19.04.2013 Views

hidup-dari-ujung-tombakku-zaki-ameen

hidup-dari-ujung-tombakku-zaki-ameen

hidup-dari-ujung-tombakku-zaki-ameen

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

HIDUP DARI UJUNG TOMBAKKU<br />

Umat Buddha tidak tahu cara <strong>hidup</strong> suku² nomad yang mencari nafkah dengan cara<br />

berkelana, menggembalakan ternak, merampok, berperang untuk menjarah hartabenda<br />

mangsanya. Dengan cara <strong>hidup</strong> seperti itu, maka tak heran jika mereka lalu<br />

memperbudak mangsanya untuk bisa terus <strong>hidup</strong>. Kepercayan Buddha tidak<br />

mampu menghadapi realitas dan tantangan keras serangan Islam ini sehingga<br />

mereka mengalami kerusakan parah; mereka tidak mau melawan balik, dan tidak<br />

mau pula tunduk memeluk Islam. Para Muslim Baduy merasa sangat heran akan<br />

permintaan umat Buddha agar diperbolehkan tinggal dalam kuil² Buddha. Para<br />

Muslim mengunci umat Buddha di dalam kuil mereka dan membakar mereka<br />

<strong>hidup</strong>², atau tentara Muslim membantai mereka semua saat umat Buddha sedang<br />

bersemedi.<br />

Tentara Muslim lebih senang mengejar umat Buddha di seluruh India <strong>dari</strong>pada<br />

menghadapi perlawanan umat Hindu. Beberapa kota dan masyarakat Buddha<br />

selamat <strong>dari</strong> penyerangan Islam karena daerah mereka dikitari kota dan masyarakat<br />

Hindu. Sebagian umat Buddha melarikan diri ke pegunungan. Karena alasan itulah,<br />

orang mungkin bisa mengerti di mana umat Muslim terutama tinggal di India.<br />

Daerah Pakistan dan Bangladesh dulunya adalah daerah masyarakat Buddha.<br />

Orang² Muslim menyerang dan merampas kota² dan desa² Buddha, membunuh<br />

kaum prianya, dan menangkap kaum wanita dan anak² sebagai budak. Umat<br />

Muslim memaksa semua anak² Buddha memeluk Islam untuk memutus hubungan<br />

dengan asal-usul, agama, budaya, dan sejarah mereka, dan juga untuk<br />

meningkatkan jumlah Muslim di daerah tersebut. Hal ini sama persis dengan<br />

perintah Muhammad terhadap umat Islam agar mereka bertambah banyak,<br />

beranak-pinak, menjadi tentara yang lebih besar jumlahnya untuk menguasai negara<br />

dan masyarakat lain.<br />

Generasi baru Muslim (yang dulunya adalah anak² beragama Buddha) tidak punya<br />

rasa hormat sama sekali terhadap budaya dan agama mereka yang dulu. Mereka<br />

bahkan yakin bahwa kakek moyang mereka adalah orang² kanibal yang <strong>hidup</strong> liar<br />

di hutan tanpa memakai baju, tak berbudaya, tak punya sejarah apapun, dan lalu<br />

Islam datang dan menyelamatkan mereka menjadi manusia² beradab. Para Muslim<br />

nomad membantai umat Buddha jauh lebih banyak <strong>dari</strong>pada segala jenis<br />

masyarakat yang pernah mereka perangi. Tapi sayangnya, umat Buddha jaman<br />

sekarang tidak mau mempersoalkan masalah pembantaian ini karena agama mereka<br />

melarang mereka untuk menyakiti perasaan orang lain, bahkan sekalipun setelah<br />

mereka hampir lenyap dibantai Islam semuanya.<br />

Tibet adalah satu²nya negara nomad yang tidak memeluk Islam, karena letak<br />

geografisnya yang sukar dicapai. Masyarakat Tibet merupakan masyarakat nomad<br />

terganas di seluruh daerah nomad, dan mereka menguasai sebagian besar China<br />

dan India. Seorang raja Tibet ingin menyatukan kerajaan besarnya di bawah satu<br />

agama. Dia memilih agama Buddha dan memaksa masyarakat nomad Tibet untuk<br />

42

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!