19.04.2013 Views

hidup-dari-ujung-tombakku-zaki-ameen

hidup-dari-ujung-tombakku-zaki-ameen

hidup-dari-ujung-tombakku-zaki-ameen

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

HIDUP DARI UJUNG TOMBAKKU<br />

menempel terus pada dirinya bagaikan lem perekat. Dia bersedia melakukan segala<br />

hal untuk menyingkirkan julukan itu!<br />

Kakek Muhammad yang bernama Abu Mutalib adalah salah seorang Hanif yang<br />

senior. Dia memasukkan ajaran dan pemikiran Hanif 2 pada paman Muhammad<br />

yakni Abu Talib di tempat di mana Muhammad tinggal. Dengan demikian<br />

Muhammad pun mulai mengenal ajaran Hanif yang diambil <strong>dari</strong> kepercayaan²<br />

Yudaisme, Kristen, Zoroastria, dan Sabi <strong>dari</strong> masyarakat Yemen. Terlebih lagi,<br />

Muhammad lebih mengenal kepercayaan² itu sewaktu mengadakan perjalanan ke<br />

Yemen dan Syria.<br />

Doktrin dan ajaran Hanif juga memperkenalkan seni mengelabui dan manipulasi<br />

fakta agar sesuatu tampak lebih baik dan demi tercapainya suatu tujuan. Melalui<br />

ajaran ini, Muhammad mengarang banyak kisah khayalan, melebih-lebihkan fakta,<br />

dan terang²an berdusta. Muhammad belajar tentang prinsip² manipulasi ini sejak<br />

masa kecilnya <strong>dari</strong> pamannya Abu Talib. Dia <strong>hidup</strong> dalam lingkungan masyarakat<br />

yang suka melebih-lebihkan dan salah mengartikan fakta, di samping mengalami<br />

penderitaan dan kemelaratan <strong>hidup</strong> sebagai penggembala domba miskin.<br />

Dengan latar belakang budaya dan ke<strong>hidup</strong>annya ini, Muhammad memiliki<br />

kepribadian yang unik, yang benar² memahami keberadaan masyarakat Arab Baduy<br />

dan dia memiliki kemampuan berbicara dengan masyarakat <strong>dari</strong> berbagai kelas,<br />

sesuai dengan pengertian dan kebutuhan mereka. Hal ini tampak jelas dalam gaya<br />

bahasanya di hadis² awal yang disampaikan pada masyarakat kelas atas seperti para<br />

pemimpin dan bangsawan, dan hadis² bagi mayoritas pengikutnya yang berasal <strong>dari</strong><br />

kelas bawah, seperti para penggembala dan budak. Ada perbedaan kontras gaya<br />

bahasa dan isi tulisan kedua jenis hadis ini. Muhammad jelas tahu kebutuhan dan<br />

ambisi <strong>dari</strong> berbagai kelas masyarakat yang berbeda. (Semua ini akan dijelaskan<br />

pada bab² terdahulu di buku aslinya.)<br />

Muhammad juga mewariskan kemampuan komunikasi berbagai kelas masyarakat<br />

dan bagaimana cara memanipulasi mereka pada para Muslim pengikutnya,<br />

sedemikian rupa sehingga mereka pun jadi sangat ahli dalam merubah dan<br />

memalsukan fakta, juga untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Para<br />

Kalifah setelah Muhammad, terutama Abu Bakr dan Umar, telah <strong>hidup</strong> bersama<br />

Muhammad selama lebih <strong>dari</strong> 20 tahun dan mereka pun belajar dengan baik teknik²<br />

manipulasi <strong>dari</strong> Muhammad. Mereka tahu bahwa Muhammad sebenarnya bukan<br />

Nabi, tapi mereka belajar keahlian mengganti dan mengubah fakta <strong>dari</strong> dia. Pada<br />

gilirannya, mereka pun mengajarkan keahlian ini pada para pengikutnya, yakni<br />

2 Hanif adalah kata Yahudi yang berarti menyelubungi, berpura-pura, berdusta. (ref. Anwar Hekmat, Woman and<br />

Qur’an, hal. 29).<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!