi peningkatan rata-rata sebesar60,79% dan 25,89% dibandingkan sebelum Rencana Transaksi. Hal ini disebabkanapabila Rencana Transaksi dilakukan maka akan terjadi penambahan pinjaman padaPerseroan. Disisi lain, perbandingan antara TIE (time interest earned) setelah RencanaTransaksi menunjukkan rata-rata lebih rendah dibandingkan sebelum RencanaTransaksi. Hal ini mengindikasikan bahwa di masa depan kemampuan pembayaranbunga pinjaman oleh Perseroan akan menurun dibandingkan apabila RencanaTransaksi tidak dilakukan, disebabkan bertambahnya beban bunga.Halaman 26/46


Dari sisi profitabilitas, perbandingan antara ROE (return on equity), ROA (return onasset) maupun NIM (net income margin) sebelum dan setelah Rencana Transaksimenunjukkan bahwa profitabilitas Perseroan akan lebih baik apabila Rencana Transaksidilakukan. Namun demikian perbedaan profitabilitas antara sebelum dan setelahRencana Transaksi menjadi tidak signifikan pada jangka panjang.Tabel 10: Selisih Rasio Keuangan Sebelum dan Setelah Rencana TransaksiKeterangan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rataRASIO LIKUIDITASCurrent ratio (x) 1.61 0.67 0.36 0.02 -0.73 0.41 0.39Quick ratio (x) 0.70 0.26 0.20 -0.10 -0.43 0.20 0.14RASIO SOLVABILITASDebt to equity ratio (DER) 90.30% 76.21% 62.48% 49.75% 41.05% 44.98% 60.79%Debt to total asset ratio (DAR) 37.19% 31.92% 24.67% 19.93% 18.12% 23.52% 25.89%Time interest earned (x) 0.06 -1.30 -2.85 -3.70 -2.95 -7.77 -3.09RASIO PROFITABILITASReturn on investment (ROI) -6.31% -6.63% -3.37% -2.11% -0.71% -2.96% -3.68%Return on asset (ROA) 0.18% -1.09% -1.01% -0.54% 0.44% -0.86% -0.48%Return on equity (ROE) 2.54% 2.13% 3.75% 4.44% 5.64% 4.31% 3.80%Gross profit margin 0.47% 0.48% 1.95% 2.09% 2.75% 2.39% 1.69%Operating profit margin 0.66% 0.79% 2.34% 2.55% 3.25% 2.90% 2.08%Net profit margin 0.56% 0.03% 0.51% 0.55% 1.12% 0.78% 0.59%Tabel 11: Rasio Keuangan Sebelum Rencana TransaksiKeterangan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rataRASIO LIKUIDITASCurrent ratio (x) 0.80 0.95 1.48 1.98 1.61 2.12 1.49Quick ratio (x) 0.23 0.30 0.49 0.88 0.78 1.00 0.61RASIO SOLVABILITASDebt to equity ratio (DER) 0.00% 0.00% 14.68% 19.99% 16.98% 2.53% 9.03%Debt to total asset ratio (DAR) 0.00% 0.00% 8.46% 11.71% 10.39% 1.75% 5.39%Time interest earned (x) 4.46 6.33 8.18 9.67 9.89 15.72 9.04RASIO PROFITABILITASReturn on investment (ROI) 16.11% 18.13% 15.55% 16.10% 16.49% 19.29% 16.95%Return on asset (ROA) 7.50% 9.58% 10.28% 11.32% 11.81% 13.67% 10.69%Return on equity (ROE) 16.11% 18.13% 17.83% 19.32% 19.29% 19.78% 18.41%Gross profit margin 18.84% 19.27% 18.50% 19.01% 18.87% 19.05% 18.92%Operating profit margin 13.96% 14.47% 13.82% 14.47% 14.44% 14.69% 14.31%Net profit margin 6.26% 7.37% 7.46% 8.31% 8.55% 9.26% 7.87%Tabel 12: Rasio Keuangan Setelah Rencana TransaksiKeterangan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rataRASIO LIKUIDITASCurrent ratio (x) 2.40 1.62 1.84 2.00 0.88 2.53 1.88Quick ratio (x) 0.93 0.56 0.70 0.78 0.35 1.20 0.75RASIO SOLVABILITASDebt to equity ratio (DER) 90.30% 76.21% 77.16% 69.74% 58.03% 47.51% 69.83%Debt to total asset ratio (DAR) 37.19% 31.92% 33.13% 31.64% 28.51% 25.28% 31.28%Time interest earned (x) 4.52 5.02 5.33 5.97 6.94 7.96 5.96RASIO PROFITABILITASReturn on investment (ROI) 9.80% 11.50% 12.18% 14.00% 15.77% 16.33% 13.26%Return on asset (ROA) 7.68% 8.49% 9.26% 10.78% 12.25% 12.82% 10.21%Return on equity (ROE) 18.66% 20.26% 21.58% 23.76% 24.93% 24.09% 22.21%Gross profit margin 19.31% 19.75% 20.45% 21.10% 21.62% 21.44% 20.61%Operating profit margin 14.61% 15.27% 16.15% 17.01% 17.69% 17.59% 16.39%Net profit margin 6.82% 7.39% 7.97% 8.86% 9.67% 10.04% 8.46%Halaman 27/46


C. Analisis Kuantitatif Atas Rencana TransaksiI. Penilaian Kinerja Historis PerseroanBerikut adalah ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan anak perusahaanberdasarkan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir padatanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2011, 2012, dan 2013, yang telah diaudit oleh KAPPSS masing-masing dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Ikhtisar datakeuangan penting Perseroan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:a. Laporan Laba Rugi KomprehensifPada tahun 2013 Perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 5.721.758juta atau meningkat 38,32% dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012 penjualanbersih juga meningkat 29,47% dari tahun 2011 mencapai sebesar Rp 4.601.810juta. Sedangkan pada tahun 2011 penjualan bersih tercatat Rp 3.750.861 juta ataumeningkat 18,90% dibandingkan tahun 2010. Sehingga selama periode 2011-2013penjualan bersih Perseroan mengalami rata-rata peningkatan 28,90% per tahun.Seiring dengan perkembangan penjualannya, pada tahun 2013 laba dari operasitercatat sebesar Rp 667.895 juta atau meningkat 34,70% dibandingkan tahun 2012.Pada tahun 2012 laba dari operasi juga meningkat 31,09% dari tahun 2011mencapai sebesar Rp 495.828 juta. Sementara pada tahun 2011 laba dari operasijuga meningkat 39,37% dari tahun 2010 mencapai sebesar Rp 378.248 juta.Sehingga selama periode 2011-2013 laba dari operasi Perseroan mengalamipertumbuhan rata-rata 35,05% per tahun dengan marjin laba operasi rata-rata15,19%.Sama halnya dengan pergerakan penjualan, pada tahun 2013 laba komprehensiftahun berjalan tercatat sebesar Rp 309.602 juta atau meningkat 35,02%dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012 laba komprehensif tahun berjalan jugameningkat 42,03% dari tahun 2011 mencapai sebesar Rp 229.309 juta. Sementarapada tahun 2011 laba komprehensif tahun berjalan juga kembali meningkat 13,56%dari tahun 2010 mencapai sebesar Rp 161.451 juta. Sehingga selama periode 2011-2013 laba komprehensif tahun berjalan Perseroan mengalami pertumbuhan ratarata30,20% per tahun dengan marjin laba komprehensif rata-rata 7,09%.Halaman 28/46


