You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
44<br />
discover - heritage<br />
Berastagi<br />
Teks & Foto: Sri Endahni<br />
Seperti berada di Myanmar, itulah pemandangan Pagoda megah yang saya rasakan<br />
saat berada di Taman Alam Lumbini, Berastagi, Sumatera Utara. Ternyata apa yang saya<br />
rasakan tersEbut wajar adanya, karena Pagoda di tempat ini<br />
merupakan replika Pagoda di Myanmar.<br />
taman Alam Lumbini terletak di Desa Tongkeh, Kecamatan<br />
Dolat Rakyat, Kabupaten Karo, Berastagi, Sumatera Utara.<br />
Fungsinya adalah sebagai tempat pelatihan diri bagi umat<br />
Budha seperti meditasi dan aktivitas Buddhis lainnya yang<br />
bertujuan untuk pengembangan Buddha Dharma. Di dalam<br />
kompleks taman alam terdapat sebuah kuil Budha atau Pagoda<br />
yang sangat megah.<br />
Pagoda ini merupakan replika dari Pagoda Shwedagon yang ada<br />
di Burma, Myanmar. Replika Pagoda Shwedagon di Taman Alam<br />
Lumbini ini merupakan replika tertinggi kedua yang pernah ada<br />
diantara replika sejenis yang ada di luar Burma (Myanmar) dan<br />
sekaligus kategori tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Pagoda<br />
ini meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)<br />
dengan kategori tertinggi di Indonesia. Pagoda di Taman Alam<br />
Lumbini tampak megah karena bangunannya diselimuti cat<br />
berwarna emas.<br />
Jika sedang tidak ada jadwal ibadah, pengunjung boleh masuk<br />
ke dalam Pagoda Emas. Tapi untuk masuk ke dalam pengunjung<br />
harus berpakaian sopan dan menjaga ketertiban. Meskipun<br />
pagoda ini terbuka untuk umum, tetapi tetap merupakan tempat<br />
ibadah bagi umat Budha. Maka dari itu, jika masuk ke dalam<br />
Pagoda, pengunjung harus melepas alas kaki, tidak boleh<br />
membawa makanan dan minuman, juga pada saat memotret<br />
tidak boleh menggunakan flash, dan tentu saja tidak boleh<br />
berisik karena akan mengganggu umat Budha yang datang untuk<br />
bersembahyang.<br />
Nama Lumbini sendiri sebenarnya merupakan nama sebuah<br />
tempat di kaki Gunung Himalaya (Nepal), di mana Pangeran<br />
Siddharta Gautama dilahirkan pada tahun 563 SM oleh seorang<br />
Ratu yang bernama Mayadevi dan kelak Sang Pangeran akan<br />
menjadi Buddha. Pembangunan komplek Taman Alam Lumbini<br />
dengan replika pagoda berlantai dua ini merupakan sumbangan<br />
dari berbagai kelompok Buddhist dari berbagai negara di dunia.<br />
EDISI 71 | JANUARI <strong>2017</strong> |