29.11.2012 Views

566 Zulfahmi Bustami ARGUMENTASI POSITIFIKASI HUKUM ...

566 Zulfahmi Bustami ARGUMENTASI POSITIFIKASI HUKUM ...

566 Zulfahmi Bustami ARGUMENTASI POSITIFIKASI HUKUM ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

587<br />

<strong>Zulfahmi</strong> <strong>Bustami</strong><br />

35 Hazairin secara tegas menyatakan, negara (pemerintah) Indonesia memiliki<br />

kewajiban untuk menjamin dan bertanggungjawab atas penerapan hukum Islam.<br />

Jika tidak dilaksanakan, maka hal itu merupakan pengingkaran terhadap<br />

Pancasila dan UUD 1945. Hazairin, Demokrasi Pancasila, (Jakarta: Rineka<br />

Cipta, 1990), hlm. 60.<br />

36 Bunyi pasal tersebut adalah: “Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di<br />

dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan<br />

pemerintahan itu dengan tidak kecualinya”.<br />

37 Adanya suatu kekhususan hukum bagi pemeluk suatu agama, memerlukan suatu<br />

badan peradilan tersendiri bagi pemeluk agama tersebut. Ismail Sunny,<br />

“Kedudukan Hukum Islam Dalam Ketatanegaraan Indonesia”. Dalam Eddi<br />

Riudiana et.al., Hukum Islam di Indonesia, (Bandung: Remaja Rosada Karya,<br />

1994), hlm. 79.<br />

38 Menurut Padmo Wahjono, hukum yang akan berlaku di masyarakat adalah<br />

hukum mayoritas. Dalam konteks Islam sebagai mayoritas maka hukum Islamlah<br />

yang berlaku. Seperti diungkapkan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara,<br />

“Strategi Perjuangan Umat Islam di Bidang Hukum”, dalam Amrullah Ahmad<br />

et.al., Dimensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Gema<br />

Insani Press, 1996), hlm. 243-244.<br />

39 Perubahan hukum dan perkembangan terkait erat dengan dinamika masyarakat,<br />

dan kondisi masyarakat senantiasa dinamis (berubah). Sudjono Dirdjosisworo,<br />

Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 79-80.<br />

40 Meskipun sudah terdapat UU Nomor 14 tahun 1970, namun untuk tingkat<br />

kasasi di Mahkamah Agung bagi Peradilan Agama tidak bisa langsung<br />

dijalankan, akibat adanya berbagai alasan, yang salah satunya tidak tersedianya<br />

tenaga yang berkualitas. Proses kasasi di MA baru berjalan efektif setelah<br />

adanya Surat Keputusan Bersama Ketua MA dan Menteri Agama No. 01, 02, 03<br />

dan 04 tahun 1983. Lebih jauh dapat dilihat pada Alamsyah Ratu Prawira<br />

Negara, dalam Dimensi Hukum …., Op.cit., hlm. 242-243.<br />

41 Operasional dapat dilakukan dengan cara: a. reintroduksi Islam untuk<br />

menumbuhkan kesadaran agar masyarakat bertingkah laku menurut hukum,<br />

b. hukum materiil yang menjadi substansi transformasi intelektual,<br />

c. penyelenggaraan hukum keluarga. d. layanan fatwa hukum, dan<br />

e. manajemen harta agama. Untuk lebih jauh dapat dibaca pada Abdul Gani<br />

Abdullah, Pengantar Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia,<br />

(Jakarta: Gema Insani Press, 1994), hlm. 35.<br />

42 Selanjutnya dapat dibaca pada Bustanul Arifin, Pelembagaan Hukum Islam di<br />

Indonesia, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hlm. 94.<br />

43 Dengan konsekuensi tersebut semestinya aturan-aturan yang disebut dalam<br />

pasal Undang-undang yang bertentangan dengan Islam tidak berlangsung bagi<br />

umat Islam”, dalam Mimbar Hukum, No. 13 tahun V/1994, hlm. 31.<br />

Hukum Islam. Vol. VII No. 5. Juli 2007

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!