Tabel 13: Laporan Laba Rugi Komprehensif PerseroanKeterangan2010 2011 2012 2013(Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des)Penjualan 3,230,727,744,477 3,750,861,692,325 4,601,810,148,523 5,721,758,543,615Penjualan yang disalinghapuskan dengan pembelian (1,016,542,082,150) (1,118,229,446,389) (1,193,276,347,802) (1,007,182,253,432)PENJUALAN NETO 2,214,185,662,327 2,632,632,245,936 3,408,533,800,721 4,714,576,290,183Beban pokok penjualan 2,848,268,328,705 3,255,096,980,737 3,916,722,597,870 4,703,346,675,911Pembelian yang disalinghapuskan dengan penjualan (1,016,542,082,150) (1,118,229,446,389) (1,193,276,347,802) (1,007,182,253,432)BEBAN POKOK PENJUALAN NETO 1,831,726,246,555 2,136,867,534,348 2,723,446,250,068 3,696,164,422,479LABA BRUTO 382,459,415,772 495,764,711,588 685,087,550,653 1,018,411,867,704Beban penjualan (61,413,089,723) (68,627,939,480) (71,525,716,117) (101,564,994,059)Beban umum & administrasi (47,613,775,236) (63,711,831,952) (100,577,690,188) (154,012,626,031)Laba/(rugi) selisih kurs - neto (383,467,386) 11,717,165,930 (19,436,215,953) (121,697,202,299)Pendapatan deviden 79,654,295 32,606,000 41,519,000 25,519,908Pendapatan operasi lainnya 2,888,386,025 4,115,121,265 7,962,747,032 28,033,601,555Beban operasi lainnya (4,619,612,317) (1,041,243,484) (5,724,086,851) (1,300,504,481)LABA DARI OPERASI 271,397,511,430 378,248,589,867 495,828,107,576 667,895,662,297Beban keuangan (80,697,202,988) (163,308,327,057) (184,043,708,332) (221,003,716,654)Pendapatan keuangan 239,331,234 14,185,916,080 11,713,230,280 15,932,853,444LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 190,939,639,676 229,126,178,890 323,497,629,524 462,824,799,087Total beban pajak penghasilan (48,769,036,155) (53,533,940,944) (82,561,408,394) (133,656,587,487)LABA SEBELUM PENYESUAIAN PROFORMA 142,170,603,521 175,592,237,946 240,936,221,130 329,168,211,600Penyesuaian proforma (14,141,129,596) (11,627,209,142) (19,565,597,691)LABA TAHUN BERJALAN 142,170,603,521 161,451,108,350 229,309,011,988 309,602,613,909Pendapatan komprehensif lain - - - -LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 142,170,603,521 161,451,108,350 229,309,011,988 309,602,613,909b. Laporan Posisi Keuangan KonsolidasianTotal aset Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 5.590.981 juta ataumengalami kenaikan 30,68% dibanding tahun sebelumnya. Total aset Perseroan per31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 4.278.512 juta atau mengalami kenaikan37,68% dibanding tahun sebelumnya. Sementara total aset per 31 Desember 2011adalah sebesar Rp 3.107.537 juta atau mengalami peningkatan 34,12% dibandingtahun sebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 total aset telah mengalamipertumbuhan rata-rata 34,15% per tahun.Aset lancar Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 2.342.148 jutaatau mengalami kenaikan 44,29% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan nilaiaset lancar ini terutama disebabkan bertambahnya aset persediaan dan piutangusaha. Aset lancar per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.623.224 juta ataumengalami peningkatan 36,82% dibanding tahun sebelumnya. Sementara asetlancar per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 1.186.355 juta atau mengalamipeningkatan 13,90% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 aset lancar telah mengalami pertumbuhan rata-rata 31,67% per tahun.Aset tidak lancar Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 3.248.833juta atau mengalami kenaikan 22,35% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatannilai aset tidak lancar ini terutama disebabkan bertambahnya aset tetap. Aset tidaklancar Perseroan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 2.655.288 juta ataumengalami kenaikan 38,21% dibanding tahun sebelumnya. Sementara aset tidaklancar per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 1.921.181 juta atau mengalamipeningkatan 50,64% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 aset tidak lancar telah mengalami pertumbuhan rata-rata 37,07% per tahun.Halaman 29/46


Tabel 14: Laporan Posisi Keuangan Perseroan (Aset)Keterangan2010 2011 2012 2013(Desember) (Desember) (Desember) (Desember)A S E TASET LANCARKas dan setara kas 34,582,580,678 73,470,699,712 77,227,595,539 74,439,850,359Piutang usaha - pihak ketiga 347,925,120,573 165,633,304,988 260,042,841,555 430,656,536,350Piutang usaha - pihak berelasi 20,521,410,582 9,817,898,096 57,366,479,328 310,469,067,039Piutang lain-lain 44,081,193,396 46,824,692,496 3,110,769,891 13,974,263,642Persediaan 547,800,682,331 842,272,934,683 1,080,380,628,837 1,458,637,608,356Uang muka pembelian 46,676,167,413 48,336,193,950 145,096,204,589 53,970,932,507JUMLAH ASET LANCAR 1,041,587,154,973 1,186,355,723,925 1,623,224,519,739 2,342,148,258,253ASET TIDAK LANCARPiutang pihak berelasi non - usaha - 141,218,159,913 229,936,899,021 91,262,629,279Penyertaan saham 268,731,954 301,337,954 342,856,954 342,856,954Uang muka pembelian jangka panjang - pihak ketiga 28,695,557,353 317,857,956,596 254,903,437,882 84,960,417,111Uang muka pembelian jangka panjang - pihak berelasi 310,934,787,000 - - -Aset tetap - neto 922,749,188,794 1,446,364,296,131 2,156,628,276,998 3,047,672,048,583Aset pajak tangguhan - neto 12,711,413,758 12,389,387,555 10,692,554,999 8,613,359,979Estimasi tagihan pajak penghasilan - 3,050,565,967 - -Aset tidak lancar lainnya - - 2,784,000,000 15,982,224,450JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1,275,359,678,859 1,921,181,704,116 2,655,288,025,854 3,248,833,536,356JUMLAH ASET 2,316,946,833,832 3,107,537,428,041 4,278,512,545,593 5,590,981,794,609Liabilitas jangka pendek Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp2.232.337 juta atau mengalami kenaikan 23,45% dibanding tahun sebelumnya.Peningkatan nilai liabilitas jangka pendek ini terutama disebabkan bertambahnyautang bank. Liabilitas jangka pendek Perseroan per 31 Desember 2012 adalahsebesar Rp 1.808.248 juta atau mengalami kenaikan 33,75% dibanding tahunsebelumnya. Sementara liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2011 adalahsebesar Rp 1.351.992 juta atau mengalami peningkatan 4,42% dibanding tahunsebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 liabilitas jangka pendek telahmengalami pertumbuhan rata-rata 20,54% per tahun.Liabilitas jangka panjang Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp1.039.044 juta atau mengalami penurunan 0,55% dibanding tahun sebelumnya.Liabilitas jangka panjang Perseroan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp1.044.754 juta atau mengalami peningkatan 82,98% dibanding tahun sebelumnya.Sementara liabilitas jangka panjang per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp570.971 juta atau mengalami peningkatan 138,25% dibanding tahun sebelumnya.Sehingga selama periode 2011-2013 liabilitas jangka panjang telah mengalamipertumbuhan rata-rata 73,56% per tahun.Ekuitas Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 2.319.599 juta ataumengalami kenaikan 62,72% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan nilai ekuitasini terutama disebabkan bertambahnya modal saham. Ekuitas Perseroan per 31Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.425.509 juta atau mengalami kenaikan20,34% dibanding tahun sebelumnya. Sementara ekuitas per 31 Desember 2011adalah sebesar Rp 1.184.573 juta atau mengalami peningkatan 51,37% dibandingtahun sebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 ekuitas telah mengalamipertumbuhan rata-rata 44,81% per tahun.Halaman 30/46


Tabel 15: Laporan Posisi Keuangan Perseroan (Liabilitas & Ekuitas)Keterangan2010 2011 2012 2013(Desember) (Desember) (Desember) (Desember)LIABILITAS DAN EKUITASLIABILITAS JANGKA PENDEKUtang bank jangka pendek 460,421,179,885 672,927,184,538 849,704,643,390 1,230,237,474,531Utang usaha - pihak ketiga 268,647,173,569 194,250,979,832 370,631,207,877 445,744,537,579Utang usaha - pihak berelasi 471,915,360,384 92,313,108,890 167,582,207,387 63,473,331,774Utang pajak 8,282,790,569 64,032,741,235 83,131,310,383 98,174,619,651Beban akrual 16,577,241,042 16,219,643,428 32,836,331,963 52,725,532,389Utang lancar lainnya 18,194,040,435 17,601,282,761 31,770,114,313 14,954,591,703Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 834,758,500 - 3,738,341,602 5,746,375,860Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo 1 tahunUtang bank jangka panjang 39,000,000,000 288,119,884,000 265,465,961,429 320,246,873,923Utang sewa pembiayaan - 3,020,515,825 3,388,484,404 1,034,160,000Utang lain-lain 10,841,791,867 3,507,049,000 - -JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 1,294,714,336,251 1,351,992,389,509 1,808,248,602,748 2,232,337,497,410LIABILITAS JANGKA PANJANGLiabilitas jk. panjang setelah dikurangi jatuh tempo 1 th.Utang bank jangka panjang 187,057,881,565 497,383,567,314 895,267,146,170 887,301,106,531Utang sewa pembiayaan - 3,172,838,541 - 2,021,412,340Utang lain-lain 4,623,901,783 - - -Utang pemegang saham 3,009,000,000 - 39,876,062,555 -Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 44,962,156,685 55,593,914,350 63,509,123,870 75,753,329,483Liabilitas pajak tangguhan - neto - 14,821,539,428 46,102,210,221 73,969,036,860JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 239,652,940,033 570,971,859,633 1,044,754,542,816 1,039,044,885,214JUMLAH LIABILITAS 1,534,367,276,284 1,922,964,249,142 2,853,003,145,564 3,271,382,382,624EKUITASModal saham 290,000,000,000 290,000,000,000 290,000,000,000 1,859,288,804,000Tambahan modal disetor 80,110,591,926 80,110,591,926 80,110,591,926 126,424,881,280Uang muka setoran modal 220,028,829,986 446,430,213,390 446,430,213,390 -Saldo laba 116,172,003,630 277,623,111,980 506,932,123,968 333,784,013,983Modal proforma 76,268,132,006 90,409,261,603 102,036,470,745 -Jumlah 782,579,557,548 1,184,573,178,899 1,425,509,400,029 2,319,497,699,263Kepentingan non-pengendali - - - 101,712,722JUMLAH EKUITAS 782,579,557,548 1,184,573,178,899 1,425,509,400,029 2,319,599,411,985JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2,316,946,833,832 3,107,537,428,041 4,278,512,545,593 5,590,981,794,609c. Rasio-RasioLikuiditasTingkat likuiditas perusahaan dihitung berdasarkan perbandingan antara aset lancardibandingkan dengan liabilitas lancar yang mencerminkan kemampuan perusahaandalam memenuhi liabilitas-liabilitas jangka pendeknya. Rata-rata current ratio untuk31 Desember 2010-2013 adalah 0,91x. Sedangkan, rata-rata quick ratio untuk 31Desember 2010-2013 adalah 0,27x.SolvabilitasTingkat solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruhliabilitasnya, yang diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melaluiperbandingan antara jumlah liabilitas dan jumlah aset dan melalui perbandinganantara jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas. Rata-rata rasio jumlah liabilitasterhadap total ekuitas (DER) untuk 31 Desember 2010-2013 adalah 57,96%.Sedangkan rata-rata rasio jumlah liabilitas terhadap total aset (DAR) untuk 31Desember 2010-2013 adalah 21,22%.Halaman 31/46


