11.01.2017 Views

Sriwijaya Magazine Januari 2017

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

96<br />

FOOTNOTE<br />

Tunaikan Welas Asih dan Seimbangkan Hidup<br />

Gempa di Aceh menjadi berita duka bagi Bangsa Indonesia. Harmonisasi<br />

Bangsa Indonesia yang sempat tidak selaras beberapa waktu lalu kini<br />

bangkit kembali. Fanatisme untuk satu tujuan yang sempat marak pun luntur<br />

oleh rasa welas asih terhadap sesama dan kesadaran sebagai Bangsa<br />

Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.<br />

lima unsur atau<br />

elemen dalam<br />

metafisika,<br />

semuanya samasama<br />

dibutuhkan oleh<br />

setiap individu. Elemen<br />

tanah melambangkan<br />

kebutuhan akan sandang<br />

dan pangan. Elemen air<br />

dibutuhkan juga dalam<br />

kehidupan sehari-hari<br />

yang melambangkan<br />

komunikasi. Sebagai<br />

mahluk sosial, manusia<br />

membutuhkan komunikasi.<br />

Elemen kayu melambangkan pendidikan dan<br />

uang atau tabungan. Elemen api melambangkan<br />

kepercayaan, agama, ajaran-ajaran moral, dan<br />

hiburan atau entertainment. Elemen terakhir<br />

yakni logam, melambangkan pelatihan, olahraga<br />

yang membentuk tubuh, menguatkan juga disiplin.<br />

“Individu yang terlalu disiplin<br />

juga akan menyebabkan sosok yang<br />

kaku dan sulit untuk menjadi lebih<br />

fleksibel terhadap orang lain”<br />

Dari kelima elemen tersebut, tidak bisa hanya<br />

kita utamakan satu elemen saja. Keseimbangan<br />

lima elemen tersebut harus dijaga dengan baik.<br />

Sebagai contoh jika terlalu banyak makan maka<br />

justru timbul berbagai penyakit. Individu yang<br />

terlalu disiplin juga akan menyebabkan sosok<br />

yang kaku dan sulit untuk menjadi lebih fleksibel<br />

terhadap orang lain. Atau saya ambil contoh lain,<br />

sosok yang terus saja belajar tanpa<br />

bekerja juga tidak akan baik hasilnya.<br />

Fanatik terhadap satu hal ada baiknya<br />

dialihkan ke hal-hal yang lebih positif.<br />

Hal ini terkait dengan kondisi<br />

pemberitaan demo yang marak<br />

baru-baru ini. Perhatian publik<br />

terpusat kepada hal itu selama<br />

berminggu-minggu. Harmonisasi<br />

antara beberapa kelompok<br />

masyarakat pun sempat sedikit<br />

terganggu dengan hal tersebut.<br />

Namun ke-Bhinneka Tunggal Ikaan<br />

kita sebagai satu bangsa Indonesia seperti kembali<br />

hidup ketika berita gempa di Aceh muncul. Tidak peduli<br />

siapapun, dari latar belakang apapun, bersatu padu<br />

untuk membantu korban gempa.<br />

Berita Aceh telah membangkitkan rasa welas asih<br />

seluruh bangsa Indonesia yang bahu membahu<br />

tergerak untuk membantu. Berita gempa di Aceh<br />

menunjukkan diri kita sebagai seorang manusia<br />

yang juga mampu menunjukkan welas asih<br />

terhadap sesama. Kita mau hidup kita untuk selalu<br />

‘terang’ maka harus ada welas asih dalam diri kita.<br />

Erwin Yap<br />

Edukator & Konsultan Metafisika Tiongkok, Traveler,<br />

Pemerhati Seni dan Budaya<br />

Hp: 08999099889<br />

www.erwinyap.com<br />

Kursus online baca rupa:<br />

www.erwinyap.asia/kursus_bacarupa<br />

EDISI 71 | JANUARI <strong>2017</strong> |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!