03.12.2012 Views

Rencana Pengembangan Industri Kreatif Menuju ... - Indonesia Kreatif

Rencana Pengembangan Industri Kreatif Menuju ... - Indonesia Kreatif

Rencana Pengembangan Industri Kreatif Menuju ... - Indonesia Kreatif

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dengan Cinta, film nasional mencetak<br />

penjualan di atas 1 juta penonton. <strong>Industri</strong><br />

film nasional mencatat ada 4 film nasional<br />

yang diproduksi tahun 2007 (Get Married,<br />

Naga Bonar Jadi 2, Terowongan<br />

Csablanca, Quicke Express) mencetak<br />

penonton di atas 1 juta. Bahkan film Ayat-<br />

Ayat Cinta (2208) yang disutradari<br />

Hanung hanya butuh waktu 2 bulan<br />

untuk mencetak 2 juta penonton. Fantastis<br />

!<br />

Kebangkitan produksi film nasional bukan<br />

hanya menimbulkan kegembiraan bagi<br />

Mira tetapi mencuatkan sejumlah<br />

kekhawatiran. Mira sangat ingat ketika<br />

memulai kiprah di dunia film lewat<br />

’Kuldesac’, dimana para filmmaker saat itu<br />

harus ’bergerilya’ dalam membuatnya.<br />

Dan kini saat industri film bergairah, para<br />

’pedagang’ menangkap peluang itu dan<br />

mencoba bikin film. Sangat boleh jadi<br />

kemunculan film-film nasional nantinya<br />

hanyalah untuk kepentingan bisnis dan<br />

hanya membuat film berdasarkan genre<br />

yang sedang laku di pasaran saja.<br />

Dalam perkembangannya, menurut Mira<br />

eksodus para ’pedagang’ itu perlu<br />

diimbangi dengan filmmaker yang<br />

mengeksplorasi sinema. Kalau tidak<br />

sejarah akan terulang lagi, dimana<br />

penonton bosan karena hanya melihat ituitu<br />

saja, sehingga meninggalkan film<br />

<strong>Indonesia</strong>. Saya pikir ada sebagian dari<br />

kita yang gigih untuk terus<br />

mengeksplorasi walaupun dengan<br />

keadaan ekonomi sulit. Ada Saya dan Riri<br />

di Miles, Rudi dengan Reload, dengan<br />

gayanya sendiri, Kalyana Shira dengan<br />

Nia Dinata, Garin<br />

Nugroho, Djoko<br />

Anwar serta beberapa<br />

sineas lainnya.<br />

Kekhawatiran lain<br />

yang juga mencuat<br />

adalah kondisi para<br />

pelaku industri film itu<br />

sendiri. <strong>Industri</strong> film<br />

nasional berjalan tanpa<br />

terlampau<br />

mengindahkan<br />

keberadaan<br />

pendidikan film<br />

sebagai penghasil<br />

tenaga-tenaga terampil<br />

di bidang audio-visual.<br />

255<br />

Akibatnya, tidak ada standardisasi profesi<br />

ataupun standardisasi teknis.<br />

Kebangkitan produksi film nasional jelas<br />

berdampak pada meningkatnya<br />

kebutuhan tenaga-tenaga terampil di<br />

bidang perfilman, sayangnya hal ini tidak<br />

didukung oleh sekolah film yang<br />

memadai. Hal ini menyebabkan kondisi<br />

perfilman kita saat ini tidak memiliki<br />

sistem produksi yang kondusif dan<br />

kualitas sumber daya manusia yang ada

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!