ProfitabilitasTingkat imbal hasil aset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba bersih dari aset yang dimilikinya. Rata-rata tingkat imbal hasilaset untuk 31 Desember 2010-2013 adalah 5,56%. Sementara tingkat imbal hasilekuitas (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan lababersih dari ekuitas yang ditanamkan. Rata-rata tingkat imbal hasil ekuitas untuk 31Desember 2010-2013 adalah 15,31%.Tabel 16: Rasio Keuangan PerseroanKeterangan 2010 2011 2012 2013 Rata-rataRASIO LIKUIDITASCurrent ratio (x) 0.80 0.88 0.90 1.05 0.91Quick ratio (x) 0.31 0.18 0.22 0.37 0.27RASIO SOLVABILITASDebt to equity ratio (DER) 30.86% 67.13% 81.66% 52.19% 57.96%Debt to total asset ratio (DAR) 10.42% 25.59% 27.21% 21.65% 21.22%Time interest earned (x) 3.36 2.32 2.69 3.02 2.85RASIO PROFITABILITASReturn on investment (ROI) 13.88% 8.16% 8.85% 8.77% 9.92%Return on asset (ROA) 6.14% 5.20% 5.36% 5.54% 5.56%Return on equity (ROE) 18.17% 13.63% 16.09% 13.35% 15.31%Gross profit margin 17.27% 18.83% 20.10% 29.88% 21.52%Operating profit margin 12.26% 14.37% 14.55% 19.59% 15.19%Net profit margin 6.42% 6.13% 6.73% 9.08% 7.09%II. Penilaian Kinerja Historis SPDBerikut adalah ikhtisar data keuangan penting SPD berdasarkan laporan keuanganuntuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2011, 2012dan 2013, yang telah diaudit oleh KAP PSS masing-masing dengan pendapat wajartanpa pengecualian (kecuali untuk tanggal 31 Desember 2013 yang merupakan draftfinal audit). Ikhtisar data keuangan penting SPD adalah sebagai berikut:a. Laporan Laba Rugi KomprehensifPada tahun 2013 SPD mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 886.656 juta ataumeningkat 23,23% dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012 penjualan bersihjuga meningkat 27,67% dari tahun 2011 mencapai sebesar Rp 719.498 juta.Sedangkan pada tahun 2011 penjualan bersih tercatat Rp 563.565 juta ataumeningkat 1,73% dibandingkan tahun 2010. Sehingga selama periode 2011-2013penjualan bersih SPD mengalami rata-rata peningkatan 17,54% per tahun.Disisi lain, pada tahun 2013 laba dari operasi tercatat sebesar Rp 16.816 juta ataumenurun 19,36% dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012 laba dari operasi jugameningkat 1766,29% dari tahun 2011 mencapai sebesar Rp 20.852 juta. Sementarapada tahun 2011 laba dari operasi juga meningkat 2515,86% dari tahun 2010mencapai sebesar Rp 1.117 juta. Sehingga selama periode 2011-2013 laba darioperasi SPD mengalami pertumbuhan rata-rata 1420,93% per tahun dengan marjinlaba operasi rata-rata 1,25%.Sama halnya dengan pergerakan penjualan, pada tahun 2013 laba komprehensiftahun berjalan tercatat sebesar Rp 211.448 juta atau meningkat 7973,37%dibandingkan tahun 2012. Peningkatan signifikan ini disebabkan pengakuanpendapatan komprehensif lain berupa surplus revaluasi aset tetap. Pada tahun 2012laba komprehensif tahun berjalan juga meningkat 115,11% dari tahun 2011mencapai sebesar Rp 2.619 juta. Sementara pada tahun 2011 laba komprehensiftahun berjalan menurun 105,26% dari tahun 2010 mencapai sebesar minus Rp17.330 juta. Sehingga selama periode 2011-2013 laba komprehensif tahun berjalanSPD mengalami pertumbuhan rata-rata 2661,08% per tahun dengan marjin labakomprehensif rata-rata 20,16%.Halaman 32/46


Tabel 17: Laporan Laba Rugi Komprehensif SPDKeterangan2010 2011 2012 2013(Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des)PENJUALAN 553,985,606,136 563,565,730,302 719,498,011,730 886,656,659,213BEBAN POKOK PENJUALAN (518,611,051,169) (545,778,242,814) (665,298,014,605) (813,887,555,485)LABA BRUTO 35,374,554,967 17,787,487,488 54,199,997,125 72,769,103,728Beban penjualan (17,311,539,783) (6,800,422,650) (3,147,277,375) (4,846,015,150)Beban umum & administrasi (7,364,629,725) (12,036,237,918) (20,196,224,961) (33,263,542,752)Pendapatan operasi lainnya 4,095,992,265 3,207,738,090 7,687,019,494 16,747,699,710Beban operasi lainnya (14,840,627,212) (1,041,243,480) (17,691,008,559) (34,590,893,038)LABA DARI OPERASI (46,249,488) 1,117,321,530 20,852,505,724 16,816,352,498Pendapatan lain-lain 21,294,974 2,634,181 185,870,467 51,449,800Beban lain-lain (2,318,711,701) (8,144,951,256) (17,807,131,671) (22,422,581,948)LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (2,343,666,215) (7,024,995,545) 3,231,244,520 (5,554,779,650)Total beban pajak penghasilan 404,359,777 1,679,267,478 (1,485,036,990) (3,906,631,337)LABA TAHUN BERJALAN (1,939,306,438) (5,345,728,067) 1,746,207,530 (9,461,410,987)Pendapatan komprehensif lain 331,600,098,564 (11,985,093,824) 872,878,562 220,909,985,930LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 329,660,792,126 (17,330,821,891) 2,619,086,092 211,448,574,943b. Laporan Posisi KeuanganTotal aset SPD per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 1.804.839 juta ataumengalami kenaikan 59,59% dibanding tahun sebelumnya. Total aset SPD per 31Desember 2012 adalah sebesar Rp 1.130.931 juta atau mengalami kenaikan42,20% dibanding tahun sebelumnya. Sementara total aset per 31 Desember 2011adalah sebesar Rp 795.318 juta atau mengalami peningkatan 24,43% dibandingtahun sebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 total aset telah mengalamipertumbuhan rata-rata 42,07% per tahun.Aset lancar SPD per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 389.053 juta ataumengalami kenaikan 1,52% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan nilai asetlancar ini terutama disebabkan bertambahnya aset uang muka pembelian. Asetlancar per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 383.216 juta atau mengalamipeningkatan 26,03% dibanding tahun sebelumnya. Sementara aset lancar per 31Desember 2011 adalah sebesar Rp 304.075 juta atau mengalami peningkatan122,16% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 asetlancar telah mengalami pertumbuhan rata-rata 49,90% per tahun.Aset tidak lancar SPD per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 1.415.786 jutaatau mengalami kenaikan 89,35% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan nilaiaset tidak lancar ini terutama disebabkan bertambahnya aset tetap. Aset tidak lancarSPD per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 747.714 juta atau mengalamikenaikan 52,21% dibanding tahun sebelumnya. Sementara aset tidak lancar per 31Desember 2011 adalah sebesar Rp 491.2443 juta atau mengalami penurunan2,20% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 aset tidaklancar telah mengalami pertumbuhan rata-rata 46,45% per tahun.Halaman 33/46


