05.04.2013 Views

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

Peternakan - BPTP NTB - Departemen Pertanian

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BAHAN ALTERNATIF (CAMPURAN OLI, CUKA, BAWANG MERAH, DAN BELERANG)<br />

SEBAGAI OBAT SCABIES PADA KAMBING<br />

Nurul Hilmiati, Achmad Muzani, Awaludin dan Kaharudin<br />

Balai Pengkajian Teknologi <strong>Pertanian</strong> Nusa Tenggara Barat<br />

ABSTRAK<br />

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas pemanfaatan bahan-bahan alternatif untuk mengobati<br />

scabies pada kambing di Desa Sukaraja, Lombok Timur. Kambing yang digunakan adalah milik petani yang secara alami<br />

terinfeksi scabies dan menunjukkan gejala klinis. Kambing dibagi dalam empat kelompok perlakuan yaitu :<br />

menggunakan vaselin belerang 3% (perlakuan 1), oli belerang 3% (perlakuan 2), bawang merah + cuka + oli (perlakuan<br />

3) dan Ivermectin dengan dosis sesuai anjuran (Bernomex, Bernofarm, Indonesia) (perlakuan IV sebagai pembanding).<br />

Hasil penelitian menunjukkan pengobatan menggunakan Ivermectin memberikan kesembuhan paling cepat namun<br />

penggunaan bahan alternatif juga secara signifikan menunjukkan hasil yang positif. Hal ini terlihat dari 13 kambing yang<br />

diobati menggunakan bahan alternatif, hanya 2 kambing yang masih secara klinis terindikasi scabies sampai pengamatan<br />

terahir. Kelompok I mulai menunjukkan tanda-tanda kesembuhan mulai minggu ke-3 sementara kelompok II dan III<br />

mulai menunjukkan kesembuhan pada minggu ke-6. Adapun kelompok IV (pembanding) mulai menunjukkan<br />

kesembuhan mulai minggu ke-3. Analisis ekonomi juga menunjukkan bahwa biaya pengobatan (sampai kambing<br />

menunjukkan kesembuhan) menggunakan bahan alternatif jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan<br />

ivermectin (Rp. 18.810 untuk kelompok I, Rp. 8.520. untuk kelompok II, Rp. 7.992. untuk kelompok III dan a Rp. 30.000<br />

– Rp. 40.000 untuk kelompok IV).<br />

Kata kunci : bahan alternatif, obat scabies, biaya murah<br />

PENDAHULUAN<br />

Scabies atau kudis adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai pada kambing yang disebabkan<br />

oleh tungau Sarcoptes scabiei yang ditandai dengan gatal-gatal, kulit mengeropeng, bulu rontok di daerah<br />

terifestasi dan pada stadium lanjut kulit bisa menebal dan berlipat-lipat. Scabies menyebar dengan mudah<br />

melalui kontak langsung, dan bahan-bahan yang ada di kandang seperti pagar, tempat pakan, dan bahan<br />

terkontaminasi lain yang bertindak sebagai carrier (Blood et. al., 1986). Penyakit ini menimbulkan kerugian<br />

akibat penurunan berat badan (Manurung dkk., 1992), penurunan produksi daging, kualitas kulit dan<br />

gangguan kesehatan masyarakat (Iskandar, 2000) dan penurunan harga jual kambing sampai 1/3 harga<br />

normal (Manurung 1991). Bahkan Manurung dkk (1986) menyebutkan bahwa kambing scabies yang tidak<br />

diobati bisa mengalami kematian dalam tiga bulan. Selain kerugian ekonomis tersebut, penyakit ini juga<br />

sangat merugikan karena bersifat zoonosis yaitu penyakit ternak yang mampu menyerang manusia (Blood et.<br />

al., 1986).<br />

Desa Sukaraja adalah salah satu kantung ternak kambing di Lombok di mana kambing sering<br />

terserang scabies. Sistem pemeliharan ternak yang sering digembalakan serta kondisi dan sanitasi kandang<br />

yang masih kurang baik menyebabkan tingginya angka penularan scabies pada kambing di Sukaraja.<br />

Sebagian besar peternak masih menggunakan kandang berlantai tanah dengan dinding dari bambu dan<br />

ranting-ranting pohon yang disusun sedemikian rupa untuk menghindari pencurian. Keadaan di dalam<br />

kandang seringkali gelap dan pengap. Banyak petani membiarkan kotoran kambing menumpuk di dalam<br />

kandang. Kandang umumnya jarang dibersihkan serta bekas urinasi menyebabkan lantai tanah menjadi<br />

becek. Kondisi kandang yang tidak higienis ini merupakan faktor predisposisi berjangkitnya berbagai macam<br />

penyakit. Manurung (2000) menuliskan pada periode Juni-Juli 1993 di Pulau Lombok tercatat 2.000 dari<br />

50.000 ekor kambing (4%) terserang scabies dan 1.000 ekor (50%) diantaranya mati.<br />

Walaupun sudah tersedia obat standar untuk pengobatan scabies seperti Ivermectin injeksi (Amstutz<br />

et. al., 1986), kebanyakan petani di Sukaraja tidak mengobati ternak mereka yang terserang scabies. Hal ini<br />

disebabkan mahalnya biaya pengobatan disamping sulitnya menjangkau pelayanan kesehatan hewan.<br />

Beberapa tulisan ilmiah menyebutkan bahwa bahan-bahan alternative seperti campuran oli atau vaselin –<br />

belerang dan campuran oli – cuka serta bawang merah mempunyai efektifitas menyembuhkan scabies<br />

(Manurung dkk, 1986, Manurung, 1991, Manurung dkk, 1992, Iskandar, 2000). Penelitian ini bertujuan<br />

untuk menguji apakah campuran obat-obatan alternatif seperti oli, belerang, vaselin, cuka dan bawang merah<br />

tersebut efektif, praktis serta ekonomis untuk mengobati penyakit scabies pada kambing-kambing di Desa<br />

Sukaraja, Lombok Timur.<br />

150

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!