You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
wilayah A dan B maka kekuatan interaksi antara A dan B menjadi<br />
lemah. Dalam hal ini, wilayah C berperan sebagai intervening area<br />
atau wilayah perantara.<br />
Intervening opportunity dapat pula diartikan sebagai sesuatu hal<br />
atau keadaan yang dapat melemahkan jalinan interaksi antarwilayah<br />
karena adanya sumber alternatif pengganti kebutuhan. Untuk lebih<br />
jelasnya, amati Bagan 4.3.<br />
Wilayah A<br />
Surplus sumber<br />
daya X<br />
= Interaksi melemah<br />
Wilayah B<br />
Minus sumber daya X<br />
tetapi memiliki sumber<br />
daya Z sebagai sumber<br />
daya alternatif<br />
Sumber: Geografi Kota dan Desa, 1987<br />
c. Adanya Kemudahan Transfer atau Pemindahan dalam<br />
Ruang (Spatial Transfer Ability)<br />
Faktor yang juga memengaruhi kekuatan interaksi adalah<br />
kemudahan pemindahan manusia, barang, jasa, gagasan, dan<br />
informasi antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Kemudahan<br />
pergerakan antarwilayah ini sangat berkaitan dengan:<br />
1) jarak antarwilayah, baik jarak mutlak maupun relatif;<br />
2) biaya transportasi;<br />
3) kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana transportasi<br />
antarwilayah.<br />
3. Zona Interaksi Kota-Desa<br />
Menurut Bintarto, zona-zona interaksi antara wilayah perkotaan<br />
dan perdesaan membentuk pola-pola konsentrik, yaitu sebagai<br />
berikut.<br />
a. City diartikan sebagai pusat kota.<br />
b. Suburban (sub daerah perkotaan) yaitu suatu wilayah yang<br />
lokasinya berdekatan dengan pusat kota. Wilayah ini merupakan<br />
tempat tinggal para penglaju (penduduk yang melakukan<br />
mobilitas harian ke kota untuk bekerja).<br />
c. Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu<br />
wilayah yang melingkari sub-urban, atau peralihan antara kota<br />
dan desa.<br />
d. Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar) yaitu<br />
semua batas wilayah terluar suatu kota. Wilayah ini ditandai<br />
dengan sifat-sifatnya yang mirip dengan wilayah kota, kecuali<br />
dengan wilayah pusat kota.<br />
e. Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota) yaitu suatu wilayah<br />
yang terletak antara kota dan desa yang ditandai dengan pola<br />
penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan<br />
nonpertanian.<br />
f. Rural (daerah perdesaan).<br />
Bagan 4.3<br />
Melemahnya Interaksi Akibat Sumber<br />
Daya Alternatif<br />
Soal SPMB 2002<br />
Penggunaan tanah di pinggiran<br />
kota (rural-urban fringe) adalah ....<br />
a. homogen<br />
b. marginal<br />
c. cenderung berubah<br />
d. cenderung tidak berubah<br />
e. pertanian saja<br />
JAWABAN<br />
Daerah atau kawasan yang disebut<br />
rural urban fringe merupakan<br />
daerah pinggiran kota, yaitu suatu<br />
wilayah yang terletak antara kota<br />
dan desa. Pada kawasan ini,<br />
penggunaan lahan campuran<br />
antara pertanian dan nonpertanian<br />
penggunaan lahannya cenderung<br />
berubah-ubah.<br />
Jawab: c<br />
Kondisi Spasial serta Interaksi Desa dan Kota 119