Tabel 18: Laporan Posisi Keuangan SPD (Aset)Keterangan2010 2011 2012 2013(Desember) (Desember) (Desember) (Desember)A S E TASET LANCARKas dan setara kas 7,107,474,481 3,354,152,612 8,133,400,307 15,916,909,453Piutang usaha 26,959,772,765 23,149,750,969 37,774,818,610 272,057,157,647Piutang lain-lain 671,613,932 141,218,159,913 224,936,899,022 -Persediaan 38,641,799,229 77,296,089,250 101,860,817,721 100,383,869,718Uang muka pembelian - - - -Biaya dibayar dimuka & uang muka 26,740,756,038 22,726,757,585 10,510,574,647 695,141,550Uang muka pajak & asuransi 36,749,318,587 36,330,112,694 - -JUMLAH ASET LANCAR 136,870,735,032 304,075,023,023 383,216,510,307 389,053,078,368ASET TIDAK LANCARAset tetap - neto 502,285,821,420 491,143,697,759 524,288,701,667 1,362,392,433,610Piutang lain-lain - - - 53,393,898,242Uang muka aset tetap - - 223,426,189,424 -Aset tidak lancar lainnya - 100,000,000 - -JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 502,285,821,420 491,243,697,759 747,714,891,091 1,415,786,331,851JUMLAH ASET 639,156,556,452 795,318,720,782 1,130,931,401,398 1,804,839,410,219Liabilitas jangka pendek SPD per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 652.560juta atau mengalami kenaikan 30,22% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatannilai liabilitas jangka pendek ini terutama disebabkan bertambahnya utang bank.Liabilitas jangka pendek SPD per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 501.115juta atau mengalami kenaikan 77,26% dibanding tahun sebelumnya. Sementaraliabilitas jangka pendek per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 282.702 juta ataumengalami peningkatan 170,88% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga selamaperiode 2011-2013 liabilitas jangka pendek telah mengalami pertumbuhan rata-rata92,79% per tahun.Liabilitas jangka panjang SPD per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 547.673juta atau mengalami peningkatan 131,42% dibanding tahun sebelumnya. Liabilitasjangka panjang SPD per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 236.659 juta ataumengalami peningkatan 93,86% dibanding tahun sebelumnya. Sementara liabilitasjangka panjang per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 122.078 juta ataumengalami penurunan 3,82% dibanding tahun sebelumnya. Sehingga selamaperiode 2011-2013 liabilitas jangka panjang telah mengalami pertumbuhan rata-rata73,82% per tahun.Ekuitas SPD per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 604.605 juta ataumengalami kenaikan 53,78% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan nilai ekuitasini terutama disebabkan bertambahnya modal saham. Ekuitas SPD per 31Desember 2012 adalah sebesar Rp 393.156 juta atau mengalami kenaikan 0,67%dibanding tahun sebelumnya. Sementara ekuitas per 31 Desember 2011 adalahsebesar Rp 390.537 juta atau mengalami penurunan 4,25% dibanding tahunsebelumnya. Sehingga selama periode 2011-2013 ekuitas telah mengalamipertumbuhan rata-rata 16,73% per tahun.Halaman 34/46


Tabel 19: Laporan Posisi Keuangan SPD (Liabilitas & Ekuitas)Keterangan2010 2011 2012 2013(Desember) (Desember) (Desember) (Desember)LIABILITAS DAN EKUITASLIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha 19,582,352,048 81,400,094,857 262,263,036,068 369,699,013,734Uang muka penjualan 2,822,811,385 4,352,492,602 8,438,006,421 -Utang bank jangka pendek - - - 136,499,548,547Utang pajak 5,151,315,810 7,689,082,769 14,072,567,145 25,419,169,269Utang lain-lain 4,610,295,462 - - 1,035,053,469Biaya yang masih harus dibayar 9,258,874,746 5,515,851,557 6,064,600,212 10,219,511,663Penjualan diterima dimuka - - - 4,867,159,369Pinjaman jangka panjang jatuh tempo 1 tahun 62,937,000,000 183,744,884,000 210,277,636,472 104,820,913,176JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 104,362,649,451 282,702,405,785 501,115,846,318 652,560,369,228LIABILITAS JANGKA PANJANGPinjaman jk. panjang setelah dikurangi jatuh tempo 1 th. - - 114,315,123,517 353,194,907,446Liabilitas pajak tangguhan - neto - 96,614,102,077 91,914,561,838 159,409,821,718Estimasi liabilitas imbalan kerja karyawan 126,925,676,431 25,464,804,241 30,429,374,954 35,069,242,112JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 126,925,676,431 122,078,906,318 236,659,060,309 547,673,971,276-JUMLAH LIABILITAS 231,288,325,882 404,781,312,103 737,774,906,627 1,200,234,340,504EKUITASModal saham 116,500,000,000 116,500,000,000 116,500,000,000 116,500,000,000Surplus revaluasi aset tetap 331,600,098,564 319,615,004,740 320,487,883,302 541,397,869,232Saldo laba (40,231,867,994) (45,577,596,061) (43,831,388,531) (53,292,799,517)JUMLAH EKUITAS 407,868,230,570 390,537,408,679 393,156,494,771 604,605,069,715JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 639,156,556,452 795,318,720,782 1,130,931,401,398 1,804,839,410,219c. Rasio-RasioLikuiditasTingkat likuiditas perusahaan dihitung berdasarkan perbandingan antara aset lancardibandingkan dengan liabilitas lancar yang mencerminkan kemampuan perusahaandalam memenuhi liabilitas-liabilitas jangka pendeknya. Rata-rata current ratio untuk31 Desember 2010-2013 adalah 0,94x. Sedangkan, rata-rata quick ratio untuk 31Desember 2010-2013 adalah 0,24x.SolvabilitasTingkat solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruhliabilitasnya, yang diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melaluiperbandingan antara jumlah liabilitas dan jumlah aset dan melalui perbandinganantara jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas. Rata-rata rasio jumlah liabilitasterhadap total ekuitas (DER) untuk 31 Desember 2010-2013 adalah 55,20%.Sedangkan rata-rata rasio jumlah liabilitas terhadap total aset (DAR) untuk 31Desember 2010-2013 adalah 21,76%.ProfitabilitasTingkat imbal hasil aset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba bersih dari aset yang dimilikinya. Rata-rata tingkat imbal hasilaset untuk 31 Desember 2010-2013 adalah 15,34%. Sementara tingkat imbal hasilekuitas (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan lababersih dari ekuitas yang ditanamkan. Rata-rata tingkat imbal hasil ekuitas untuk 31Desember 2010-2013 adalah 28,01%.Halaman 35/46


Tabel 20: Rasio Keuangan SPDKeterangan 2010 2011 2012 2013 Rata-rataRASIO LIKUIDITASCurrent ratio (x) 1.31 1.08 0.76 0.60 0.94Quick ratio (x) 0.33 0.09 0.09 0.44 0.24RASIO SOLVABILITASDebt to equity ratio (DER) 15.43% 47.05% 82.56% 75.75% 55.20%Debt to total asset ratio (DAR) 9.85% 23.10% 28.70% 25.38% 21.76%Time interest earned (x) -0.02 0.14 1.17 0.75 0.51RASIO PROFITABILITASReturn on investment (ROI) 70.02% -3.02% 0.36% 19.90% 21.82%Return on asset (ROA) 51.58% -2.18% 0.23% 11.72% 15.34%Return on equity (ROE) 80.83% -4.44% 0.67% 34.97% 28.01%Gross profit margin 6.39% 3.16% 7.53% 8.21% 6.32%Operating profit margin -0.01% 0.20% 2.90% 1.90% 1.25%Net profit margin 59.51% -3.08% 0.36% 23.85% 20.16%III. Penilaian Proyeksi KeuanganUntuk menilai kewajaran proyeksi dapat dilakukan perbandingan rasio-rasio keuanganhistoris dengan proyeksi apabila Rencana Transaksi dilakukan, sebagai berikut:Tabel 21: Perbandingan Rasio Keuangan Historis dan ProyeksiKeterangan Rata-rata Rata-rataproyeksi historisRASIO LIKUIDITASCurrent ratio (x) 1.88 0.91Quick ratio (x) 0.75 0.27RASIO SOLVABILITASDebt to equity ratio (DER) 69.83% 57.96%Debt to total asset ratio (DAR) 31.28% 21.22%Time interest earned (x) 5.96 2.85RASIO PROFITABILITASReturn on investment (ROI) 13.26% 9.92%Return on asset (ROA) 10.21% 5.56%Return on equity (ROE) 22.21% 15.31%Gross profit margin 20.61% 21.52%Operating profit margin 16.39% 15.19%Net profit margin 8.46% 7.09%Berdasarkan berbandingan antara rasio profitabilitas historis dan proyeksi yang diambildari akun-akun dalam laporan laba rugi komprehensif, sebagaimana telah disampaikandiatas, dapat disimpulkan bahwa proyeksi profitabilitas tidak mengalami perubahan yangsignifikan dan masih wajar. Sementara perbandingan rasio keuangan historis danproyeksi yang dipengaruhi pula oleh akun-akun dalam laporan posisi keuangankeuangan nampak mengalami perubahan, namun demikian hal ini disebabkanperubahan struktur pembiayaan akibat Rencana Transaksi. Oleh karena itu dapatdisimpulkan bahwa proyeksi keuangan yang ada adalah masih wajar.Halaman 36/46


