Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian
Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian
Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PEMBAHASAN<br />
Profil Peternak Kambing di Sukaraja dan Sambelia<br />
Peternak yang mendapatkan bantuan kambing dengan sistem gaduhan atau kadasan memiliki<br />
kriteria diantara adalah petani kecil atau miskin di daerah kering marginal. Yang menjadi responden dalam<br />
penelitian ini adalah terdiri dari 15 orang dari Desa Sambelia dan 15 orang dari Desa Sukaraja, seluruhnya<br />
merupakan petani kooperator dari kegiatan pengkajian yang dilaksanakan oleh <strong>BPTP</strong> <strong>NTB</strong> melalui proyek<br />
P4MI. Berusia antara 30 hingga 70 tahun, memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Tanaman<br />
pangan (padi, jagung, kacang hijau) merupakan usaha utama mereka, dan tanaman perkebunan (tembakau)<br />
bagi mereka yang lahannya memungkinkan untuk tanaman tersebut. Disamping itu di antara mereka ada<br />
yang memiliki pekerjaan lain seperti nelayan, guru, buruh bangunan, pencari kayu bakar, kusir.<br />
Pada umumnya ternak kambing menjadi usaha sampingan, dipelihara secara semi intensif atau<br />
ekstensif. Pada musim hujan kambing dipelihara di kandang atau dilepas di sekitar pemukiman atau<br />
pekarangan rumah. Kandang-kandang dibangun di sekitar rumah-rumah mereka, bahkan tidak jarang yang<br />
membangun kandang menyatu dengan bagian dari bangunan rumahnya. Bisa dikatakan bahwa lingkungan<br />
sekitarnya menjadi kurang sehat terutama bagi manusia.<br />
Pakan disediakan oleh petani-peternak dengan mencarikan hijauan di sekitar lahan-lahan pertanian<br />
dan tempat-tempat umum yang ditumbuhi oleh rumput alam. Sebagian petani menggembalakan kambingnya<br />
pada padang-padang rumput, dan menjaganya agar tidak masuk ke lahan pertanian karena dapat merusak<br />
tanaman. Sedangkan dimusim kemarau kambing bebas digembalakan atau dilepas bebas pada siang hari<br />
untuk mencari makanannya sendiri. Karena saat musim kemarau lahan pertanian yang tidak ditanami.<br />
Ternak hanya dikandangkan pada malam hari.<br />
Hijauan pakan relatif cukup tersedia untuk kebutuhan ternak kambing, karena kemampuan ternak<br />
kambing untuk memakan berbagai jenis hijauan termasuk rumput kering, semak-semak atau tanaman perdu,<br />
dan daun-daun yang berasal dari tanaman tahunan seperti jambu mete, mangga nangka dan sebagainya,<br />
bahkan daun bambu juga disukai oleh kambing.<br />
Produktivitas Ternak<br />
Tingkat penerimaan dari usaha ternak sangat dipengaruhi oleh produktivitas ternak peliharaannya.<br />
Pada dasarnya produktivitas seekor ternak menyangkut kinerja produksi dan reproduksi (Sutama, 2004) 2) .<br />
Demikian yang dinyatakan oleh Batubara et al., (1996) disitasi oleh Karo Karo, (2004), bahwa agar mampu<br />
mencapai laju pertumbuhan produksi sesuai yang diharapkan, maka telah dilakukan identifikasi kendala<br />
produksi dan penyediaan paket teknologi. Namun demikian kurang berkembangnya sistem agribisnis<br />
kambing potong di Indonesia pada skala ekonomi terutama disebabkan oleh beberapa kendala biologis.<br />
Peningkatan produktivitas ternak pada umumnya sangat tergantung pada kemampuan ternak untuk<br />
berproduksi dan kemampuan peternaknya untuk memelihara ternaknya dan mengelola usahanya. Tujuan<br />
akhir suatu usaha dibidang pertanian pada umumya adalah pencapaian tingkat pendapatan. Selama ini<br />
kurang diperhitungkan oleh petani atau peternak sendiri yang berasal dari usahataninya. Sehingga hal inilah<br />
yang perlu diperbaiki.<br />
Sistem gaduhan ternak bertujuan memberikan tambahan income bagi usahatani, diberikan pada<br />
petani miskin di Desa Sambelia dan Desa Sukaraja adalah :<br />
Tabel 1. Penerimaan bantuan ternak kambing untuk masing-masing peternak di dua desa.<br />
Uraian<br />
Petani<br />
Desa Sambelia Desa Sukaraja<br />
Keterangan<br />
Ternak betina yang<br />
diberikan<br />
2 ekor 3 ekor<br />
Pejantan kambing 2 ekor perkelompok 1 ekor Satu kelompok<br />
di Sambelia<br />
terdiri dari 5<br />
orang anggota<br />
Pembagian hasil<br />
Peternak : Pengelola<br />
75 % : 25% 50% : 50%<br />
Sistem pengembalian Setelah 2 kali beranak, induk<br />
Setelah 6 kali beranak ternak menjadi<br />
induk<br />
dikembalikan.<br />
milik<br />
Sistem pengembalian Pejantan untuk mengawini betina dan Pejantan juga harus dikembalikan atau<br />
pejantan<br />
bila perlu replacement dapat dijual dan dijual, peternak mendapatkan selisih<br />
selisih harga (harga saat diterima dengan<br />
harga jual) menjadi hak kelompok.<br />
harga saat menerima dengan harga jual<br />
183