12.07.2015 Views

Fatawa Vol.3 No.04

Fatawa Vol.3 No.04

Fatawa Vol.3 No.04

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pun.Kalau Allah sendiri telah menegaskankeberadaan dua malaikatpencatat amal tersebut, kenapa adasebagian orang yang mengakumuslim justru meragukannya? Keraguanmereka mirip dengan keraguankaum musyrikin yang mempertanyakankenapa Allah meng-utus nabi? Utusan Allah kenapaseperti kebanyakan manusia makanatau berjalan di pasar sepertimereka? Kenapa tidak diutus malaikatsaja yang suci? Kalau toh punyang diutus Allah bisa jadi muncullagi pertanyaan lain, kenapa tidakAllah sendiri langsung menyerukepada manusia?Dalam kesempatan kali ini kitaangkat penjelasan dari SyaikhMuhammad bin Shalih al-Utsaimintentang akidah keberadaan malaikatpencatat amal. Fatwa ini beliaukeluarkan terkait dengan pertanyaanyang diajukan kepadanya tentanghikmah penciptaan malaikatpencatat amal.Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin ditanya:“Apakah hikmah penciptaan malaikat pencatat amal,bukankah Allah mengetahui segala sesuatu?”Jawaban: Sudah sering masalah-masalahdemikian kami ungkapkan bahwa sesungguhnya kitaterkadang bisa menemukan hikmahnya danterkadang tidak menemukannya. Tidak sedikit yangtidak berhasil kita ketahui hikmahnya. Firman Allah.“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh.Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Rabbku, dantidaklah kamu diberi pengetahun melainkansedikit.” [Al-Isra : 85]Sesunguhnya makhluk-makhluk ini, jikaseseorang bertanya kepada kita, “Apakah hikmahdari penciptaan unta oleh Allah dengan bentukseperti ini, menjadikan kuda bentuknya seperti ini,menjadikan keledai bentuknya seperti ini,menjadikan manusia bentuknya seperti ini dan yangsemisalnya. Jika ia bertanya kepada kita tentanghikmah semua perkara ini, niscaya tidak kitaketahui. Jika ia bertanya kepada kita, apa hikmahAllah menjadikan shalat zhuhur empat rekaat,ashar empat rekaat, maghrib tiga rekaat, dan shalatisya empat rekaat atau yang semisalnya, niscayakita tidak sanggup mengetahui hikmah semua itu.Dengan penjelasan ini, kita sadar bahwa banyaksekali fenomena alam dan perkara syariat yanghikmahnya masih samar bagi kita. Apabila seperti itu,kita mengatakan: sesungguhnya pencarian kitaterhadap hikmah dalam beberapa hal yang diciptakandan disyariatkan, jika Allah memberikan karuniakepada kita hingga bisa sampai kepadanya, niscayahal itu merupakan kelebihan karunia, kebaikan, danilmu. Jika kita tidak sampai kepadanya, maka hal itutidak mengurangi sedikitpun (keimanan) kita.Kemudian kita kembali kepada jawaban untukpertanyaan, yaitu apakah hikmahnya, Allah mewakilkan kepada malaikat pencatat amal yangmengetahui apa yang kita lakukan?Hikmah yang demikian adalah penjelasan bahwaAllah mengatur segala sesuatu, menentukan,memantapkannya dengan kuat, sehingga Allah menjadikan malaikat pencatat amal perbuatan danucapan manusia, diwakilkan kepada mereka yangmenulis apapun yang dilakukan manusia. PadahalAllah Mengetahui perbuatan mereka sebelum merekamelakukan. Tetapi semua ini merupakan penjelasankesempurnaan perhatian dan pemeliharaan Allah terhadap manusia. Sesungguhnya alam ini diatursebaik-baiknya, dikokohkan sekokoh-kokohnya. AllahMaha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (<strong>Fatawa</strong> al-Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin hal. 347-348)Sumber: Al-<strong>Fatawa</strong> asy-Syar’iyyah fi al-Masailal-‘Ashriyyah min <strong>Fatawa</strong> Ulama al-Balad al-Haram. Penyusun Khalid al-Juraisi.Vol.III/<strong>No.04</strong> | Maret 2007 / Shafar 142815

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!