IV. Laporan Keuangan Proforma Atas Rencana TransaksiAsumsi utama yang digunakan dalam membentuk proforma laporan keuangankonsolidasian Perseroan sebagaimana telah direviu oleh KAP PSS adalah sebagaiberikut:• Golden Legacy menerbitkan Obligasi sebesar US$ 200 juta dengan tingkat bungatahunan sebesar 9%, dimana bunga akan dibayarkan setiap 6 bulan. Dana hasilpenerbitan Obligasi akan digunakan untuk melunasi pinjaman pada Perseroanmaupun anak perusahaannya, masing-masing sebesar Rp 712.563 juta untukpinjaman bank jangka pendek dan Rp 1.136.556 juta untuk pinjaman jangkapanjang. Golden Legacy juga disyaratkan untuk membentuk dana penyisihansebesar 1 (satu) periode bunga terutang.• Implikasi perpajakan yang timbul dari transaksi di atas, tidak diperhitungkan dalampenyesuaian proforma.• Transaksi-transaksi di atas diasumsikan telah terjadi pada tanggal 31 Desember2013.Berikut ini adalah laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan sebelum dansetelah Rencana Transaksi.Tabel 22: Proforma Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2013KeteranganSebelumRencana TransaksiSetelahRencana TransaksiA S E TASET LANCARKas dan setara kas 74,439,850,359 663,119,760,883Piutang usaha - pihak ketiga 430,656,536,350 741,125,603,389Piutang usaha - pihak berelasi 310,469,067,039 -Piutang lain-lain 13,974,263,642 13,974,263,642Persediaan 1,458,637,608,356 1,458,637,608,356Uang muka pembelian 53,970,932,507 53,970,932,507JUMLAH ASET LANCAR 2,342,148,258,253 2,930,828,168,777ASET TIDAK LANCARPiutang pihak berelasi non - usaha 91,262,629,279 91,262,629,279Penyertaan saham 342,856,954 342,856,954Uang muka pembelian jangka panjang - pihak ketiga 84,960,417,111 84,960,417,111Aset tetap - neto 3,047,672,048,583 3,047,672,048,583Aset pajak tangguhan - neto 8,613,359,979 8,613,359,979Aset tidak lancar lainnya 15,982,224,450 15,982,224,450JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 3,248,833,536,356 3,248,833,536,356JUMLAH ASET 5,590,981,794,609 6,179,661,705,133Halaman 37/46


LIABILITAS DAN EKUITASKeteranganSebelumRencana TransaksiSetelahRencana TransaksiLIABILITAS JANGKA PENDEKUtang bank jangka pendek 1,230,237,474,531 517,673,858,055Utang usaha - pihak ketiga 445,744,537,579 445,744,537,579Utang usaha - pihak berelasi 63,473,331,774 63,473,331,774Utang pajak 98,174,619,651 98,174,619,651Beban akrual 52,725,532,389 52,725,532,389Utang lancar lainnya 14,954,591,703 14,954,591,703Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 5,746,375,860 5,746,375,860Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo 1 tahunUtang bank jangka panjang 320,246,873,923 -Utang sewa pembiayaan 1,034,160,000 -JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 2,232,337,497,410 1,198,492,847,011LIABILITAS JANGKA PANJANGLiabilitas jk. panjang setelah dikurangi jatuh tempo 1 th.Utang bank jangka panjang 887,301,106,531 70,991,507,454Utang sewa pembiayaan 2,021,412,340 3,055,572,340Utang obligasi global - 2,437,800,000,000Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 75,753,329,483 75,753,329,483Liabilitas pajak tangguhan - neto 73,969,036,860 73,969,036,860JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 1,039,044,885,214 2,661,569,446,137JUMLAH LIABILITAS 3,271,382,382,624 3,860,062,293,148EKUITASModal saham 1,859,288,804,000 1,859,288,804,000Tambahan modal disetor 126,424,881,280 126,424,881,280Saldo laba 333,784,013,983 333,784,013,983Jumlah 2,319,497,699,263 2,319,497,699,263Kepentingan non-pengendali 101,712,722 101,712,722JUMLAH EKUITAS 2,319,599,411,985 2,319,599,411,985JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 5,590,981,794,609 6,179,661,705,133Berdasarkan proforma laporan keuangan diatas, likuiditas Perseroan setelah RencanaTransaksi mengalami perubahan menjadi lebih likuid sebagaimana diindikasikan darirasio lancar yang diatas 100%. Sementara rasio solvabilitas Perseroan setelah RencanaTransaksi menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelum Rencana Transaksi,namun demikian jatuh tempo pinjaman yang mempengaruhi solvabilitas Perseroantersebut menjadi lebih panjang dan berdampak arus kas Perseroan yang lebih baik.Sehingga dapat diindikasikan pula bahwa posisi keuangan Perseroan setelah RencanaTransaksi tetap baik.V. Kemampuan Pelunasan Atas Rencana TransaksiKemampuan pengembalian terhadap Obligasi yang diterbitkan dapat diindikasikanmelalui proyeksi arus kas bersih konsolidasian Perseroan. Berdasarkan proyeksi darimanajemen Perseroan yang telah kami reviu, terlihat bahwa arus kas bersihkonsolidasian Perseroan masih mampu mengakumulasikan kas setelah diperhitungkanpembayaran bunga Obligasi. Selanjutnya pada akhir periode proyeksi (2019), Perseroanmampu mengembalikan pokok Obligasi dan masih mampu menghasilkan arus kasbersih yang positif untuk diakumulasikan.Halaman 38/46


Tabel 23: Proyeksi Arus Kas Konsolidasian Perseroan Setelah Rencana TransaksiKeterangan2014 2015 2016 2017 2018 2019(Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des)Aktivitas operasiLaba bersih 510,065 656,469 838,721 1,130,716 1,468,647 1,742,930Depresiasi 178,801 220,254 272,241 316,008 362,021 385,603Perubahan modal kerja 150,377 (89,536) (269,706) (370,205) (393,023) (373,525)Kas bersih diperoleh (digunakan) aktivitas operasi 839,243 787,186 841,256 1,076,518 1,437,645 1,755,008Aktivitas investasiCapex untuk aset tetap (361,902) (1,283,855) (928,811) (972,578) (1,018,591) (385,603)Pembayaran dimuka untuk capex (130,063) - - - - -Kas bersih diperoleh (digunakan) aktivitas investasi (491,964) (1,283,855) (928,811) (972,578) (1,018,591) (385,603)Aktivitas pendanaanPenerimaan/(pembayaran) revolving loan - 36,826 (36,826) - - -Penerimaan pinjaman bank jangka pendek - 400,000 - - - -(Pembayaran) pinjaman bank jangka pendek (981,772) - - - - -Penerimaan pinjaman bank jangka panjang - - 530,000 320,000 100,000 -(Pembayaran) pinjaman bank jangka panjang (1,253,752) - - - - (950,000)Penerimaan obligasi global 2,468,900 - - - - 3,437,500(Pembayaran) obligasi global - - - - - (2,468,900)Dividen (121,679) (150,935) (191,615) (258,643) (336,318) (398,937)Kas bersih diperoleh (digunakan) aktivitas pendanaan 111,697 285,890 301,559 61,357 (236,318) (380,337)Penambahan bersih kas & setara kas 458,976 (210,778) 214,005 165,297 182,737 989,068Kas & setara kas awal periode 105,430 564,407 353,628 567,633 732,931 915,667Kas & setara kas akhir periode 564,407 353,628 567,633 732,931 915,667 1,904,735VI. Analisis Cash Management dan Financial Covenanta. Analisis Cash ManagementBerdasarkan proyeksi dari manajemen Perseroan yang telah kami reviu, perputaranpersediaan menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik (menguntungkan),Sementara perputaran piutang usaha dan hutang usaha relatif sedikit melambatnamun tidak signifikan (1-2 hari perbedaan) selama masa proyeksi. Hal ini memberidampak yang positif kepada perputaran kas konsolidasian Perseroan. Sehinggadapat dikatakan perputaran kas menunjukkan kecenderungan yang semakinmembaik (menguntungkan). Hal ini mengindikasikan bahwa dimasa mendatangPerseroan dapat mengelola kasnya dengan lebih baik. Selanjutnya dari perhitunganperputaran kas inkremental tidak terdapat perubahan signifikan antara apabilaRencana Transaksi tidak dilakukan dibandingkan apabila Rencana Transaksidilakukan.Tabel 24: Proyeksi Perputaran Kas Sebelum dan Setelah Rencana TransaksiKeterangan2014(12 bulan)2015(12 bulan)2016(12 bulan)2017(12 bulan)2018(12 bulan)2019(12 bulan)Perputaran modal kerja sebelum Rencana Transaksi (hari)Perputaran persediaan 80 72 73 72 72 72Perputaran piutang usaha 25 25 25 25 26 26Perputaran hutang usaha 35 34 34 34 33 33Perputaran kas 70 63 64 64 65 65Perputaran modal kerja setelah Rencana Transaksi (hari)Perputaran persediaan 79 72 71 70 70 70Perputaran piutang usaha 25 26 26 26 27 27Perputaran hutang usaha 34 33 32 31 30 30Perputaran kas 71 65 65 66 66 67Perputaran kas inkremental 1 2 1 2 2 2b. Analisis Financial CovenantPerseroan dan SPD secara atas unjuk dan tidak dapat ditarik kembali menjaminseluruh pembayaran terkait Obligasi untuk tepat waktu pada saat jatuh tempo. Padasaat tanggal penerbitan, Penerbit, Golden Mountain, dan SPD disebut sebagai“Restricted Subsidiaries”. Namun demikian, dalam situasi tertentu sebagaimanadituangkan dalam Offering Memorandum, Perseroan dapat mengalihkan anakperusahaan tertentu dalam Restricted Subsidiaries menjadi UnrestrictedSubsidiaries, maupun sebaliknya. Unrestricted Subsidiaries tidak akan menjadisubyek dari covenant.Halaman 39/46


