4emagz-fix

Cakrawala
eMagz Edisi September 2015
Learning Centre Group
Bank Syariah Mandiri
Benchmark
ke PLN CorpU
Learning Centre Group Bank Syariah Mandiri yang
berkantor di Jl. Tanah Abang Timur No. 11, Jakarta
Pusat. Benchmark ke PLN CorpU, pada hari Senin
(28/09). Rombongan berjumlah sepuluh orang,
dipimpin Rahmat Darmawan, Head LC Group BSM.
Dalam rangka rencana CorpU, yaitu mendirikan
Banking Academy, LC Group BSM benchmark ke
PLN CorpU mengenai LMS (Learning Management
System). Mereka ingin mengetahui lebih banyak
bagaimana LMS di PLN CorpU dilaksanakan, aplikasi
apa yang digunakan, serta apa keunggulannya
sehingga kini menjadi tujuan belajar dari berbagai
instansi yang ada di dalam negeri, bahkan luar negeri.
Rombongan tiba di PLN CorpU diterima oleh
Eddy Irawan, DM Pengelolaan Kemitraan dan Rantai
Pasokan Pembelajaran. Sekaligus menjadi pembuka
acara benchmark pagi itu. Materi awal pengenalan
PLN CorpU secara umum dipaparkan Edi. Kemudian
penjelasan bidang lainnya dibantu Siti Djubaedah dari
sisi budaya korporat, Ina Sugiarto membahas soal
keuangan, dan soal LMS disampaikan Rohmat Khoirur.
“Tampilkan materi secara lebih demonstratif, berikan
yang mereka mau, semua yang diperlukan. Sehingga
pulang dari benchmark hari ini, kawan-kawan dari
Mandiri bisa membawa sesuatu,” perintah Okto Rinaldi,
CLO PLN CorpU, yang datang ditengah acara. Kehadiran
CLO PLN CorpU membuat suasana benchmark lebih segar
dengan masukan dan saran cara penyampaian materi.
“Kelebihan LMS yang ada di PLN Corpu adalah
aplikasinya di bangun sendiri,” tegas Okto. Selain
kelebihan itu, masalah LMS di lembaga mana pun semua
sama saja. Meskipun secara umum pelaksanaan LMS
belum semuanya berjalan memadai, disebabkan proses
bisnis PLN yang unik. Namun aplikasi LMS yang telah
dijalankan PLN CorpUsaat ini telah mendapat pengakuan
dari lembaga luar negeri yaitu dari Taiwan dan Amerika.
Sejatinya, Okto menyebut bahwa menjadi CorpU itu
sederhana tapi tidak mudah melaksanakannya. “Jika seluruh
program sudah link and match dengan bisnis dan kebijakan
strategis perusahaan. Berarti itu sudah CorpU,” beber Okto.
Dalam pelaksanaannya, menjadi CorpU memang
tidak gampang. “CorpU itu barang baru. Jika lagu lama
masih dipake, CorpU tidak akan laku,” jelas Okto.
Maksudnya, CorpU sebagai sesuatu yang baru harus
benar-benar diperkenalkan sebagai sesuatu yang baru .
Mempelajari kondisi tersebut, PLN CorpU segera
melaksanakan upaya dengan menyimpan semua
materi lama menggantinya dengan yang baru. Sehinga
orang tidak akan terjebak dalam perasaan bosan
mendapat materi yang berulang bahkan dengan
pemateri yang itu-itu juga. Kemudian metode lama
juga dirubah, waktu lalu selesai diklat selesai begitu
saja. Sekarang pulang pendidikan, mereka harus bisa
memberikan feed back yang bagus untuk perusahaan.
“Perubahan itu bahkan dimulai dari suasana. Kami ganti
disain ruangan agar suasananya lebih CorpU. Harapannya
agar mindset mereka juga bisa berubah, tidak lagi terikat
cerita lama pusat pendidikan yang membosankan.
Termasuk pelayanan kita tingkatkan, misal dengan
menyediakan jaringan Wifi. Semua itu dilakukan agar begitu
mereka datang benar-benar merasakan perbedaan antara
CorpU sekarang dengan Pusdiklat jaman dulu,” jelas Okto.
Melihat ada sebuah perubahan, dengan menampilkan
sesuatu yang baru secara otomatis akan membuat
orang tertarik. Selain merubah isi dalamnya, PLN
Corpu di bawah komando Okto juga mencoba
merubah kemasannya. Sehingga semua orang yang
telibat didalamnya benar-benar bisa merasakan
suasana pembelajaran baru yang menyenangkan.
Okto Rinaldi, CLO PLN CorpU (poto kanan)
Mengunjungi perpustakaan PLN CorpU Rombongan Bank Syariah Mandiri Penyerahan Cindera Mata
12