12.07.2015 Views

Fatawa Vol.3 No.04

Fatawa Vol.3 No.04

Fatawa Vol.3 No.04

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Awas! Bahaya Akibat LaknatMelaknat tidak hanya mengakibatkan dosa besarbagi pelakunya. Ada akibat psikologis bagi yangdilaknat, paling tidak menjadi tergangguketenangannya. Ada akibat lanjut bagi pelakunyadi akhirat nanti. Orang yang suka melaknat tidakakan dimasukkan dalam barisan para saksi yangmempersaksikan bahwa Rasul mereka telahmenyampaikan risalah. Selain itu ia akan kehilanganhak untuk memberi syafaat di sisi Allah, yaknimemintakan ampunan bagi sesama. Rasulullah bersabda, “Orang yang suka melaknat itu bukanlahorang yang dapat memberi syafaat dan tidak pulamenjadi saksi pada hari kiamat.” 4Sekali lagi, perangai buruk ini sangatmembahayakan pelakunya. Seperti tuduhan kafiratau fasik, bila ada yang melaknat, sementara orangyang dilaknat tidak pantas mendapatnya, makalaknat itu akan kembali kepada pelakunya.Hukum PerkecualianDalam kondisi tertentu melaknat memangdiizinkan. Misalnya melaknat orang muslim yangmenjadi pelaku kemaksiatan, dengan catatan tidakmenunjuk langsung pada nama pelaku tertentu.Pembolehannya jika dilakukan secara umum,misalnya mengatakan “Semoga Allah melaknatorang yang menyakiti sesama muslim.”Dalam hal tertentu al-Quran juga menyebutkanlaknat pada bani Israil. Allah melaknati mereka, karenakedurhakaan mereka, lewat lisan Nabi Daud.Rasulullah Muhammad sendiri juga melaknatwanita yang menyambung rambut dan wanita yangminta disambungkan rambutnya. “Rasulullah melaknat wanita yang menyambung rambutnya(dengan rambut palsu) dan wanita yang mintadisambungkan rambutnya.” 5Beliau juga melaknat laki-laki yang menyerupaiwanita dan sebaliknya. Sabdanya, “Allah melaknatlaki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yangmenyerupai laki-laki.” 6Wanita yang mempercantik diri denganmengubah ciptaan Allah pun mendapat laknat dariAllah. Mencabut alis dan mengikir gigi, misalnya.Beliau Rasulullah mengabarkan peringatan dariAllah, “Allah melaknat wanita yang membuat tato,wanita yang minta dibuatkan tato, wanita yang mencabutalisnya, wanita yang minta dicabutkan alisnya,dan melaknat wanita yang mengikir giginya demitampak indah, wanita yang mengubah ciptaanAllah .” 7Orang muslim juga diizinkan untuk melaknatorang kafir yang sudah meninggal meski denganmenyebut namanya. Tujuannya untukmenerangkan keadaannya kepada manusia danuntuk maslahat syar’iyah. Seperti Fir’aunla’natullahi ‘alaih. Sementara jika tidak adamaslahat syar’iyah, maka tidak boleh. Rasulullah sendiri berpesan, “Janganlah kalian mencaciorang-orang yang telah meninggal, karenamereka telah sampai/menemui (balasan dari) apayang dahulunya diperbuat.” 8Masih banyak hadits yang memberi peringatanagar seorang muslim selalu berusaha menjagalisannya agar tidak mudah melontarkan laknat.Bisa jadi sebagian hadits itu telah kita hafal, ataupaling tidak pernah diketahui. Karena berbagaifaktor bisa jadi kemudian kita tidakmemperhatikannya. Laknat yang dibenci olehIslam pun akhirnya menjadi kebiasaan sebagianorang.Mungkin kita membenci seseorang ataumerasa dirugikan oleh orang lain. Tapi bukankahperasaan benci dan dirugikan orang tidak selaluterbukti. Bisa jadi sekadar bayangan yangmenggelayuti perasaan kita semata. Lantas kenapaburu-buru melontarkan laknat? Padahalseandainya benar pun belum tentu pantas untukmelempar cacian.Kebencian pada seseorang atau beberapaorang tidak selayaknya diikuti denganmengeluarkan caci maki. Baik dengan lisanlangsung, telepon, SMS, atau surat kaleng tertulis.Kenapa juga harus melaknat? Bukankah sebagaikaum muslim telah diingatkan akan bahayanyalaknat oleh uswah kita, Rasulullah Muhammad ?Semoga kita bisa lebih bertakwa kepada Allah,mampu menjaga dan membersihkan lisan kita dariucapan yang tidak pantas dan dibasahi dengankalimat thayyibah. Wallahu a’lam. Catatan:1Shahih al-Bukhari (10/464).2Riwayat al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad hal. 116 darihadits Abdullah bin Mas’ud .3Shahih Muslim (2597).4Shahih Muslim (2598).5Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.6Shahih al-Bukhari.7Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.8Shahih al-Bukhari.Vol.III/<strong>No.04</strong> | Maret 2007 / Shafar 142845

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!