Perseroan dan Restricted Subsidiaries merupakan subyek dari covenant Obligasiyang dapat membatasi kemampuan Perseroan dan Restricted Subsidiaries untukmembiayai usahanya di masa depan dan kebutuhan modal dan untuk mengejarpeluang bisnis yang ada. Covenant ini membatasi Perseroan dan RestrictedSubsidiaries, antara lain untuk:• Menambah pinjaman, kecuali pinjaman tertentu yang diperbolehkan;• Menambah atau membuat hak gadai tertentu;• Melakukan pembayaran tertentu, termasuk dividen atau distribusi lainnya,sehubungan dengan saham Perseroan maupun Restricted Subsidiaries;• Melunasi hutang subordinasi atau ekuitas;• Melakukan investasi dan belanja modal tertentu;• Melakukan pembayaran dividen atau distribusi lainnya, pinjaman atau uangmuka untuk dan atas pengalihan aset kepada Perseroan ataupun RestrictedSubsidiaries;• Menjual, menyewakan atau mengalihkan aset tertentu, termasuk saham dariRestricted Subsidiaries;• Menerbitkan penjaminan oleh Restricted Subsidiaries;• Terlibat dalam transaksi tertentu dengan pemegang saham dan afiliasi;• Terlibat dalam transaksi jual sewa (sale and leaseback transactions);• Masuk ke bisnis yang tidak terkait atau terlibat dalam aktivitas yang dilarang;atau• Konsolidasi atau merger dengan entitas lain.Covenant tersebut dapat membatasi kemampuan Perseroan, SPD, dan RestrictedSubsidiaries untuk membiayai operasi dan kebutuhan modal mereka di masa depanserta kemampuan mereka untuk mengejar peluang bisnis maupun kegiatan yangsesuai dengan kepentingan Perseroan, SPD, dan Restricted Subsidiaries. Namundemikian, berdasarkan proyeksi yang dilakukan, secara konsolidasian Perseroanmemiliki internal cash yang cukup besar di masa mendatang yang dapat digunakanuntuk pembiayaan investasi potensi bisnis-bisnis baru. Sehingga kebutuhanpembiayaan eksternal untuk investasi ataupun modal kerja dapat dikurangi.VII. Analisis Imbal HasilSampai dengan 31 Desember 2013, penerbit obligasi global dalam US$ dengan bungatetap, dibayarkan per semesteran dan berasal dari Indonesia meliputi 20 penerbit.Kisaran profil tingkat imbal hasil dan harga dari 20 obligasi global pembanding per 31Desember 2013 adalah sebagai berikut:Imbal hasil HargaObligasi dengan jatuh tempo tahun 2018 : 4,79-9,65% 77,72-101,98%Obligasi dengan peringkat B2 (Moody’s) : 6,61-7,90% 77,72-98,47%Obligasi dengan peringkat B1 (Moody’s) : 6,94-11,88% 83,00-105,75%Obligasi dengan peringkat B+ (S&P) : 7,84-11,60% 89,19-105,00%Obligasi dengan peringkat Ba1 (Moody’s) : 6,80-7,23% 106,00-109,51%Obligasi dengan peringkat Ba2 (Moody’s) : 6,67% 105,01%Obligasi dengan peringkat Ba3 (Moody’s) : 4,79-7,04% 93,22-100,44%Halaman 40/46


Berdasarkan kisaran profil tingkat imbal hasil obligasi global pembanding diatas, makaObligasi yang akan diterbitkan dengan kupon sebesar 9,00% dan harga sebesar100,00% serta mendapatkan peringkat B1 (Moody’s) dan BB- (Standard & Poor’s),adalah masih dalam kisaran imbal hasil dan harga obligasi global dengan peringkat yangsama.Tabel 25: Profil Obligasi Global PembandingPenerbit Obligasi Global (US$) Kupon Jatuh tempo Jumlah (US$)Rating(S&P/Moody's)Harga(31/12/2013)Yield(31/12/2013)Adaro Indonesia 7.63% 22-Oct-2019 800,000,000 na/Ba1 106.00% 7.23%Alam Sutera International 10.75% 27-Mar-2017 150,000,000 B+/B1 105.00% 10.34%Alam Synergy 6.95% 27-Mar-2020 235,000,000 B+/B1 89.19% 7.84%Berau Capital Resources 12.50% 8-Jul-2015 450,000,000 BB-/B1 105.75% 11.88%Berau Coal Energy 7.25% 13-Mar-2017 500,000,000 BB-/B1 98.88% 7.34%Ottawa Holdings 5.88% 16-May-2018 325,000,000 BB-/B2 77.72% 7.61%Bumi Capital 12.00% 10-Nov-2016 300,000,000 CC/Ca 68.00% 17.78%Bumi Investment 10.75% 6-Oct-2017 700,000,000 CC/Ca 68.64% 15.89%Listrindo Capital 6.95% 21-Feb-2019 500,000,000 BB-/Ba2 105.01% 6.67%Gajah Tunggal 7.75% 6-Feb-2018 500,000,000 B+/B2 98.47% 7.90%Indo Energy Finance 7.00% 7-May-2018 115,000,000 na/B1 101.38% 6.94%Indo Energy Finance II 6.38% 24-Jan-2023 500,000,000 na/B1 83.00% 7.73%Indosat Palapa 7.38% 29-Jul-2020 650,000,000 BB+/Ba1 109.51% 6.80%Jababeka International 11.75% 26-Jul-2017 175,000,000 B+/na 101.75% 11.60%Comfeed Finance 6.00% 2-May-2018 225,000,000 BB-/na 93.02% 6.46%Theta Capital 7.00% 16-May-2019 250,000,000 BB-/Ba3 100.44% 7.04%Theta Capital 6.13% 14-Nov-2020 403,000,000 BB-/Ba3 93.22% 6.64%Star Energy Geothermal Wayang 6.13% 27-Mar-2020 350,000,000 na/B2 92.93% 6.61%TBG Global 4.63% 3-Apr-2018 300,000,000 na/Ba3 96.65% 4.79%Modernland Overseas 11.00% 25-Oct-2016 150,000,000 B/B2 95.65% 11.62%Pacific Emerald 9.75% 25-Jul-2018 200,000,000 B+/na 101.98% 9.65%VIII. Analisis InkrementalAnalisis inkremental dilakukan dengan membandingkan kemampuan Perseroanmenghasilkan arus kas bersih antara apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan(sebelum Rencana Transaksi) dengan apabila Rencana Transaksi dilakukan (setelahRencana Transaksi). Proyeksi arus kas bersih sebelum dan setelah Rencana Transaksiadalah berdasarkan proyeksi dari manajemen Perseroan yang telah kami reviu. Arus kasbersih inkremental adalah selisih dari arus kas bersih setelah Rencana Transaksidengan arus kas bersih sebelum Rencana Transaksi. Nilai selisih positifmengindikasikan adanya nilai tambah bagi Perseroan apabila Rencana Transaksidilakukan, demikian pula sebaliknya. Arus kas bersih inkremental ini selanjutnya dihitungnilai kininya untuk mendapatkan gambaran nilai arus kas bersih inkremental yang wajar.Jumlah nilai kini arus kas bersih inkremental yang positif mengindikasikan adanya nilaitambah bagi Perseroan apabila Rencana Transaksi dilakukan, demikian pula sebaliknya.Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas bersihinkremental adalah menggunakan biaya modal ekuitas yang ditentukan menggunakanCAPM, sebesar 17,54%. Asumsi yang membentuk biaya modal ekuitas tersebut: tingkatimbal hasil bebas risiko adalah 9,15% (rata-rata tiingkat imbal hasil SUN jatuh tempolebih dari sepuluh tahun per 31 Desember 2013), tingkat imbal hasil pasar ekuitasadalah 16,64% (rata-rata tingkat imbal hasil IHSG selama lima tahun terakhir per 31Desember 2013) dan beta industri tekstil adalah 1,12 (per 31 Desember 2013, sumber:Reuters).Halaman 41/46


