4emagz-fix
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
eMagz<br />
Cakrawala<br />
Edisi September 2015<br />
Ia sangat berharap dari acara hari ini muncul pionir-pionir<br />
yang bisa menciptakan sekaligus menularkan semangat<br />
kerja tinggi hingga bisa mencapai fase pengabdian pada<br />
sang pencipta. “Kita di tingkat pengelola SDM harus bisa<br />
menggeser motivasi pegawai, dari tingkat dasar hingga level<br />
yang lebih tinggi, menjadi god as a stake holder tidak lagi<br />
untuk reputasi, jabatan, penghargaan, apalagi imbalan”.<br />
Kunci agar tercipta pegawai yang motivasinya god<br />
as a stake holder, adalah rasa senang hati pegawai<br />
saat menjalankan tugasnya tersebut. Dalam EVP,<br />
kondisi itu sangat mungkin diciptakan oleh para<br />
pegawai, karena intinya EVP adalah program yang<br />
memungkinkan pegawai mendapatkan sensasi “happy”.<br />
Dalam EVP sangat memperbolehkan pegawai baktisosial<br />
saat jam kerja, tujuannya adalah untuk membangun<br />
pegawai menjadi seorang “giver”. Sehingga usai memberi<br />
sesuatu kepada orang lain, mereka mendapat sensasi<br />
happy, rasa senang kemudian berubah menjadi energi<br />
positif, dampaknya adalah tingkat produktivitas meningkat,<br />
lingkungan otomatis dapat sumbangan manfaat.<br />
Menurut catatan dibuku-buku kesehatan, rasa senang<br />
itu dipacu oleh meningkatnya Hormon Endorfin. Hormon<br />
ini keluar ketika orang mendapat sensasi senang, bisa<br />
akibat berolah raga, tertawa, dan keluar ketika mereka<br />
dapat sensasi saat memberi atau berbagi dengan sesama.<br />
“Coba bayangkan situasinya, mungkin anda pernah<br />
rasakan sesaat usai memberi, akan ada rasa saya bisa<br />
berguna bagi orang lain atau rasa lebih berutung. Efeknya<br />
muncul Endorfin, hormon yang efeknya sama dengan<br />
narkotik, bahkan 8 kali lebih hebat akibat happynya.<br />
Sehingga mental dan fisik jadi sehat, pikiran positif,<br />
dan produktivitas kerja semakin tinggi,” ungkap Bagus.<br />
Sangat positif, dalam kegiatan perusahaan ada CSR.<br />
Namun sayang CSR yang bukan CSR. “CSR yang ada harus<br />
dirombak besar-besaran, sebab dalam EVP semua harus<br />
terbangun, baik pemberi maupun yang diberi, memakai<br />
uang sendiri, menggunakan jam kerja, dan kita sendiri yang<br />
mengerjakan CSR itu,” jelas Bagus. CSR yang dijalankan<br />
selama ini bisaanya yang terbangun adalah pihak yang<br />
diberi bantuan saja, sementara pemberi bantuan tidak<br />
pernah terlibat, menyerahkan semua pelaksanaan kepada<br />
penerima bantuan. Sudah dapat dipastikan si pemberi tidak<br />
akan mendapat sensasi apapun dari kegiatan tersebut,<br />
selain perasaan sudah bebas tugas memberikan bantuan.<br />
CSR seharusnya dikerjakan oleh kita, tapi jangan pula<br />
dipaksa. Menurut Bagus, EVP seharusnya dikelola dengan<br />
sebuah mesin yang komprehensif dan ada toolsnya.<br />
Sehingga akan semakin banyak pegawai yang happy.<br />
Sensasi giving tidak perlu dari sebuah kegiatan yang<br />
penomenal, bisa saja dalam bentuk yang paling sederhana<br />
sesuai dengan kemampuan kita. Misalnya membantu orang<br />
lain dengan kemampuan yang kita punya, meski hanya<br />
dengan sebuah senyum. Namun bila mampu membuat<br />
orang lain senang, tentu akan senang pula hati kita.<br />
Mulai detik ini, bagus mengajak semua peserta<br />
acara untuk selalu memaknai setiap perbuatan<br />
yang dilakukan, karena siapa yang berbuat tanpa<br />
memaknai yang dilakukan, menurut Socrates, seorang<br />
filsuf Yunani, sama dengan binatang. Bagus sangat<br />
berharap lewat acara ini akan lahir banyak “Pionir”<br />
volunteer pegawai PLN yang periang bukan pengeluh.<br />
“Intinya, dengan EVP saya ingin membuat pegawai<br />
happy,” tegas Bagus Setiawan, saat ditemui usai acara.<br />
Bagus Setiawan, Kadiv HCMS<br />
9