SOSOK Viola Oyong: Saya Ingin Jadi Motivator Demikianlah pernyataan yang terlontar dari mahasiswi Jurnalistik 2009 Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Penerima Beasiswa Kompas Gramedia ini menyempatkan diri untuk singgah ke kampus di tengah kesibukan magangnya di harian Kompas 04 • KKN VS MAGANG • MMXIII 20
Tumbuh di lingkungan yang ‘berbakat’, tidak membuat dara bertubuh langsing ini ciut semangat. Justru prestasi kedua kakaknya, Ribka Oyong (Putri Pariwisata Berbakat 2008) dan Glory Oyong (News Anchor Kompas TV), selalu dijadikan barometer untuk kemajuan perempuan kelahiran Batam, 12 Mei 1991 tersebut. Tidak seperti kegemaran menari yang sudah ditinggalkan, prinsip untuk selalu tidak menyusahkan orang tua masih mengakar di dalam diri perempuan yang pernah menjadi co-host Neo Democrazy Metro TV ini. Menggunakan kemeja biru garis hijau yang dipadu dengan celana jins panjang, Viola berbagi segelintir pengalaman menarik di hidupnya. Kenapa ambil jurusan Jurnalistik? Dulu waktu penjurusan sebenarnya masih galau antara Public Relation(PR) atau Jurnalistik. Waktu masa libur 3 bulan sebelum masuk semester 3 saya berpikiran dunia jurnal keras, dan akhirnya niat pindah ke PR. Karena waktu kuisionernya terlanjur (mengisi-Red.) Jurnalistik, jadi harus masuk jurnal karena sudah tersistem. Saya sempat nangis di meja Kaprodi karena membayangkan harus masuk dunia jurnalistik. Akan tetapi, setelah menjalankan proses dunia jurnalistik, akhirnya cukup menyenangkan dan bersyukur juga udah terjerumus dalam Jurnalistik ini. Dan ada satu hal yang lucu, pernah waktu bongkar-bongkar rumah itu dapet buku diary zaman dulu waktu SD, tertulis biodata dan lain-lain. Ternyata ada cita-cita tertulis JURNALIS dan saya shock! Jadi saya ngerasa Tuhan emang sudah tempatin aku disini. Bisa magang di Kompas gimana ceritanya? Pertama masuk UMN emang harapannya masuk Kompas, dan saya ambil beasiswa Kompas, lalu bisa magang di sana juga karena beasiswa itu membuat semacam ikatan. Kita harus magang di unit Kompas mana saja selama 3 bulan plus 1 tahun kontrak kerja. Dan itu harus dijalankan sebagai bentuk ikatan kerja sama UMN dengan Kompas. Di Kompas menangani rubrik apa? Di rubrik Humaniora, rubrik kebudayan, pendidikan, dan kesehatan. Merasa cocok di rubrik itu? Terus terang merasa cocok dibanding rubrik lain, tapi setiap dua minggu akan di-rolling. Selanjutnya akan ke rubrik politik dan metropolitan. Di Kompas cetak didikannya keras, apalagi anak beasiswa dipandang sudah serba bisa. Tulisan kalau jelek ya dibilang jelek, kalau bagus ya dibilang bagus. Ya didikannya bagus dan keras tidak boleh manja-manja. Jadi, saya sepertinya cocok di Humaniora dibandingkan dengan rubrik lainnya. Dukanya saat magang? Ya dukanya, seram. Saya kemana-mana sendirian, susah menghindari orang-orang yang jahil. Kemaren saya liputan di Kota Tua, begitu saya sampai, turun sendirian sudah langsung digodain sama orang punk. Nah itu dukanya, sebagai jurnalis wanita saya harus tahu cara menjaga diri. Dan saya dari penampilan secara fisik tidak cocok di Jurnalistik, karena kalau ketemu orang sering dikiranya seorang PR. Dukanya, ya mau tidak mau di Jurnalistik itu harus tangguh. Kalau disuruh mengulang penjurusan, akan tetep pilih Jurnalistik atau ke Public Relation? Dengan tahu Jurnalistik berjalan dengan baik, tetap aja susah milihnya, karena aku enjoy di dua-duanya. Karena sebelum magang di Kompas pun aku sempet masuk Jakarta Consulting Group. Di sana aku jadi PR, dan itu seminggu sebelum aku magang. Jadi, dua-duanya aku enjoy, tapi aku akan tetap milih Jurnalistik. Oke, sekarang semua sudah berjalan dengan baik. Pencapaian apa lagi yang masih mau diraih? Saya sebenarnya mau menjadi seperti seorang motivator, setidaknya menjadi sosok yang bisa merubah hidup orang. Kalau menjadi news anchor yang terkenal mungkin tidak kesana, ya mungkin jadi batu loncatan saja. Ya inginya jadi motivator. Penulis: Kevin Ivander Editor: Inasshabihah Foto: Ultimagz/Kevin Ivander 04 • KKN VS MAGANG • MMXIII 21