Tabel 26: Analisis Inkremental Arus Kas Konsolidasian PerseroanKeterangan2014 2015 2016 2017 2018 2019(Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des) (Jan-Des)Arus kas bersih (sebelum Rencana Transaksi) 54,161 68,295 87,877 645,535 516,301 6,262Arus kas dari aktivitas operasi 874,682 781,576 667,513 835,861 944,056 1,184,988Arus kas dari aktivitas investasi (174,876) (186,418) (195,989) (206,052) (216,633) (222,056)Arus kas dari aktivitas pendanaan (645,645) (526,864) (383,647) 15,726 (211,122) (956,670)Penerimaan (pembayaran) pinjaman bank (543,679) (398,892) (240,445) 197,491 - (700,000)Penerimaan (pembayaran) obligasi global - - - - - -Arus kas aktivitas pendanaan lainnya (101,967) (127,972) (143,203) (181,765) (211,122) (256,670)Arus kas bersih (setelah Rencana Transaksi) 458,976 (210,778) 214,005 165,297 182,737 989,068Arus kas dari aktivitas operasi 839,243 787,186 841,256 1,076,518 1,437,645 1,755,008Arus kas dari aktivitas investasi (491,964) (1,283,855) (928,811) (972,578) (1,018,591) (385,603)Arus kas dari aktivitas pendanaan 111,697 285,890 301,559 61,357 (236,318) (380,337)Penerimaan (pembayaran) pinjaman bank (2,235,524) 436,826 493,174 320,000 100,000 (950,000)Penerimaan (pembayaran) obligasi global 2,468,900 - - - - 968,600Arus kas aktivitas pendanaan lainnya (121,679) (150,935) (191,615) (258,643) (336,318) (398,937)Arus kas bersih inkremental 404,815 (279,073) 126,128 (480,237) (333,565) 982,806Periode 1 2 3 4 5 6Faktor diskonto 0.8508 0.7238 0.6158 0.5239 0.4457 0.3792PV arus kas bersih inkremental 344,407 (201,999) 77,671 (251,605) (148,682) 372,702NPV arus kas bersih inkremental 192,494Perhitungan nilai kini arus kas bersih inkremental menghasilkan nilai yang positif Rp192.494 juta. Sehingga dapat diindikasikan bahwa apabila Rencana Transaksi dilakukanakan memberikan nilai tambah kepada Perseroan.IX. Analisis JaminanKemampuan Penerbit untuk membuat pembayaran bunga dan pokok yang terjadwalatas Obligasi dan kemampuan Perseroan dan SPD untuk melakukan pembayaranterhadap hutang antar perusahaan, dibawah penjaminan dan kewajiban kontraktual, danmembiayai operasinya, akan tergantung pada kinerja masa depan dan kemampuannyauntuk menghasilkan kas, akan tergantung pula kepada faktor-faktor seperti kondisiekonomi, keuangan, kompetisi, legislatif, hukum, peraturan serta faktor lainnya, dimanabeberapa faktor tersebut berada di luar kendali Perseroan dan SPD .Jika arus kas Perseroan dan SPD di masa mendatang dari operasi dan dari sumberdaya lainnya tidak mencukupi untuk membayar kewajiban hutangnya, termasukpinjaman antar perusahaan, kewajiban kontrak, atau untuk membiayai kebutuhanlikuiditas lainnya, Perseroan dan SPD dapat dipaksa untuk menjual aset atau mencobauntuk merestrukturisasi atau membiayai hutang yang ada. Kemampuan Perseroan danSPD untuk merestrukturisasi atau refinancing hutang akan tergantung pada kondisipasar modal dan kondisi keuangan pada saat itu. Refinancing hutang Perseroan dananak perusahaannya dimasa mendatang bisa pada tingkat bunga yang lebih tinggi danmungkin perlu untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang lebih berat, yang selanjutnyadapat membatasi kegiatan usahanya. Persyaratan instrumen hutang yang ada saat iniatau yang akan datang mungkin akan membatasi Perseroan dan anak perusahaannyauntuk mengadopsi beberapa alternatif pembiayaan. Selain itu, kegagalan untukmelakukan pembayaran bunga dan pokok hutang Perseroan dan anak perusahaannyasecara tepat waktu mungkin dapat berakibat penurunan peringkat kredit, yang dapatmerugikan kemampuan Perseroan dan anak perusahaannya untuk menambah hutangbaru.D. Analisis Atas Kewajaran Rencana Transaksi1) Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan, SPD, GoldenLegacy, Golden Mountain, serta kreditor. Berdasarkan keterangan manajemenPerseroan, tidak terdapat benturan kepentingan sehubungan dengan RencanaTransaksi tersebut.2) Berdasarkan analisis manfaat dan risiko dari Rencana Transaksi, apabila RencanaTransaksi dilakukan maka manfaat yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:• Melalui skema refinancing Obligasi ini, jatuh tempo pembayaran sejumlah fasilitaspinjaman dari Bank secara tidak langsung menjadi lebih panjang, yaitu menjadi 5Halaman 42/46


tahun. Sehingga Perseroan dapat menggunakan dananya untuk membiayai usaha,memenuhi kebutuhan modal, maupun untuk mengambil peluang bisnis di masadepan, posisi kas Perseroan juga akan menguat karena jangka waktu pembayaranyang telah diperpanjang ini.• Fasilitas pinjaman dari Bank adalah berbunga mengambang (variable rate).Sementara Obligasi yang akan diterbitkan adalah berbunga tetap (fixed rate).Sehingga melalui skema refinancing ini, Perseroan mampu meniadakan risikofluktuasi tingkat bunga.• Fasilitas pinjaman dari Bank mengharuskan Perseroan menyerahkan beberapakolateral berupa aset berwujud. Sementara dalam penerbitan Obligasi ini, Perseroanmenyerahkan kolateral berupa saham dan hak tagih pada Golden Legacy maupunGolden Mountain. Sehingga melalui skema refinancing ini, Perseroan dapatmemanfaatkan beberapa aset berwujudnya untuk dijadikan kolateral pada pinjamanlain dimasa mendatang apabila diperlukan.• Melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan dan kelompok usahanya akan dikenaloleh investor internasional, sehingga akan mempermudah akses kredit di pasarglobal dimasa mendatang bila dibutuhkan.Sedangkan apabila Rencana Transaksi dilakukan maka risiko yang dapat timbul adalahsebagai berikut:• Perseroan dan SPD terikat kepada beberapa covenant yang mungkin akanmembatasi kemampuan Perseroan dan SPD untuk membiayai usaha, memenuhikebutuhan modal, maupun untuk mengambil peluang bisnis di masa depan.• Kemampuan Golden Legacy untuk pembayaran bunga Obligasi maupunpengembalian pokoknya bergantung kepada kinerja masa depan Perseroan danSPD serta kemampuannya untuk menghasilkan kas. Kinerja di masa mendatangtersebut tentunya tidak terlepas kepada kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi,hukum, peraturan dan faktor-faktor lainnya, yang berada di luar kendali Perseroanmaupun SPD tersebut.• Golden Legacy mungkin tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pembeliankembali Obligasi (redemption) yang nilainya dapat lebih besar daripada 100% darijumlah pokok Obligasi secara tunai, apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentusebagaimana yang dipersyaratkan dalam penerbitan Obligasi.• Perseroan dan SPD terutamanya menerima pendapatan dalam Rupiah tapimenimbulkan biaya-biaya tertentu dalam dolar Amerika (US$) atau mata uang asinglainnya.• Sebelum penerbitan Obligasi, hutang Perseroan sebagian besar adalah dalam matauang Rupiah, namun setelah penerbitan Obligasi, sebagian besar hutang Perseroandan anak perusahaan adalah dalam mata uang US$. Sebagai akibatnya, Perseroandan SPD terkena risiko nilai tukar mata uang yang dapat berdampak negatifterhadap arus kasnya.3) Berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian dari Rencana Transaksi, apabilaRencana Transaksi dilakukan maka keuntungan yang akan diperoleh adalah bahwamelalui skema refinancing dari hasil dana penerbitan Obligasi ini, Perseroan dapatmelunasi pinjaman Bank yang sebagian besar akan jatuh tempo sebelum berakhirnyatahun 2014 dan terhindari dari denda atas keterlambatan pembayaran. Sementaraapabila Rencana Transaksi dilakukan maka kerugian yang harus ditanggung adalahbahwa proses penerbitan Obligasi ini membutuhkan biaya emisi yang cukup besar biladibandingkan dengan biaya provisi dari fasilitas pinjaman bank. Sebagaimana biayaprovisi dari fasilitas pinjaman Bank yang mencapai 0,5% per tahun dari jumlah pokokpinjaman, maka biaya emisi dari Obligasi ini adalah kurang dari 1% per tahun darijumlah pokoknya.4) Berdasarkan analisis dampak leverage, rata-rata rasio keuangan di masa mendatangdari Perseroan apabila Rencana Transaksi dilakukan dibandingkan dengan angka rataratarasio keuangan dari industri tekstil (sumber: Reuters) per 31 Desember 2013, makaHalaman 43/46


