4emagz-fix
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Cakrawala<br />
eMagz Edisi September 2015<br />
KURIKULUM BARU UNTUK CALON PEGAWAI BARU<br />
Ridho Hutomo, Manajer MLEB<br />
Sebanyak 107 siswa prajabatan akan mengikuti<br />
pembidangan yang akan dilaksanakan selama 38<br />
hari. Terhitung sejak Jumat, 18 September 2015. Di<br />
Museum Listrik dan Energi Baru (MLEB).<br />
Siswa prajab angkatan 47-50 ini akan belajar<br />
dengan kurikulum yang sama sekali baru dari PLN<br />
Pusdiklat. Kurikulum dengan penekanan pada<br />
mindset yang berbeda, yaitu prajab berbasis resiko.<br />
Dalam arti ada resiko pekerjaan yang berdampak<br />
pada proses bisnis perusahaan. “Misalnya tentang<br />
aturan pembebasan lahan itu bukan hanya terpaku<br />
pada aturan baku, tapi bagaimana jika peraturan<br />
itu tidak dilaksanakan atau dilanggar, apa yang<br />
akan terjadi? Jadi sejak awal para siswa prajab bisa<br />
paham. Bila tidak bekerja optimal akan menghambat<br />
proses kerja perusahaan,” jelas Ridho Hutomo,<br />
Manajer MLEB.<br />
Tugas pembidangan prajabatan angkatan ke-<br />
47, menjadi tugas pertama bagi MLEB. “Mendapat<br />
tugas prajabatan sudah biasa, mendapat tugas<br />
pembidangan memang yang pertama,” ungkap<br />
Ridho. Menurutnya, MLEB biasanya hanya kebagian<br />
tugas mengelola prasarananya saja tidak sampai ke<br />
bidang pembelajaran yang tetap di koordinasi udiklat.<br />
Untuk angakatan 47 sampai 50, MLEB ditingkatkan<br />
peranannya, mendapat tugas baru mengelola<br />
pembidangan. Peran utamanya ialah bertanggung<br />
jawab terhadap kualitas diklat, mulai dari instruktur,<br />
materi, hingga sarana dan prasarana.<br />
Meski baru, tidak ada persiapan khusus yang<br />
dilakukan untuk tugas pembidangan ini. Karena<br />
MLEB sudah terbiasa mengelola training, sehingga<br />
sudah cukup berpengalaman melakukan kegiatan<br />
pembelajaran. “Tugas yang paling berat adalah<br />
mempersiapkan sesuatu yang belum pernah ada<br />
sebelumnya,” papar Ridho. Lanjutnya, “Sebab<br />
angkatan 47 itu beda dengan angakatan sebelumnya.<br />
Kurikulumnya baru, sehingga menuntut kesiapan<br />
instruktur dan materi yang lebih baik. Lain lagi jika<br />
semuanya sudah siap, semua akan mudah saja”.<br />
Hal pertama yang dilakukan Ridho selaku Nahkoda<br />
MLEB ketika mendapat tugas pertama melakukan<br />
prajabatan pembidangan, ialah melakukan<br />
koordinasi dengan udiklat pelaksana pendidikan dan<br />
kantor induk. Dalam koordinasi utama membahas<br />
masalah standar instruktur, kualitas materi,<br />
kondisi kelas, siswa, kualifikasi instruktur, dan hal<br />
lainnya. Menurutnya “Jangan sampe pelaksanaan<br />
pembidangan ini tidak sesuai dengan target yang<br />
telah dicanangkan”.<br />
Instruktur, peserta, materi, dan sarana tempat<br />
praktek memang menjadi komponen utama yang<br />
perlu dipersiapkan dalam sebuah pendidikan<br />
prajabatan. Komponen penting lainnya yang patut<br />
diperhitungkan adalah anggaran. Menurut Ridho,<br />
biaya yang dikeluarkan bagi setiap siswa cukup<br />
besar, hampir mencapai 20 juta per orang. Maka dari<br />
itu harus diperhatikan betul keberhasilan prajab ini,<br />
mengingat biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.<br />
Oleh sebab itu dalam pembidangan angkatan ke-<br />
47 ini, Ridho sangat menekankan materi di program<br />
ini mampu menjadikan peserta sebagai “enabler” atau<br />
“penggerak”. Jika suatu saat sudah bekerja, mereka<br />
bisa memberikan saran atau masukan non teknis<br />
kepada rekan kerja mereka dibidang operasional<br />
atau teknis. Sebab masalah teknis tidak bisa lepas<br />
dari masalah non teknis seperti hukum, administrasi,<br />
dan soal sosial.<br />
“Banyak kasus kawan-kawan di dibidang teknis<br />
tidak paham masalah hukum atau mengabaikan soal<br />
tertib administrasi. Orang teknis itu sering memakai<br />
bahasa yang penting kerja beres tapi tidak tertib<br />
administrasi. Sehingga sering di kemudian hari timbul<br />
masalah,” tegas Ridho. Oleh sebab itu, lanjutnya,<br />
“Saya tekankan kepada siswa prajab jika sudah<br />
tahu ilmunya harus mau membagi ilmu yang mereka<br />
17