05.04.2013 Views

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ata berkisar 300-400 ekor perbulan pada hari biasa. Menjelang hari raya Idul Adha, penjualan meningkat<br />

berkisar 2000-3000 ekor dalam jangka waktu satu bulan (<strong>BPTP</strong> <strong>NTB</strong>, 2005).<br />

Hingga saat ini ternak kambing belum diusahakan secara komersial, dan masih merupakan<br />

komponen dari sistem usahatani. Pengembangan usaha yang lambat, saat ini masih bersifat sebagai usaha<br />

sampingan. Banyak hal yang mempengaruhi kondisi demikian, antara lain : sumberdaya manusia, sumber<br />

daya alam, kemampuan finansial petani yang rendah, serta akses permodalan yang lemah.<br />

Secara konsepsional sistem agribisnis peternakan dapat diartikan sebagai semua aktivitas, mulai<br />

dari pengadaan atau penyaluran sarana produksi, budidaya ternak, sampai kepada pengolahan hasil serta<br />

pemasaran produk usaha ternak. Suatu sistem dapat berjalan dengan baik apabila ada dukungan dari berbagai<br />

kelembagaan yang difungsikan sesuai dengan peranannya. Dengan demikian, sistem agribisnis peternakan<br />

merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai sub sistem, yaitu sub sistem sarana produksi, produksi dan<br />

budidaya, pengolahan dan pasca panen produk, pemasaran serta kelembagaan pendukung (Karo Karo, 2004).<br />

<strong>Peternakan</strong> kita yang sebagian besar dikelola oleh petani dan peternak dengan jumlah kepemilikan<br />

ternak yang relatif sedikit. Untuk meningkatkan produktivitasnya tidaklah mudah karena permasalahan yang<br />

ada di dalamnya demikian kompleks. Progam pemerintah cukup banyak dalam mengembangkan agribisnis<br />

di wilayah pedesaan seperti membangun sentra produksi dan berbagai jenis bantuan modal dan teknologi,<br />

diharapkan dapat mengarahkan usaha pertanian dari yang bersifat tradisional menjadi industri.<br />

Bantuan pemeritah melalui sistem gaduhan atau kadasan pada usaha peternakan cukup memberikan<br />

peluang dalam pengembangan usaha peternakan dimasyarakat dan lebih efektif. Kontrol dan manajemen<br />

pengelolaan perlu dilakukan dengan baik. Evaluasi secara reguler sangat penting untuk mengetahui tingkat<br />

pencapaian tujuan melalui pengukuran tingkat perkembangan usaha. Karena seringkali program seperti ini<br />

mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan.<br />

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem gaduhan terhadap produktivitas<br />

kambing, dan tingkat pengembalian modal pinjaman dari sistem gaduhan pada kelompok peternak di Desa<br />

Sambelia dan Desa Sukaraja.<br />

METODE PENELITIAN<br />

Penelitian dilaksanakan di Desa Sambelia Kecamatan Sambelia dan Desa Sukaraja Kecamatan<br />

Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Dilaksanakan pada bulan Agustus 2006.<br />

Responden berjumlah 30 orang petani-peternak yang mendapatkan bantuan ternak kambing dari<br />

Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) melalui kegiatan Pengkajian Sistem<br />

Agribisnis Ternak di Lahan Kering. Penentuan responden berdasarkan pada strata kepemilikan pada saat itu<br />

(Agustus 2006) yaitu petani-peternak yang memiliki 2-5 ekor, 6-9 ekor dan 10-24 ekor.<br />

Penerapan sistem guliran yang berbeda di kedua desa tersebut : Desa Sambelia. Setiap petani<br />

kooperator mendapatkan 2 ekor induk dan kelompok mendapatkan 2 ekor pejantan. Setelah induk kambing<br />

beranak 2 kali maka digulirkan pada anggota kelompok lainnya. Anak yang dihasilkan dibagi 75 % : 25 %<br />

untuk petani kooperator dan pihak <strong>BPTP</strong>. Pejantan digunakan secara bergilir dalam kelompok. Desa<br />

Sukaraja. Diterapkan sistem berbeda yaitu pemberian ternak kambing pada peternak sebanyak 4 ekor<br />

terdiri dari 1 ekor pejantan dan 3 ekor induk. Anak kambing yang dihasilkan digulirkan setelah lepas sapih<br />

dengan perjanjian 50% : 50%.<br />

Penelitian dilakukan dengan metode survei menggunakan daftar pertanyaan terstruktur. Observasi<br />

dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sistem pemeliharaan, kondisi sumber daya<br />

alamnya.<br />

Data dan Analisa Data<br />

Data yang terkumpul dianalisa menggunakan statistik sederhana untuk mengukur nilai rata-rata dan<br />

standar deviasi pada beberapa variabel seperti mortalitas, produksi anak pertahun, perkembangan populasi<br />

selama 3 tahun. Hasil perhitungan dijadikan sebagai dasar asumsi dalam memprediksi tingkat penerimaan<br />

dan pengembalian modal yang berasal dari ternak digaduhkan.<br />

182

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!