dapat diindikasikan bahwa posisi likuiditas Perseroan di masa mendatang diproyeksikanlebih baik dibandingkan rata-rata industri tekstil. Demikian pula dari sisi profitabilitasPerseroan diestimasikan akan lebih baik dibandingkan rata-rata industri retail.Sedangkan posisi solvabilitas diperkirakan tidak akan berbeda jauh dengan rata-rataindustri tekstil.5) Berdasarkan analisis dampak likuiditas, secara umum tidak mengalami perubahanantara sebelum dan setelah Rencana Transaksi. Hal ini diindikasikan denganperbandingan current ratio dan quick ratio antara sebelum dan setelah RencanaTransaksi yang tidak mengalami perubahan signifikan. Pengukuran dampak likuiditasdapat pula dilakukan dengan membandingkan posisi arus kas sebelum dan setelahRencana Transaksi. Posisi arus kas dari operasi setelah Rencana Transaksi secaraumum mengalami peningkatan dibandingkan sebelum Rencana Transaksi.Kecenderungan peningkatan ini sebagai dampak dari bertambahnya kapasitas produksi.Hanya pada periode awal (2014), diproyeksikan apabila Rencana Transaksi dilakukanakan terjadi penurunan arus kas sebesar Rp 35.439 juta dibandingkan apabila RencanaTransaksi tidak dilakukan. Sementara posisi arus kas dari investasi setelah RencanaTransaksi diproyeksikan akan mengalami penurunan disebabkan bertambahnyainvestasi kapasitas produksi dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan.Selanjutnya, membandingkan arus kas dari pendanaan antara sebelum dan setelahRencana Transaksi, terlihat bahwa apabila Rencana Transaksi dilakukan makaPerseroan akan mengalami peningkatan arus kas rata-rata selama masa proyeksisebesar Rp 475.345 juta, dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan. Halini disebabkan karena pada periode-periode awal proyeksi, apabila Rencana Transaksidilakukan maka Perseroan memperoleh tambahan pendanaan yang signifikan,sementara pengembaliannya dilakukan pada periode-periode akhir.6) Berdasarkan analisis dampak keuangan, dari sisi likuiditas, perbandingan antara currentratio dan quick ratio sebelum dan setelah Rencana Transaksi adalah tidak signifikan.Sehingga dapat diindikasikan bahwa dampak likuiditas Perseroan sebelum dan setelahRencana Transaksi adalah tidak mengalami perubahan. Dari sisi solvabilitas,perbandingan antara DER (debt to equity ratio) dan DAR (debt to total asset ratio)setelah Rencana Transaksi terjadi peningkatan rata-rata sebesar 60,79% dan 25,89%dibandingkan sebelum Rencana Transaksi. Hal ini disebabkan apabila RencanaTransaksi dilakukan maka akan terjadi penambahan pinjaman pada Perseroan.Disisi lain, perbandingan antara TIE (time interest earned) setelah Rencana Transaksimenunjukkan rata-rata lebih rendah dibandingkan sebelum Rencana Transaksi. Hal inimengindikasikan bahwa di masa depan kemampuan pembayaran bunga pinjaman olehPerseroan akan menurun dibandingkan apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan,disebabkan bertambahnya beban bunga. Sedangkan dari sisi profitabilitas,perbandingan antara ROE (return on equity), ROA (return on asset) maupun NIM (netincome margin) sebelum dan setelah Rencana Transaksi menunjukkan bahwaprofitabilitas Perseroan akan lebih baik apabila Rencana Transaksi dilakukan. Namundemikian perbedaan profitabilitas antara sebelum dan setelah Rencana Transaksimenjadi tidak signifikan pada jangka panjang.Halaman 44/46


7) Berdasarkan proforma laporan keuangan diatas, likuiditas Perseroan setelah RencanaTransaksi mengalami perubahan menjadi lebih likuid sebagaimana diindikasikan darirasio lancar yang diatas 100%. Sementara rasio solvabilitas Perseroan setelah RencanaTransaksi menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelum Rencana Transaksi,namun demikian jatuh tempo pinjaman yang mempengaruhi solvabilitas Perseroantersebut menjadi lebih panjang dan berdampak arus kas Perseroan yang lebih baik.Sehingga dapat diindikasikan pula bahwa posisi keuangan Perseroan setelah RencanaTransaksi tetap baik.8) Berdasarkan analisis kemampuan pelunasan terhadap Obligasi yang diterbitkan terlihatbahwa arus kas bersih konsolidasian Perseroan masih mampu mengakumulasikan kassetelah diperhitungkan pembayaran bunga Obligasi. Selanjutnya pada akhir periodeproyeksi (2019), Perseroan mampu mengembalikan pokok Obligasi dan masih mampumenghasilkan arus kas bersih yang positif untuk diakumulasikan.9) Berdasarkan analisis cash management, perputaran persediaan menunjukkankecenderungan yang semakin membaik (menguntungkan), Sementara perputaranpiutang usaha dan hutang usaha relatif sedikit melambat namun tidak signifikan (1-2 hariperbedaan) selama masa proyeksi. Hal ini memberi dampak yang positif kepadaperputaran kas konsolidasian Perseroan. Sehingga dapat dikatakan perputaran kasmenunjukkan kecenderungan yang semakin membaik (menguntungkan). Hal inimengindikasikan bahwa dimasa mendatang Perseroan dapat mengelola kasnya denganlebih baik. Selanjutnya dari perhitungan perputaran kas inkremental tidak terdapatperubahan signifikan antara apabila Rencana Transaksi tidak dilakukan dibandingkanapabila Rencana Transaksi dilakukan.10) Berdasarkan analisis financial covenant Perseroan, SPD dan Restricted Subsidiariesmerupakan subyek dari covenant Obligasi yang dapat membatasi kemampuanPerseroan dan Restricted Subsidiaries untuk membiayai usahanya di masa depan dankebutuhan modal dan untuk mengejar peluang bisnis yang ada. Namun demikian,sebagian besar anak perusahaan tersebut telah dapat membiayai sendiri kebutuhanmodal kerja ataupun investasi dari EBITDA dan internal cash. Selain itu berdasarkanproyeksi yang dilakukan, berdasarkan proyeksi yang dilakukan, secara konsolidasianPerseroan memiliki internal cash yang cukup besar di masa mendatang yang dapatdigunakan untuk pembiayaan investasi potensi bisnis-bisnis baru. Sehingga kebutuhanpembiayaan eksternal untuk investasi ataupun modal kerja dapat dikurangi.11) Berdasarkan analisis imbal hasil yang diindikasikan dari rata-rata tingkat imbal hasilobligasi global sebanding, maka Obligasi yang akan diterbitkan dengan kupon sebesar9,00% dan harga sebesar 100,00% serta mendapatkan peringkat B1 (Moody’s) dan BB-(Standard & Poor’s), adalah masih dalam kisaran imbal hasil dan harga obligasi globaldengan peringkat yang sama.12) Berdasarkan analisis inkremental yang dilakukan dengan membandingkan kemampuanPerseroan menghasilkan arus kas bersih antara apabila Rencana Transaksi tidakdilakukan (sebelum Rencana Transaksi) dengan apabila Rencana Transaksi dilakukan(setelah Rencana Transaksi), serta tingkat diskonto biaya modal ekuitas sebesar17,54%, nilai kini arus kas bersih inkremental menghasilkan nilai yang positif Rp 192.494juta. Sehingga dapat diindikasikan bahwa apabila Rencana Transaksi dilakukan akanmemberikan nilai tambah kepada Perseroan.Halaman 45/46


13) Berdasarkan analisis jaminan, kemampuan Penerbit untuk membuat pembayaran bungadan pokok yang terjadwal atas Obligasi dan kemampuan Perseroan dan SPD untukmelakukan pembayaran terhadap hutang antar perusahaan, dibawah penjaminan dankewajiban kontraktual, dan membiayai operasinya, akan tergantung pada kinerja masadepan dan kemampuannya untuk menghasilkan kas, akan tergantung pula kepadafaktor-faktor yang berada di luar kendali Perseroan dan SPD. Jika arus kas Perseroandan SPD di masa mendatang dari operasi dan dari sumber daya lainnya tidakmencukupi untuk membayar kewajiban hutangnya atau untuk membiayai kebutuhanlikuiditas lainnya, Perseroan dan SPD dapat dipaksa untuk menjual aset ataumerestrukturisasi hutang yang ada. Kemampuan Perseroan dan SPD untukmerestrukturisasi atau refinancing hutang akan tergantung pada kondisi pasar modaldan kondisi keuangan pada saat itu. Refinancing hutang Perseroan dan SPD dimasamendatang bisa pada tingkat bunga yang lebih tinggi dan mungkin perlu untuk mematuhiketentuan-ketentuan yang lebih berat, yang selanjutnya dapat membatasi kegiatanusahanya. Selain itu, kegagalan untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok hutangPerseroan dan anak perusahaannya secara tepat waktu mungkin dapat berakibatpenurunan peringkat kredit, yang dapat merugikan kemampuan Perseroan dan anakperusahaannya untuk menambah hutang baru.KESIMPULANBerdasarkan tujuan penugasan, ruang lingkup, data dan informasi yang digunakan, asumsiasumsipokok, kondisi pembatas, pendekatan dan prosedur analisis kewajaran, analisiskewajaran Rencana Transaksi sebagaimana diuraikan dalam analisis pendapat kewajaran diatas, KJPP FAST berpendapat bahwa Rencana Transaksi adalah wajar.DISTRIBUSI PENDAPAT KEWAJARANPendapat Kewajaran ini ditujukan untuk kepentingan Direksi Perseroan dalam kaitannya denganRencana Transaksi dan tidak untuk digunakan oleh pihak lain.Pendapat Kewajaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian darianalisis dan informasi tanpa mempertimbangkan isi Pendapat Kewajaran ini secara keseluruhandapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari PendapatKewajaran ini.Pendapat Kewajaran ini juga disusun berdasarkan kondisi ekonomi dan peraturan yang adapada saat ini. Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan atau melengkapi PendapatKewajaran kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran ini.Pendapat Kewajaran ini tidak sah apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenangdan stempel perusahaan (corporate seal) dari KJPP FAST.Hormat kami,KJPP Firman Suryantoro Sugeng Suzy Hartomo & RekanRegistered Business & Property AppraisersPimpinan RekanIr. Suryantoro Budisusilo MSc. MAPPI CertIjin Penilai : PB-1.09.00098Kualifikasi Penilai : Penilai Bisnis dan PropertiSTTD Bapepam-LK : 07/PM/STTD-P/AB/2006Halaman 46/46

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!