12.07.2015 Views

blakasuta 08.pdf - fahmina institute Cirebon

blakasuta 08.pdf - fahmina institute Cirebon

blakasuta 08.pdf - fahmina institute Cirebon

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Memposisikan PKL di Kota <strong>Cirebon</strong>;BERKACA PADA KOMUNITAS PKLJALAN SUKALILAOleh : Obeng Nur Rosyid*ertumbuhan PKL (PedagangKaki Lima) di kota <strong>Cirebon</strong>saat ini berkembang pesat. PSituasi perekonomiam yangberangsur pulih dan mulaiterbukanya kesempatan kerjaseharusnya membuat lajupertumbuhan sektor informal inisemakin berkurang, namunkenyataannya malah semakinbertambah. Ditengarai akarmasalahnya adalah kurangnya minatmasyarakat untuk bekerja di desa,meningkatnya intensitas keramaiandan sektor ini menjadi alternatif bagikelas menengah ke bawah untukmencari barang kebutuhan denganharga relatif lebih murah. Selain itusektor pedagang kaki lima relatiflebih mudahdimasuki olehpelaku ekonomilemah yangn o t a b e n emenempati posisimayoritas dari sisijumlah. Seiringd e n g a nmeningkatnyajumlah pedagangkaki lima,pemerintahdihadapkan padas e j u m l a hdampak, yaitupersoalanketertiban,kebersihan,keindahan,pencemaran dankemacetanlalulintas.Keadaan ini pada satu sisi dianggapsebagai sesuatu yang sangatmengganggu, namun di sisi lainkegiatan perdagangan PKLmemberikan kontribusi yang sangatbesar dalam aktivitas ekonomi dankesejahteraan masyarakat terutamagolongan ekonomi lemah.Sejalan dengan pemikiranKadir dan Biantoro, (2000; 1), sektorinformal (baca: PKL) kinidiperhitungkan sebagai salah satualternatif bagi upaya pemecahanmasalah ketenagakerjaan. Hal inidimungkinkan oleh karena dalamproses perjalanan danpertumbuhannya hingga saat ini,dianggap pada awalnya sebagai“pengganggu”, ternyata mampumenunjukan paling tidak duamanfaat, pertama, dalam berbagaiketerbatasannya serta dalam suatupersaingan ekonomi kapitalistik yangketat, PKL telah menunjukkankemampuannya untuk tetapbertahan, meskipun dalam tahapyang kurang atau belum layak.Kedua, sektor informal (PKL) telahmenciptakan lapangan kerja barubagi mereka yang tidak memilikikesempatan bekerja pada sektorformal.Secara teoritis istilah PedagangKaki Lima merupakan peninggalanzaman penjajahan Inggris (AnNal,1983: 30). Diambil dari ukuranlebar trotoar yang waktu itu dihitungdalam feet sama dengan kaki; kirakira31 centimeter lebih sedikit. Lebartrotoar waktu itu 5 kaki (1,5 meter).Pedagang yang berjualan ditrotoartersebut kemudian disebutpedagang kaki lima (PKL).Sedangkan menurut Akhirudin,1982pedagang kaki lima adalah orangyang dengan modal relatif sedikitberusaha di bidang produksi danberjualan barang-barang (jasa-jasa)untuk memenuhi kebutuhankelompok konsumen tertentu didalam masyarakat. Aktifitasnyadilaksanakan pada tempat-tempatyang sangat strategis dalam suasanalingkungan yang informal.Memang keberadaan PKLsangat dilematis, seperti yang terjadidikota <strong>Cirebon</strong>. Pada satu sisi harusdilindungi karena sebagai salah satupelaku ekonomi yang dapatmembantu menciptakan lapangankerja minimal bagi dirinya sendiri11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!