12.07.2015 Views

blakasuta 08.pdf - fahmina institute Cirebon

blakasuta 08.pdf - fahmina institute Cirebon

blakasuta 08.pdf - fahmina institute Cirebon

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

melakukan penataan pedagang kakilima. Pertama, jika pemerintahmemang punya niat baik untukmembantu pedagang kaki lima,pemerintah harus mengkaji ulangrencana tersebut atau bila perlumenunda penataan, sebab masihbanyak persoalan yang belumdiselesaikan oleh pemerintah kota.Hal ini penting untuk dilakukanmengingat selama ini terdapatbanyak kebijakan pemerintah daerahyang kelihatannya membantu bagipengembangan PKL, sepertiformalisasi usaha misalnya(penataan), tanpa disadarisebenarnya malah mematikan usahamereka. Formalisasi usaha dengandibuatkan tendanisasi atau tokotoko,meskipun terdongkraknyaharga jual produksi pedagang, tetapimereka harus mengeluarkan biayaekstra untuk sewa tempat usahatersebut. Belum lagi pola interaksiantara produsen dan konsumenmenjadi lebih formal (kaku), padahalsalah satu ciri pedagang kaki limaadalah pola interaksi yang lumerantara penjual dan pembeli,sepertidimungkinkan adanya saling tawarharga produk. Hilangnya nuansaseperti itu secara pelan-pelan akanmembuat komunitas PKLditinggalkan oleh pelanggannyakarena tidak ada bedanya denganpusat perbelanjaan lainnya.(Alisjahbana, 2003).Kedua, melakukan pendekatansecara bottom up, pendekatan inidalam upaya pengembangan danketerlibatan pedagang mutlakdilakukan. Dengan sikap edukatifpersuasif secara bertahap disesuaikandengan tingkat adaptasinya baikdalam pengertian kejiwaan,keterampilan dan naluri kerjasamaserta motifasinya. Oleh karenanya,dapat ditempuh pembinaan secaratidak langsung atau secara langsung.Tahap pengembangan individu darikomunitas PKL harus disesuaikandengan kondisi masing-masing subsektor dengan alternatif menjadikanpedagang yang mapan dan bila manatelah dipandang cukup mampudapat ditarik ke arah sektor formalmelalui penataan yang partisipatif.Ketiga, pembinaan danpengawasan mutlak untukdilakukan, namun dasar pembinaantersebut tidak didasarkan padapengaturan-pengaturan yang ketat,akan tetapi justru didasarkan padakepastian dan ketenangan usaha.Mungkin makalah Gurbenur DKI(1985) mengenai pembinaanpedagang kaki lima bisa dijadikanacuan, ia berpendapat bahwapembinaan terhadap sector informalkhususnya PKL merupakan upayapendidikan yang mengandungunsur pembangkit, ajakan,dorongan, bimbingan, pengarahan,pemberian bantuan yangdilaksanakan secara sadar,terprogram, terarah, teratur danbertanggung jawab, dalam rangkamemperkenalkan, membimbing danmengembangkan mereka. Agarmemiliki kepribadian, sikap dantingkah laku yang seimbang, selaras,serasi dan utuh dalam rangkamemberikan keterampilan,pengetahuan dan teknologi, bantuanmodal atau alat-alat produksi sampaidengan mampu mengelolapemasarannya, sesuai dengan bakat,kecenderungan, keinginan sertakemampuan untuk meningkatkanproduktivitasnya demi kehidupandan kesejahteraan yang layak bagikemanusiaan.Keempat, kemungkinansemakin rusaknya lingkunganSukalila akibat dampak daripenataan agar dipertimbangan.Pemerintah kota sebaiknyamelakukan studi kelayakan analisismengenai dampak lingkungan(AMDAL) untuk mengetahui apakahpenataan tersebut tidak merusaklingkungan sekitarnya. Sepertikemungkinan pemangkasan ataumalah penebangan pohon-pohondijalur hijau, semakin tercemarnyasungai Sukalila akibat pembuangansampah organik, anorganik danlimbah industri. Semakindangkalnya sungai Sukalila akibatkedua ruas sungai tertutup olehpedagang sehingga menyulitkanproses pemeliharaan.Keempat rekomendasi diatastidaklah mutlak, tentunya masih bisadiperdebatkan, paling tidak bisadijadikan dasar pemikiranpemerintah kota yang selama initidak adil dalam menilai keberadaanPKL.Catatan AkhirLangkah ke depan yang perludiperhatikan oleh pihak pemkotadalah membuat suatu kebijakanyang mampu memberikankeuntungan semua pihak, termasukmampu meningkatkan pendapatanasli daerah (PAD) dari kebijakanyang dihasilkan. Diyakini, bahwapenertiban, relokasi, penataan atauapapun namanya hanya akanmenyelesaikan persoalan dalamwaktu sesaat, akan tetapi belummampu memecahkan persoalanuntuk jangka waktu panjang,mengingat berbagai pihak yangberhubungan dengan Pasar, pegawaikantor, pejalan kaki, pengunjung,angkutan umum dan lainnya padadasarnya secara langsung maupuntidak langsung sangatmembutuhkan kehadiran PKL.Mereka membutuhkan para PKLkarena berbagai keuntungan dankemudahan yang bisa merekarasakan.Diyakini pula, faktorkeindahan, kebersihan, kesehatan,ketertiban, kemacetan, dankesemerawutan yang disebabkanoleh kehadiran PKL merupakanmasalah yang masih perlu dicarikansolusi terbaik. Oleh karena itu, perlupemikiran bersama semua pihakyang bisa mengurangi pengaruhnegatif yang disebabkan olehkehadiran saudara kita yangbergerak disector informal terutamaPKL disekitar kawasan Sukalila.***17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!