05.04.2013 Views

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BALI DAN PENGOLAHAN HASIL LIMBAH<br />

SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR<br />

Ketut Mahaputra, I Made Rai Yasa dan I Nyoman Adijaya<br />

Balai Pengkajian Teknologi <strong>Pertanian</strong> Bali<br />

ABSTRAK<br />

Sapi Bali sampai saat ini masih merupakan komoditi unggulan bidang peternakan di Bali. Walaupun sebagai<br />

komoditi unggulan, sapi Bali memiliki banyak kelemahan yaitu pertumbuhan yang relatif lambat. Usaha penggemukan<br />

sapi Bali yang dilaksanakan pada lahan kering dicirikan dengan ketersediaan pakan ternak yang terbatas. Adanya inovasi<br />

teknologi penggemukan sapi Bali pada lahan kering memungkinkan untuk lebih meningkatkan pertambahan bobot sapi<br />

yang akhirnya akan menambah pendapatan bersih yang diterima petani. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari<br />

2007 di Kelompok Tani Tunas Harapan Kita Desa Sanggalangit Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng sebagai salah<br />

satu wilayah Prima Tani yang telah mengembangkan usaha penggemukan sapi dengan kandang koloni berikut<br />

pengolahan limbah sebagai pupuk organik padat dan cair (Bio Urine). Dalam penerapan inovasi teknologi tersebut<br />

tentunya seiring dengan peningkatan biaya yang diperlukan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk mengetahui<br />

pendapatan bersih yang diterima petani setelah penerapan inovasi teknologi tersebut. Metode dasar yang digunakan<br />

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, penentuan sampel secara purposive dan analisis data dengan analisis<br />

parsial usahatani selama satu kali proses produksi (6 bulan) menggunakan pendekatan dengan rumus perhitungan: Pd =<br />

TR – TC, dilanjutkan dengan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan usaha penggemukan sapi diperoleh pendapatan<br />

bersih Rp. 7.831.675,- , dari pupuk organik cair (bio urine) sebanyak Rp. 2,334,138,- serta hasil pupuk padat sebesar Rp.<br />

1,180,313,-. Jadi dalam periode 6 bulan usahatani penggemukan sapi Bali dan pemanfaatan limbah ternak sebagai<br />

pupuk organik padat maupun cair, memberikan pendapatan bersih kepada kelompok tani sebesar Rp. 11.346.125,-<br />

dengan R/C sebesar 1,2 yang berindikasi bahwa usaha tersebut menguntungkan untuk dilakukan.<br />

Kata kunci : Penggemukan sapi, pupuk padat, pupuk cair, pendapatan<br />

PENDAHULUAN<br />

Keberadaan kegiatan Prima Tani yang merupakan kegiatan multi years memungkinkan melakukan<br />

kegiatan pengembangan inovasi teknis maupun kelembagaan secara bertahap. Salah satu kegiatan dalam<br />

mengoptimalkan sumberdaya lokal adalah pengembangan ternak sapi, dimana terdapat pemanfaatan limbah<br />

ternak sebagai pupuk organik dalam upaya pemulihan hara tanah.<br />

Bali pada tahun 1999 memiliki populasi sapi sebanyak 526.013 ekor (Anonimous, 2000) dan telah<br />

menjadi 576.586 ekor atau meningkat 9,6% di tahun 2004 atau dengan kepadatan 102,36 ekor/km². Dengan<br />

kepadatan tersebut, menempatkan Bali sebagai daerah dengan populasi ternak sapi terpadat di Indonesia<br />

(Anonimous, 2004). Sapi Bali sampai saat ini masih merupakan komoditi unggulan bidang peternakan di<br />

Bali. Walaupun sebagai komoditi unggulan, sapi Bali memiliki banyak kelemahan yaitu pertumbuhan yang<br />

relatif lambat. Selain kelemahan tersebut sapi Bali memiliki kelebihan yang luar biasa dibandingkan dengan<br />

jenis sapi lainnya yaitu daya adaptasinya sangat baik dengan lingkungan pemeliharaanya (Darma, 1997).<br />

Keadaan Umum lahan kering untuk daerah peternakan dicirikan dengan ketersediaan pakan ternak<br />

yang terbatas. Petani pada daerah ini pada umumnya petani kecil dengan tingkat perekonomian yang lemah<br />

dan tingkat pendidikan yang rendah sehingga sangat berpengaruh terhadap cara berusahatani ataupun<br />

beternak (Suprapto, dkk. 1999). Keberhasilan dan keberlanjutan dari usaha peternakan skala rumah tangga<br />

untuk lahan kering akan sangat tergantung dari ketersediaan pakan guna pemenuhan kebutuhan ternak itu<br />

sendiri. Menurut Gunawan, dkk (1996), usaha penggemukan sapi potong memerlukan pakan dengan<br />

kwantitas yang cukup dengan kualitas yang baik secara kontinyu. Pemberian konsentrat sebagai pakan<br />

penguat biasanya dilakukan terbatas oleh petani yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang baik<br />

(Kusnadi, dkk. 1993). Akibatnya secara umum produktivitas sapi potong yang dipelihara petani di pedesaan<br />

menjadi rendah.<br />

Adanya inovasi teknologi tentunya akan merubah struktur biaya dalam proses produksi untuk<br />

menghasilkan manfaat yang diinginkan, sehingga perlu dilihat keuntungan ataupun manfaat dari penerapan<br />

inovasi teknologi terutama dalam kegiatan peternakan penggemukan sapi yang dilakukan di daerah<br />

pengkajian.<br />

158

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!